Culture


Minggu, 08 Januari 2023 16:37 WIB

Film

The Glory: Pembalasan Dendam yang Sempurna

Song Hye Kyo yang menjadi pemeran utaman dalam drama the glory/ foto: net 

Mereka membully Moon Dong Eun (seorang siswi) tanpa ampun hingga tubuhnya penuh dengan bekas luka. Salah satu adegan yang paling mengerikan adalah saat kelompok pembully tersebut membakar lengan Moon Dong Eun dengan setrika rambut yang panas. Dan adegan tersebut berdasarkan kisah nyata.

----

Penulis: Nekagusti

Editor: Septiadi

 

Masih menjadi perbincangan hangat dikalangan netizen meski season satunya telah berakhir dengan delapan episode. Tak sabar dinantikan, season kedua akan ditayangkan pada bulan Maret 2023 mendatang. The Glory.

Drama ini menjadi sangat ramai dikarenakan tema yang diangkat adalah tentang kasus bulliying anak sekolah.  Di ceritakan seorang siswi bernama Moon Dong Eun dirundung oleh sekelompok siswa bernama Park Yeon Jin, Jeon Je Joon, Lee Sa Ra, Choi Hye Jung dan Son Myung Ho di sekolahnya.

Mereka membully Moon Dong Eun tanpa ampun hingga tubuhnya penuh dengan bekas luka. Adegan tersebut sukses membuat penonton terpukau dengan akting para pemerannya yang totalitas. 

Namun, ada fakta baru yang lebih mengejutkan, yakni adegan bullying dalam drama tersebut terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi di Korea Selatan tahun 2006.

Dikutip dari wikitree.co.kr, hal tersebut dialami oleh seorang siswa perempuan bernama J  di sebuah sekolah menengah perempuan di kota Cheongju. Ia mendapatkan perundungan dari sekelompok teman sekolahnya yang dipimpin oleh siswi bernama K.

Suatu hari, K membakar lengan J dengan setrika rambut, mencakar dada J dengan jepit rambut sampai mengambil uangnya karena datang terlambat saat K memanggilnya. 

Netizen pun dibuat kaget dengan berita tersebut, bahwa adegan itu diambil berdasarkan kisah nyata seorang siswi. 

Perundungan yang eksplisit

Dari sisi cerita, memang naskah The Glory cukup sederhana. Itu hanya menceritakan tentang Moon Dong-eun yang punya rencana untuk balas dendam kepada Park Yeon-jin dan teman-teman gengnya. Namun, efek slow burn yang diberikan oleh drama ini membuat cerita sederhana tadi menjadi kompleks dan kian seru. 

Dong eun yang mengalami perundungan di sekolah/ foto: net

Korban dipermalukan, dipukul, dan ditendang di depan teman-teman sekelasnya. Tak hanya itu, tangan dan kaki Moon Dong-eun ditempeli dengan alat catok rambut yang masih sangat panas. Akibatnya, Moon Dong-eun menderita luka bakar yang sangat parah dan menimbulkan bekas luka besar di sekujur tubuh.

Hal yang lebih mengesalkan dari perundungan ini adalah tidak adanya perlindungan bagi Moon Dong-eun dan juga korban-korban perundungan lainnya. Memang benar, korban dari geng Park Yeon-jin tidak hanya Moon Dong-eun tapi ada siswa lainnya juga.

Ketika memutuskan untuk berhenti sekolah, Moon Dong-eun menuliskan beberapa alasan dan nama-nama orang yang pernah merundungnya. Dia juga menuliskan nama wali kelasnya yang memang ikut andil dalam kasus kekerasan di sekolah ini.

Wali kelas membela Park Yeon-jin dan teman-teman gengnya hanya karena mereka anak dari orang kaya. Bahkan, wali kelas tersebut tak segan menampar dan memukul Moon Dong-eun karena memasukkan namanya ke dalam laporan itu.

Dijadikannya cita-cita

Setelah keluar dari SMA, Moon Dong-eun bertekad untuk membalas dendam atas semua perbuatan buruk Park Yeon-jin yang sudah menghancurkan hidupnya. Moon Dong-eun merasa tidak punya lagi apa pun yang tersisa. Dia ingin Park Yeon-jin merasakan apa yang pernah dirasakannya.

Sebagai penonton drama ini, kamu mungkin akan setuju dengan aksi balas dendam yang akan dilakukan oleh Moon Dong-eun. Kita digiring untuk memberikan dukungan penuh buat korban.

“Kamu tahu apa keuntungan tak punya agama? Kita tahu akan ke mana saat kita mati. Neraka.”

Dialog ini pun sudah menandakan bahwa tidak ada yang dia ditakuti lagi di dunia ini, saat merencanakan aksi balas dendam. Kita, seperti biasa, mengamini dengan sukarela.

Naskah yang sempurna, eksekusi paripurna 

Sebagai penggemar karya penulis Kim Eun-sook, The Glory tidak boleh dilewatkan. Semua drama yang ia keluarkan sejauh ini, memiliki cerita yang beragam. Bahkan seluruh drama Kim Eun-sook hampir tidak ada yang gagal di pasaran. Laris manis dan diminati dari penggemar di seluruh dunia.

Satu hal yang unik dari Kim Eun-sook adalah dia selalu membuat tokoh utama perempuan di dramanya sangat berdaya. Dia menjadikan perempuan sebagai sosok yang kuat, mandiri dan bisa berdiri dengan kemampuannya sendiri.

Akting all out semua pemain

Ini adalah kali kedua Song Hye-kyo bermain dalam karya penulis Kim Eun-sook. Sebelumnya ia bermain di drama sebelumnya Desendant of The Sun sebagai tokoh utama perempuan, Kang Mo-yeon. 

Hye Kyo yang berdiskusi dengan kru drama/ foto: net 

Beberapa kali menonton drama-drama dari Song Hye-kyo, mungkin ini adalah pengalaman pertamanya berperan sebagai sosok yang menyimpan niat balas dendam. Selama ini yang saya tahu, Song Hye-kyo selalu memainkan karakter perempuan protagonis yang dilindungi oleh tokoh utama laki-laki.

Namun, di sini kita akan melihat perubahan itu. Ia tak butuh orang lain untuk melindungi dirinya. Ia kuat dan anggun dalam satu waktu.

Tidak hanya Song Hye-kyo, karakter Park Yeon-jin (Lim Ji-yeon) juga khas. Ini mengingat Lim Ji-yeon tidak pernah menjadi tokoh jahat dan hanya berperan sebagai perempuan rapuh. 

Mungkin sebagian orang yang menonton drama The Glory akan berpikir, tipe-tipe drama seperti ini tidak boleh ada bumbu-bumbu romansa di dalamnya. Sebab, itu terlalu dark dan sadis, sehingga dikhawatirkan akan mengubah alur cerita dalam drama. Sehingga trigger warning pun diberikan bagi penonton ketika menyaksikan drama yang terinspirasi dari kisah nyata ini.

Sumber: klik di sini

 

 


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur