Lokasi Tanjung Saranjana di Pulau Laut yang diyakini merupakan lokasi Kota Saranjana. Saranjana menjadi ramai diperbincangan karena foto penampakan Kota Saranjana yang viral di media sosial. (foto: ist)
Setiap daerah di Indonesia memiliki kisah mistis tersendiri. Beberapa di antaranya telah melegenda dan dipercaya secara turun temurun.
______
Penulis: Berbagai sumber
Editor: Putra Mahendra
SARANJANA (Serandjana) menjadi perbincangan lantaran kisahnya yang penuh misteri, ghaib, namun katanya modern. Seperti apa kisah kota misterius ini?
Masyarakat Indonesia percaya dengan hal gaib sejak dahulu kala, bahkan sejumlah mitos dan legenda masih ada hingga kini.
Tak terkecuali cerita tentang Kota Saranjana (Serandjana). Peradaban tak kasat mata itu menjadi kisah yang kerap diceritakan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Kota Saranjana diyakini dipenuhi gedung-gedung megah hingga transportasi maju, serta ditinggali oleh masyarakat kelas atas. Namun, kota ini tak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Kisah mistis terkait kota ini adalah kawasan yang maju, jalan yang lebar, gedung yang tinggi, serta penduduk yang cantik dan tampan.
Konon kabarnya siapa saja yang mencoba masuk ke Saranjana, tidak bisa kembali lagi atau keluar dari kota itu.
Tak diketahui secara pasti di mana letak kota ini. Namun dikutip dari kanal YouTube Nadia Omara, Kota Saranjana diklaim berlokasi di Desa Oka-oka, Kecamatan Pulau Laut Kepulauan, Kabupaten Kotabaru.
Diceritakan, seorang naturalis bernama Salomon Muller memproduksi peta Kalimantan pada 1845 lalu. Peta yang dinamakan Tanjung Saranjana itu dipercaya menggambarkan Kota Saranjana.
Pada peta tersebut, Kota Saranjana disebut terletak di Pulau Laut berbatasan dengan Pulau Kerumputan dan Pulau Kijang.
Selain tak kasat mata, pulau yang diklaim sebagai lokasi Kota Saranjana dikenal angker. Banyak orang yang menghilang secara misterius ketika berkunjung ke sana.
Selain dipenuhi gedung bertingkat dan transportasi maju, Kota Saranjana didiami oleh masyarakatnya yang tampan dan cantik.
Berdasarkan cerita yang beredar di kalangan masyarakat, pada 1980-an sebuah pengusaha menerima pesanan alat-alat berat. Kendaraan itu dipesan dari lokasi yang diyakini menjadi titik Kota Saranjana berada.
Akan tetapi kurir kebingungan ketika hendak mengantarkan alat berat tersebut. Sebab dia tidak menemukan lokasi persis pemesan dari Kota Saranjana.
Laman berita online Kumparan.com melansir bahwa sebagian masyarakat Kotabaru percaya keberadaan Saranjana. Masyur salah satunya.
Sebenarnya, banyak yang tidak mengetahui secara pasti awal mula cerita mengenai kota gaib atau kota supranatural.
“Kalau ditanya ke orang Kotabaru, pasti mereka tahu soal Saranjana. Atau paling enggak mereka pernah dengar,” ujar Masyhur.
Masyhur adalah sejarawan dari Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Dia mengatakan kalau Saranjana tidak terlepas dari aspek sejarah lisan, lantaran batas fakta atau mitosnya sangat tipis.
Masyhur melanjutkan keberadaan kota yang hilang ini bisa terlihat dari aspek historis melalui metode penelitian sejarah.
Sejarawan menggunakan metode mulai dari metode heuristik, verifikasi, interpretasi, hingga historiografi.
Jika kamu mencarinya di peta modern Indonesia, maka Pulau Laut ini nyaris tidak terlihat lantaran ukurannya yang kecil.
Sebenarnya, tidak terlalu kecil sih ukuran pulau ini karena luasnya mencapai 1.873 km persegi, bandingkan dengan luas Jakarta yaitu 661 km persegi.
Pulau ini mempunyai 6 kecamatan yang terdiri dari 74 desa dan 4 kelurahan, semuanya masuk Kabupaten Kotabaru.
Kawasan ini masuk ke dalam Kabupaten Kotabaru, sebagian wilayah berada di Pulau Kalimantan.
Pada 2005, jumlah penduduk pulau ini hanya sekitar 127 ribu jiwa, sementara jumlah penduduk kabupaten ini adalah 256 ribu jiwa.
Ibu kota kabupaten ini berada di bagian utara pulau, namun memang tidak ada nama Saranjana atau Tandjong Sarandjana.
Tandjong Saradjana adalah nama lain dari Saranjana yang dikenal sebelumnya, malah ada di peta dan kamus zaman Belanda.
Menurut dia, Saranjana sebagai kota bisa terlacak keberadaannya melalui peta pada zaman penjajahan Belanda.
Peta itu bertajuk “Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermassing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedeelte van Borneo”.
Kalau ingin menerjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia yaitu peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo.
Borneo adalah nama lain dari Kalimantan.
Sementara naturalis asal Jerman, Salomon Muller yang membuat peta ini pada 1845 silam.
Badan Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel yang menerbitkan peta ini.
Nama lain dari badan tersebut adalah Lembaga Penerbitan Peta Nusantara yang ada pada masa penjajahan Belanda.
Muller menulis sebuah kawasan yang bernama Tandjong Sarandjana dalam peta buatannya tersebut.
Tandjong Sarandjana ini berada di sebelah selatan Pulau Laut, silahkan lihat peta yang dilampirkan.
Tangkapan layar Youtube
“Tepatnya berbatasan dengan wilayah Poeloe Kroempoetan (Pulau Kerumputan) dan Poeloe Kidjang (Pulau Kijang),” ujar Masyhur.
Kemampuan Muller dalam membuat peta sebenarnya terbilang bagus, tentunya untuk melacak pulau ini secara historis.
Muller adalah anggota des Genootschaps en Natuurkundige Komissie in Nederlands Indie atau Dinas Kehutanan Hindia Belanda.
Dia telah memperoleh pelatihan membuat peta dari Museum Leiden, Belanda, museum ini sudah terkenal sejak dulu.
Ketika membuat peta tersebut, Muller sedang melakukan penelitian flora dan fauna di Hindia Belanda.
“Namun belum bisa dipastikan apakah Salomon Muller pernah berkunjung ke Tandjong (hoek) Serandjana sebelum memetakannya,” kata Masyhur.
Untuk melacak keberadaan Saranjana ternyata bisa terungkap dalam kamus bahasa Belanda.
Kamus yang dimaksud adalah Aardrijkskundig en Statistisch Woordenboek van Nederlandsch Indie: Bewerkt Naar de Jongste en Beste Berigten karya Pieter Johannes Veth.
Kamus tersebut terbit di Amsterdam P.N. van Kampen (Lembaga Penerbitan di Amsterdam) pada 1869.
Veth menulis Sarandjana kaap aan de Zuid- Oostzijde van Poeloe Laut, welk eiland aan Borneo s Zuid-Oost punt is gelegen.
Artinya dalam Bahasa Indonesia adalah “Saranjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan”.
Masyhur menyatakan sejumlah kemungkinan lokasi Saranjana, namun memang memerlukan penelitian lanjutan.
Versi pertama, letak Saranjana berada di Kotabaru, Kalimantan Selatan, ini berdasarkan penelitiannya. Versi kedua, kota ini berada di Teluk Tamiang, Pulau Laut.
Sementara versi ketiga, lebih tegas menyebutkan bahwa lokasi wilayah Saranjana ada di sebuah bukit kecil yang terletak di Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kalimantan Selatan.
"Bukit yang berbatasan langsung dengan laut ini indah dan cocok dijadikan destinasi wisata. Namun, tempat ini dianggap angker oleh penduduk sekitar," ujar Mansyur
Cara mencari tahu keberadaan Saranjana berdasarkan sumber lisan, biasanya masyarakat lokal di Indonesia punya tradisi lisan yang kuat.
Salah satu hipotesa dari Masyhur adalah Saranjana merupakan wilayah kekuasaan dari Suku Dayak yang tinggal di Pulau Laut.
Suku Dayak ini maksudnya Dayak Samihim, sub-etnis yang tinggal di Kalimantan Selatan bagian timur laut.
Berdasarkan penelitian antropolog Noerid Haloei Radam, Dayak Samihim termasuk rumpun Maanyan.
Dayak Samihim menyebar hingga ke Pulau Laut saat adanya pembentukan kerajaan Negara Dipa.
Para pakar mendapatkannya dari sumber lisan lewat nyanyian Orang Maanyan bahwa kerajaan mereka yaitu Nan Sarunai hancur oleh pasukan dari Jawa, Majapahit.
Orang Maanyan terusir dan mengungsi ke sejumlah tempat di Kalimantan, termasuk orang Dayak Samihim yang tinggal di beberapa tempat di antaranya Pulau Laut.
Sumber lainnya dari buku Sejarah Kotabaru yang terbit pada 2008, pada masa sebelum masuknya agama Islam.
Suku Dayak yang mendiami Kotabaru masih menganut kepercayaan animisme, mereka hidup berkelompok.
Masyhur memperkirakan keberadaan Saranjana kira-kira masuk wilayah dari suku Dayak Samihim, sebelum 1660.
Tahun 1660 ini berdasarkan catatan sejarawan Goh Yoon Fong yang menyatakan Pulau Laut menjadi hadiah atau tanah apanage.
Kesultanan Banjar memberikan hadiah tanah ini kepada Pangeran Purabaya sebagai penghormatan dan imbalan perdamaian.
Sebelumnya, bangsawan Banjar telah mengangkat Raden Bagus menjadi Sultan Banjar yang memerintah dari 1660 hingga 1663.
Masyhur menjelaskan lagi, secara terminologi, jika membandingkan dengan kosa kata India yaitu saranjana berarti tanah yang diberikan.
Kisah mistis mengenai Saranjana memang merupakan kisah dari mulut ke mulut, tradisi lisan yang memang kuat.
1. Adanya Peralatan Berat Tanpa Pemilik
Kisah ini menjadi yang paling sering terdengar oleh orang mengenai keberadaan kota gaib Saranjana.
Pada 1980-an, ada pesanan sejumlah alat berat dari Jakarta, hal ini membuat kaget pemerintah daerah setempat.
Seluruh peralatan berat dengan harga mahal yang sudah lunas dengan alamat pemesanan Kota Saranjana. .
Kisah ini menjadi legenda yang terus beredar secara getok tular di masyarakat hingga sekarang.
2. Saranjana Dihuni oleh Makhluk Astral
Konon kabarnya, makhluk tidak kasat mata alias makhluk astral yaitu jin Muslim yang menghuni kota tersebut.
Tetapi, ada juga yang menyatakan bahwa manusia yang telah menjadi gaib yang menghuni kota ini, entah mana yang benar.
3. Kota yang Sangat Modern
Bagi yang pernah masuk ke Saranjana menyatakan kota ini sangat maju dengan jalan yang lebar.
Selain itu, perumahan juga megah dengan pagar rumah yang tinggi, ada yang menyatakan kotanya modern.
4. Buah Berukuran Raksasa
Kisah lain yang beredar adalah buah-buahan yang tumbuh di Saranjana berukuran besar dari yang ada di alam manusia.
Jenis buah-buahan sama, namun ukurannya raksasa, hanya saja jika dibawa ke alam manusia, ukurannya menjadi normal.
5. Penduduk Saranjana Berwajah Tampan dan Cantik
Cerita lainnya adalah penduduk Saranjana memiliki fisik seperti manusia, namun lebih cantik dan lebih tampan.
Penduduk kota ini sangat ramah dan menggunakan bahasa Banjar sebagai percakapan sehari-hari.
