Culture


Minggu, 22 Januari 2023 09:09 WIB

Story

Rayakan Imlek, Sudah Tahu Sejarah Angpao?

pemberian angpao saat hari raya Imlek/ foto:unsplash

Tradisi memberi Angpao sendiri telah dilakukan di Tiongkok sejak masa Dinasti Qing. Tradisi ini berawal dari sebuah legenda tentang sosok Iblis bernama Sui yang mencari anak-anak yang tertidur pada malam tahun baru.
-------
Penulis: Nekagusti
Editor: Septiadi

Perayaan hari Imlek tak hanya identik dengan kemeriahan dan juga suka cita masyarakat Tionghoa menyambut tahun baru, perayaan ini juga identik dengan pemberian Angpao. Tapi kalian sudah tau belum, sejarah angpao?

Menurut KBBI, Angpao berasal dari kata ang yang berarti merah dan pao yang artinya amplop. Jadi, angpao dapat didefinisikan dengan amplop merah. Amplop berwarna merah itu disebut dengan hongbao, atau menurut dialek Hokkian disebut angpao.  

Angpao berisi sejumlah uang yang umumnya diberikan kepada anggota keluarga yang masih lajang atau anak-anak.

Warna merah pada angpao merupakan simbol keberuntungan, sementara ilustrasi pada amplop biasanya melambangkan berkah dan harapan baik agar penerimanya berumur panjang serta dilimpahkan kemakmuran dan kesehatan.

Dilansir dari kumparan yang mengutip Majalah Adiluhung Edisi 22, menurut kepercayaan Tionghoa, tradisi bagi-bagi angpao dianggap bisa memperlancar rezeki di kemudian hari. Tradisi juga erat kaitannya dengan kemakmuran dan kesejahteraan.

Angpao tidak boleh diisi dengan uang yang mengandung angka 4 karena dipercaya bisa membawa sial. Selain itu, jumlah uang yang diberikan juga tidak boleh ganjil karena berhubungan dengan pemakaman.


Aturan pemberian angpao

Dikutip dari laman Narasi, Meskipun terlihat sederhana, namun ada beberapa aturan khusus dalam memberi angpao. Berikut beberapa aturan pemberian angpao:

1.Isi angpao tidak boleh mengandung angka 4 karena angka 4 identik dengan kematian.
2.Angpao lebih baik mengandung angka 8 karena merupakan simbol keberuntungan dan kemakmuran.
3.Angpao tidak boleh diberikan oleh orang yang belum menikah dan tidak bisa dititipkan.
4.Anak-anak yang menerima angpao harus dengan dua tangan sambil berlutut.
5.Penerima angpao tidak boleh membuka angpao di depan orang yang memberi.

Angpao untuk mengusir roh jahat

Dan, menurut laman Says, tradisi bagi-bagi angpao sudah dilakukan sejak Dinasti Qing. Pada masa itu, orang tua akan merangkai koin dengan benang merah untuk diberikan kepada generasi muda sebagai ya sui qian.

Ya sui qian sendiri merupakan uang untuk mengusir roh jahat. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa ya sui qian dapat melindungi penerimanya dari penyakit dan kematian.

Kepercayaan tersebut berakar pada cerita rakyat yang melibatkan iblis jahat bernama Sui. Menurut mitos, Sui muncul setiap malam Tahun Baru Imlek untuk menyentuh kepala anak-anak saat sedang tidur dan menyebabkan mereka jatuh sakit atau bahkan meninggal.

Zaman dulu, orang tua akan terjaga sepanjang malam demi melindungi anak-anak mereka dari sentuhan Sui. Setiap hari, mereka selalu memanjatkan doa kepada para dewa agar anaknya berumur panjang dan diselamatkan dari gangguan roh jahat.

Mendengar doa para orang tua, dewa mengirim delapan peri untuk membantu mereka. Peri-peri tersebut kemudian menjelma menjadi delapan koin yang dibungkus dengan kertas merah.

Kertas merah tersebut diletakkan di bawah bantal untuk menangkal roh jahat. Benar saja, ketika Sui datang, cahaya keemasan yang terpancar dari kertas merah membuat Sui kabur ketakutan.

Kisah itu kemudian menyebar ke seluruh penjuru desa. Sejak saat itu, semua orang tua membungkus koin dengan kertas merah untuk melindungi anak-anak mereka dari roh jahat.

Namun seiring berjalannya waktu, angpao bukan lagi menjadi pelindung dari roh jahat, melainkan menjadi simbol harapan baik dan berkah bagi anak-anak. Dan juga sebagai wujud agar mereka mendapatkan kebahagian dan kemakmuran di tahun berikutnya.

Diolah dari berbagai sumber


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur