Prabowo berfoto bersama para ulama usai pertemuan tertutup di Surabaya, Senin (26/12/2022).(Dok Humas DPD Partai Gerindra Jatim)
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra mengunjungi pondok pesantren di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Senin (26/12/2022).
______
Penulis: Adhyasta Dirgantara
Editor: Putra Mahen
DIA bersilaturahmi dengan kiai-kiai sepuh di sana.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan, dalam pertemuan itu, para kiai berpesan agar Partai Gerindra dan PKB untuk tetap solid menguatkan kerja sama politik.
Para kiai bahkan berharap apa yang Gerindra dan PKB cita-citakan terwujud pada tahun 2024.
"Para kiai-kiai berharap agar koalisi yang dibangun antar Gerindra dan PKB dapat terus dilanjutkan dalam pencalonan ke depan. Harapan kiai-kiai tersebut agar apa yang dicita-citakan bersama pada Pilpres 2024 bisa terwujud," ujar Muzani dalam keterangannya, Senin (26/12/2022).
Ketulusan Prabowo
Ketua DPD Gerindra Provinsi Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman mengatakan, apa yang dilakukan oleh Prabowo adalah ketulusan yang tanpa basa-basi, di mana ia sejak dulu memang rutin mengunjungi ulama, para kiai, tokoh agama, tokoh masyarakat, untuk sekadar berbincang dan meminta masukan.
"Kita tahu persis ketulusan yang disampaikan beliau. Tanpa basa-basi. Setiap ada kesempatan beliau datang ke kiai dan tokoh agama, kadang datang tanpa pengawalan. Itu bentuk ketulusan saya rasa," kata Erzaldi, melalui pesan singkat WhatsApp, Selasa (27/22/2022).
Prabowo meminta semua kader Gerindra untuk tidak pernah melupakan ulama, dan itu benar-benar diperhatikan oleh Erzaldi. Karena menurut pria yang selama memimpin Bangka Belitung di masa pandemi COVID-19 berhasil membawa pertumbuhan ekonomi Babel tertinggi se-Sumatera itu, berkata, alim ulama adalah insan yang mampu menyeimbangkan kondisi apapun yang sedang dialami bangsa.
Usai menunaikan salat Jumat, Erzaldi menyapa menjalin silaturahmi bersama jemaah, pengurus masjid, dan tokoh agama. Foto: babelinsight.id
Alim ulama, pemuka agama, mereka penebar kedamaian, kesejukan, keindahan tutur bahasa, pedoman kesantunan, dan Pak Prabowo meminta kita untuk menghormati mereka,"
Erzaldi Rosman
Bertemu sejumlah pimpinan ponpes
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo bertemu sejumlah pimpinan ponpes, seperti KH Nurul Huda Jazuli dan Gus Abdurrahman Kautsar dari Ponpes Ploso Kediri.
Lalu, KH Anwar Mansur dari Ponpes Lirboyo, KH Ubaidilah Faqih Ponpes Langitan Tuban, KH Fuad Nurhasan Ponpes Sidogiri Pasuruan, KH Ali Masyhuri Sidoarjo.
Selanjutnya, KH Marzuki Mustamar Malang, KH Abdul Matin Tuban, KH Ahmad Faiz Abdul Haq dari Ponpes Nurul Jadid Probolinggo.
Selain itu, Gus Fahim Ruyani ponpes Ploso Kediri, KH Cholil Nawawi Jalil ponpes Sidogiri Pasuruan, Gus Adibus Soleh Anwar ponpes Lirboyo Kediri, Lora Karrol Schal ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan, Gus Aliki Banyuwangi, dan Gus Alawi Ubaidilah Faqih ponpes Langitan Tuban.
Prabowo Subianto (kanan) bersama KH Marzuki Mustamar, salah satu kiai yang hadir dalam pertemuan tertutup. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Menurut Muzani, Prabowo banyak mendengar masukan dari para kiai sepuh yang merupakan pimpinan dari berbagai pondok pesantren tersebut.
Prabowo juga berdiskusi tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Dia menilai, peran kiai dan Nahdlatul Ulama (NU) begitu penting dalam menjaga keutuhan negara.
"Dalam pertemuan yang berlangsung santai dan khidmat ini, Menhan banyak mengemukakan tentang pentingnya menjaga keutuhan negara. Dan selama ini para kiai dan NU selalu menjadi faktor penting bagi keutuhan negara. Di saat-saat yang genting kiai-kiai dan NU selalu tampil menyelatkan negara," tutur dia.
"Seperti tahun 1945 dalam peristiwa 10 November di mana fatwa jihad telah jadi bukti dan contoh bagi perjuangan bangsa kita. Demikian juga semasa berbagai macam pemberontakan terjadi, NU telah mengambil peranan penting guna menyelamatkan negara, termasuk di tahun 1965 saat peristiwa G30S PKI dan tahun 1998 pada masa peralihan kekuasaan Orde Baru ke reformasi," kata Muzani.
Maka dari itu, kata Muzani, NU menjadi faktor pengaman yang cukup dominan bagi negara.
Dia menyebut, NU juga mengajarkan Islam yang toleran dan sangat menghargai perbedaan.
"Kepada Pak Prabowo para kiai sepuh juga berharap agar pondok pesantren jangan di-anak tiri-kan. Memang nyatanya banyak santri di ponpes-ponpes yang memiliki kemampuan dan pemikiran luar biasa. Mestinya itu bisa digunakan bagi kepentingan negara lainnya, tidak hanya di ponpes. Karena itu ada perlu afirmasi persamaan. Kiai-kia sepuh juga berharap agar NU sebagai kekuatan besar tidak hanya digunakan sebagai kendaraan politik semata," kata dia.
Sumber: Kompas
Baca juga: