Culture


Minggu, 25 Desember 2022 21:48 WIB

Story

Kisah Keluarga Muslim Pemegang Kunci Gereja Makam Yesus Selama Berabad-abad, Apa Alasannya?

Kisah keluarga Muslim pemegang kunci Gereja Makam Yesus. (The Joudeh al-Husseini al-Ghodayya Family)

Membayangkan bahwa kunci sebuah situs tersuci umat Kristen dipegang oleh keluarga Muslim mungkin terdengar janggal.
______

Penulis: Ade S
Editor: Putra Mahen


NAMUN, tradisi yang sudah berlangsung selama berabad-abad ini justru dianggap sebagai inti dari kota Yerusalem sendiri.

Kota tua yang teramat istimewa di hati umat Islam, Kristen, dan juga Yahudi.

"The Holy Sepulchre" atau Gereja Makam Yesus sendiri dipercaya sebagai tempat Yesus disalib, dimakamkan, serta mengalami kebangkitan.

Ada enam golongan Kristen yang berbagi tempat ini selama berabad-abad, yaitu Ortodoks Yunani, Ortodoks Armenia, Katholik, Ortodoks Siria, Ortodoks Koptik Aleksandria-Mesir, dan Ortodoks Ethiopia Tewahedo.

Sebagian besar kepemilikan, lebih dari 70 persen, ada di tangan Katholik Roma, Yunani, dan Armenia.

Namun, siapa sangka, dari keenam golongan tersebut, tidak seorang pun yang diberi wewenang untuk memegang kunci dari situs tersebut.

Pihak yang dianggap paling berwenang untuk menjaga kunci tersebut justru adalah dua keluarga Muslim.

Mereka adalah keluarga Nusseibeh dan keluarga Joudeh.

Lalu, mengapa bisa keluarga Muslim tersebut diberi kepercayaan untuk memegang situs yang justru dianggap paling suci oleh umat Kristen?

Ternyata pemilihan dua keluarga Muslim sebagai pemegang kunci Gereja Makam Yesus disebabkan keenam golongan Kristen tersebut di atas tidak berhasil menemui kata sepakat terkait pengelolaan dan penjagaan situs tersebut.

Bayangkan, masalah siapa yang berhak untuk membersihkan situs tersebut pun bisa memicu pertengkaran hebat.

Apalagi jika sampai salah satu dari keenam golongan tersebut diberi hak untuk memegang kunci, perseteruan pun diperkirakan akan semakin besar.

Dengan memilih keluarga Muslim untuk menjaga dan merawat situs tersebut, maka mereka meyakini perseteruan tersebut tidak akan terjadi.

Wajeeh Nusseibeh, yang kini menjadi penerus keluarganya, mengaku bahwa tradisi ini sudah berlangsung lebih dari 1.300 tahun.

Hanya ada "celah" sekitar 88 tahun dari rentang waktu tersebut saat kunci situs tak mereka pegang, yaitu saat Tentara Salib Kristen memerintah Yerusalem pada abad ke-12.

Wajeeh Nusseibeh akan tiba di gereja sebelum fajar, mengambil kunci dari keluarga Joudeh, untuk kemudian menaikin tanggak kayu kecil untuk membuka kunci atas.

Kemudian di malam hari, dia akan kembali datang ke Gereja Makam Yesus untuk menguncinya.

“Ini adalah warisan keluarga,” kata Adeeb Joudeh yang kini menjadi penerus dari keluarganya.

“Itu semua yang kami miliki sebagai keluarga, dan ini merupakan kehormatan tidak hanya untuk keluarga kami. Ini adalah kehormatan bagi semua Muslim di dunia,” ujarnya seperti dilansir dari CNN, Minggu (25/12/2022).

Adeeb Joudeh juga menunjukkan bahwa ada dua kunci dari Gereja Makam Yesus, yang lama telah rusak karena digunakan selama berabad-abad, sementara satu lagi "baru" digunakan selama 500 tahun.

“Apa yang kita wariskan ke generasi selanjutnya bukan hanya kuncinya, tapi juga cara menghormati agama lain,” tutur Adeeb Joudeh.

Ya, kedua keluarga ini beserta tanggung jawab mulia yang mereka pegang, menjadi wujud sempurna dari kerukunan yang bisa terwujud, di Kota yang penuh ketegangan tersebut.

Sumber: Intisari

Baca juga:


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur