seorang anak yang sedang tertawa lepas/ foto:unsplash
I’m the luckiest person in the world adalah Istilah yang tengah populer di kalangan generasi Z dan banyak penguna tiktok yang mengaplikasikan affirmasi positif terhadap dirinya lewat sindrom ini, dan apakah mereka akhirnya percaya bahwa hidupnya dipenuhi dengan keberuntungan?
------
Penulis: Nekagusti
Editor: Putra Mahen
Lucky girls syndrome merupakan bentuk dari manifestasi yang dihasilkan dari afirmasi positif yang diucapkan oleh seseorang kepada diri sendiri sendiri sehingga menarik hal-hal positif ke dalam dirinya.
Dikutip dari kumparanwoman, seorang influencer TikTok bernama Laura Galebe mengatakan, ia mendapat kesempatan besar yang selama ini seringkali ia bayangkan dan ucapkan. Saat melakukan afirmasi positif terus menerus, mereka pun mendapatkan banyak keberuntungan dalam hidupnya. Atau biasa disebut dengan lucky girls syndrome.
Ternyata cukup banyak orang-orang yang berhasil menjalani lucky girl syndrome ini, banyak juga yang mengatakan bahwa syndrom ini sama hal nya seperti kalimat affirmasi positif yang kalian ungkapkan setiap pagi dan juga sebelum tidur.
Dalam agama Islam juga sering dikatakan bahwa ucapan adalah doa, itu salah satu alasan sebaiknya kita hanya mengucapkan hal yang baik-baik saja. Karena tidak menutup kemungkinan, hal-hal yang kita inginkan akan terjadi.
Eksperiment keberuntungan
ilustrasi gambar affirmasi positif/ foto: unsplash
Albertus axel, salah seorang tiktoker mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah hal yang gaib, namun terkait dengan Neuro Linguistic Program dimana kalian dapat mengafirmasi otak kalian untuk lebih mengoprimalkan cara kerja otak.
Scientific research juga sudah dilakukan dibalik lucky girls syndrome ini, oleh salah seorang profesor Richard Wiseman, yang menulis buku The Luck Factor dan dalam buku tersebut menuliskan bahwa dirinya melakukan salah satu eksperimen yang sangat menarik.
Richard mengumpulkan sebanyak 400 orang. Dimana orang-orang tersebut ada yang merasa dirinya sangat beruntung dan ada yang merasa dirinya sangat tidak beruntung. Ke 400 peserta ini diberikan satu koran yang didalamnya terdapat banyak advertisement atau iklan.
Tugas mereka adalah menghitung jumlah iklan yang ada di koran tersebut, hal yang menarik pun terjadi, ternyata di halaman kedua terdapat tulisan dengan ukuran yang cukup besar bertuliskan” jumlah advertisement di koran ini ada 43 buah” dan ternyata orang -orang yang merasa dirinya beruntung, langsung dapat menemukan tulisan tersebut sedangkan orang-orang yang merasa dirinya tidak beruntung merasa kesusahan untuk menemukan tulisan tersebut.
Tak hanya sampai di situ, ketika membalik halaman selanjutnya terdapat tulisan yang cukup besar “ stop berhitung, katakan pada petugas kalian melihat tulisan ini dan mendapatkan hadiah 250 dolar”. Hal yang sama pun terjadi, orang-orang yang merasa dirinya beruntung langsung dapat membaca tulisan itu, dan orang-orang yang merasa dirinya tidak beruntung masih sibuk untuk mencari tulisan tersebut
Dari eksperimen ini Richard menyimpulkan bahwa, orang-orang yang merasa dirinya tidak beruntung akan merasa lebih tegang dan khawatir terhadap kehidupan yang menyebabkan mereka tidak jeli terhadap kesempatan atau oppurtunity yang dihadirkan dalam hidup mereka.
Sedangkan orang yang merasa beruntung, mereka lebih jeli dalam melihat sebuah peluang dalam hidup mereka. Sehingga lucky girls syndrome ini adalah sebuah affirmasi dimana kita mengambil alih otak kita, dan merasa bahwa kita adalah orang yang paling beruntung.
Sehingga, lakukanlah affirmasi positif setiap hari, dan kalian bisa merasakan dan juga menarik hal-hal positif dan keberuntungan disekitar.