Konon, manusia yang masuk ke Saranjana tidak ingin kembali ke alam nyata karena terlanjur takjub.
6. Suara yang Terdengar Pada Malam Hari
Kabarnya, orang sering mendengar suara dari Saranjana, entah suara lantunan musik atau kendaraan yang melintas.
Ada orang yang tinggal di Pulau Laut ini yang mendengar suara-suara tersebut pada malam hari.
7. Pesanan Mobil dari Saranjana
Selain itu, ada cerita lain mengenai pesanan mobil mewah yang dari Surabaya, namun tidak diketahui siapa pemesan atau pemiliknya.
Kisah ini serupa dengan pesanan alat berat dari Jakarta yang terjadi sebelumnya, hmm bagaimana menurut kamu?
8. Penumpang Kapal Fery
Kisah lain adalah mengenai penumpang kapal fery yang mengangkut banyak penumpang dari Tanjung Serdang Kotabaru.
Saat ingin merapat ke Pelabuhan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu yang berada di Kalimantan, mendadak malah sepi.
Orang-orang sekitar percaya kalau penumpang kapal fery tersebut berasal dari kota gaib Saranjana.
***
Kota Saranjana di Kalimantan Selatan menjadi sorotan karena kerap disebut sebagai kota gaib yang berselubuh misteri.
Banyak kejadian aneh yang sering dialami oleh warga sekitar.
Salah satunya muncul penampakan di foto gedung pencakar langit.
"Jadi saya benar-benar kaget dan bingung kenapa beda dari yang lain akhirnya saya melihat sama teman saya dan benar-benar melihat ada penampakan ternyata itu di daerah Saranjana," kata seorang warga.
Selain itu, ada pula kisah mistis tentang hilangnya tiga orang warga saat merayakan tahun baru 2017.
Ketiga orang itu baru ditemukan pada hari keempat dan mengaku melihat sebuah kerajaan yang dipenuhi emas.
"Jadi saya kayak dibawa ke daratan jalan kampung orang Saranjana. Terus saya lihat kayak ada kerajaan gitu rumah banjar emas Saranjana," beber pengakuan salah satu warga yang hilang.
Kisah mistis dari kota Saranjana juga sempat dirasakan oleh Tantri Kotak saat mengisi salah satu acara musik.
"Jadi pas aku konser itu kan biasanya berisik ya nah pas aku turun panggung masuk mobil penonton yang penuh itu mulai keluar stadion. Tapi, itu diluar bener-bener sepi," kata Tantri Kontak saat berbincang dengan Ari Lasso.
Selain itu, salah satu band terkemuka Tanah Air, Ada Band, juga pernah merasakan pengalaman mistis saat konser di Kotabaru pada 2005 lalu. Saat itu, promotor hanya menjual sekitar 8.000 tiket.
Namun total penonton membeludak hingga berjumlah 14.000. Saat konser berlangsung, para penonton hanya terdiam tanpa menunjukkan antusiasme sedikit pun.
Selain itu, band tersebut juga dikagetkan ketika menjelang konser selesai. Para penonton itu lenyap seketika, padahal hanya ada satu akses keluar masuk area konser.
Kota Saranjana juga disinggung oleh penyanyi Ari Lasso. Pengalaman Ari Lasso itu terjadi pada 2005 dan diceritakan kepada Raditya Dika.
Ari Lasso bercerita pernah tampil di satu daerah dengan penonton yang aneh-aneh. Kala itu, dia melihat penonton usianya campur aduk. Jumlahnya sekitar 12-15 ribu penonton. Penonton kadang asyik sendiri, tetapi menurutnya itu biasa saja.
Belakangan, yang yang membuat Ari heran adalah ketika selesai manggung. Saat menyelesaikan lagu terakhir, dia langsung masuk ke mobil yang berada di dekat panggung.
Ketika itu dia masih melihat ribuan orang menggelar pesta kembang api seusai acara konser. Namun, lima menit kemudian, suasana sudah sepi, nyaris tanpa satu pun penonton.
Baca juga: