Sport


Senin, 19 Desember 2022 16:39 WIB

International Sport

Makna Jubah Hitam yang Disematkan kepada Messi

Lionel Messi (foto: news.com.au)

Megabintang Argentina, Lionel Messi, terlihat mengenakan jubah hitam tembus pandang saat mengangkat trofi Piala Dunia 2022.
______

Penulis: Ahmad Fikri Adzhani
Editor: Putra Mahen


JUBAH tersebut sempat memunculkan perdebatan dan kontroversi karena dirasa menutupi jersey kebanggaan Argentina.

Namun, sebenarnya jubah itu sangat istimewa untuk warga Qatar. Tak sembarang orang bisa menggunakan jubah bernama Bisht tersebut.

Bisht dipakai Messi setelah diberikan oleh Emir Qatar. Dia memakainya di depan Presiden FIFA, Gianni Infantino, sebelum berselebrasi dengan rekan-rekan timnas Argentina.

Dilansir Independent, Bisht diberikan sebagai bentuk penghormatan kepada Messi. Hal itu disampaikan oleh Dr Mustafa Baig, seorang dosen Studi Islam di University of Exeter. Dia mengatakan kalau Bisht adalah jubah formal yang dikenakan oleh keluarga kerajaan, pejabat, calon pengantin pria, dan wisudawan.

Hanya orang terpilih yang benar-benar bisa memakai Bisht,"

Dr Mustafa Baig

Dengan diberikannya Bisht, Messi berarti begitu dihormati di Qatar. Ini juga menjadi bentuk sambutan dalam budaya Arab terhadap Messi. Memang, sejak awal, di Qatar banyak yang berharap Messi jadi juara dunia. Sebab, jumlah fans Messi di Qatar begitu besar.

"Mereka pada dasarnya menghormatinya dengan meletakkan di atas bahunya. Itu seperti tanda kehormatan, semacam penyambutan, dan penerimaan budaya," tutur Mustafa.

Mustafa juga menyatakan Bisht juga merupakan pakaian nasional Qatar. Tetapi, pakaian tersebut hanya bisa dikenakan pada acara-acara penting, termasuk final Piala Dunia 2022, yang merupakan acara puncak.

"Ini adalah acara puncak. Mungkin tidak ada kesempatan lain yang lebih besar, jadi mereka menjadikannya sebagai tanda kehormatan. Itu terlihat seperti pelukan untuk Messi dari budaya lokal. Itu cukup keren untuk dilakukan Qatar. Suatu pemikiran yang cerdas," kata dia.

Lionel Messi, Titisan Maradona Kini Sah Jadi GOAT

Lionel Messi mengangkat Piala Dunia Qatar 2022 (foto: Getty Images/Quality Sport Images)

Lionel Messi berhasil melengkapi kariernya dengan mengantarkan Argentina jadi juara Piala Dunia 2022. Tentunya, torehan ini membuat Messi sah menjadi salah satu Greatest of All Time, sekaligus menegaskan diri sebagai titisan Diego Maradona.

Piala Dunia 2022 menjadi puncak sekaligus akhir karier Messi bersama Argentina. Dengan trofi tersebut, Messi pada akhirnya bisa dengan lengkap merasakan gelar juara bersama Argentina, Copa America 2021, Finalissima, serta Piala Dunia 2022.

Gelar Messi kian sempurna, ketika Golden Ball diberikan kepadanya. Performa Messi sepanjang Piala Dunia 2022 memang begitu menjanjikan. Dia menjadi inspirator Argentina di setiap laga.

Memang, tak akan ada habisnya jika membicarakan soal Messi. Tapi, IDN Times tak lelah buat menyajikan informasi terkait profil Messi berikut ini.

Sebagai GOAT, Messi sudah tentu bergelimang prestasi. Di level klub, Messi sudah meraih segalanya, bersama Barcelona serta Paris Saint-Germain.

Bersama Barcelona, Messi sudah meraih 10 gelar LaLiga, tujuh Copa del Rey, empat mahkota Liga Champions, ujuh Piala Super Spanyol, tiga Piala Super UEFA, tiga trofi Piala Dunia Klub. Kemudian, ketika membela PSG, Messi mengoleksi satu gelar Ligue 1.

Catatan Messi secara individu juga luar biasa. Sebab, dia menjadi pemain pertama yang meraih tujuh gelar Ballon d'Or.

Kini, semakin lengkap karena Messi sukses mengawinkan gelar Copa America 2021, Finalissima, dengan Piala Dunia 2022.

Perjalanan karier Messi sebenarnya tak mulus. Dia sempat divonis mengidap kelainan hormon. Ada kekhawatiran, Messi tak akan bisa bermain di level profesional.

Namun, Jorge, ayah Messi, dengan gigihnya mengawal impian sang anak. Dia menempuh berbagai cara agar Messi bisa sembuh dan menjadi pesepak bola profesional.

Karena bakatnya yang luar biasa, Messi menarik banyak perhatian sejumlah klub besar. Pada September 2000 silam, Messi trial bersama Barcelona dan menarik perhatian dari para pemandu bakat.

Direktur Tim Utama Barcelona kala itu, Charly Rexach, meminta agar jajaran direksi langsung mengontrak Messi. Namun, kala itu usia Messi masih terlalu muda.

Sempat terjadi tarik ulur, keluarga Messi pun mendapat ultimatum segera memberikan jawaban pada 14 Desember 2000. Hingga akhirnya, sebuah sejarah lahir. Rexach yang tak membawa kertas, meminta Messi dan ayahnya menandatangani kontrak di atas sebuah serbet makan.

Dari sinilah kisah manis itu dimulai. Februari 2001, Messi dan keluarganya pindah ke Spanyol. Cara ini ditempuh agar Messi bisa jadi pemain profesional dan menimba ilmu di akademi La Masia. Hingga akhirnya, dia berkembang dan menjadi pemain terbaik dunia seperti sekarang.

Messi tumbuh dalam bayang-bayang pendahulunya, Diego Armando Maradona. Memang, gaya main Messi dengan Maradona cukup mirip.

Apalagi, pria 35 tahun itu sempat menciptakan sejumlah momen yang membuatnya kian dibandingkan dengan Maradona. Namun, karena kesulitan buat meraih gelar bersama Argentina, kapasitas Messi dipertanyakan sebagai suksesor Maradona.

Hingga, pada 2021 silam, Messi membuka peluang buat sejajar dengan Maradona. Dia mengantarkan Argentina juara Copa America.

Setelahnya, 1 Juni 2022, Messi kembali membuktikan diri dengan mengantarkan Argentina juara Finalissima usai mengalahkan Italia, 3-0.

Puncaknya, pada Piala Dunia 2022, Messi mengantarkan Argentina juara. Semakin komplet ketika Messi sukses meraih Golden Ball Piala Dunia 2022.

Sumber: IDN Times

Baca juga:

 


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur