Teknologi digitalisasi harus mampu dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk memaksimalkan potensi pariwisata dan maritim di Bangka Belitung hingga dikenal dunia. Foto: babelinsight.id
Sebagai daerah kepulauan, pariwisata dan maritim belum optimal karena kurangnya sarana informasi yang mumpuni untuk dunia luar atas keindahan dan kekayaan Negeri Serumpun Sebalai.
_______
Penulis: Fadjroel
Editor: Putra Mahen
Teknologi akan terus berkembang dengan eranya sendiri. Saat ini, dunia telah dihadapkan era terbaru yakni society 5.0 atau sebuah konsep saat manusia dapat menyelesaikan berbagai tantangan, dan permasalahan dengan memanfaatkan berbagai inovasi berbasis teknologi.
Sayangnya, belum semua masyarakat akrab dengan era ini. Penyebabnya ialah belum siapnya sumber daya manusia (SDM) karena belum meratanya akan pengetahuan, dan pemanfaatan era digitalisasi. Akibatnya, Indonesia lebih dikenal hanya sebagai pengguna internet terbesar ketiga setelah India dan China.
Penggunaan internet di Indonesia yang begitu tinggi, disebutkan Erzaldi Rosman dalam kuliah umumnya di hadapan ratusan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Syekh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung (IAIN SAS Babel), tidak diimbangi dengan kemampuan dalam pemanfaatan terhadap teknologi yang ada.
Erzaldi Rosman memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa IAIN SAS Babel, Rabu (7/12/2022). Foto: babelinsight.id
"Indonesia ini pemakaian internetnya satu orang 8 jam sehari, sementara rata-rata dunia adalah 6 jam, ini menunjukkan sejauh mana pengaruh internet. Tapi, berbicara pasar, di Indonesia ini negatifnya adalah hanya pengguna, menciptakan tidak," katanya di Gedung Serbaguna (GSG) IAIN SAS Babel, Rabu (7/12/2022).
Menurut Gubernur Babel periode 2017-2022 itu, hal ini sangat disayangkan. Padahal, katanya, Bangka Belitung memiliki segudang potensi yang dapat dimanfaatkan, seperti halnya pariwisata, dan maritim. Namun, sebagai daerah kepulauan, dua potensi tersebut belumlah optimal karena kurangnya sarana informasi yang mumpuni untuk dunia luar atas keindahan dan kekayaan Negeri Serumpun Sebalai.
Sektor dengan peluang terbesar adalah pariwisata dan maritim. Kita bisa promosikan melalui aplikasi kepada dunia. Tetapi, kita tidak pernah belajar digital, sehingga hanya menerima produk, atau aplikasi dari luar terus. Akhirnya kita tidak berkembang,"
- Erzaldi Rosman -
Erzaldi mengajak mahasiswa IAIN SAS Babel untuk mengubah mindset pengguna internet yang hanya puas sebagai pangsa, menjadi pencipta pasar di era digitalisasi. Foto: babelinsight.id
Erzaldi menegaskan, sebagai kampus dengan latar belakang agama Islam, tidak lantas menjadi pembatas bagi para mahasiswanya untuk berkembang, dan memanfaatkan teknologi. Keilmuan di luar mata kuliah dasar juga wajib untuk didalami, sehingga ke depan diharapkan Erzaldi, lulusan-lulusan IAIN betul-betul sebagai sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
"Memang, berbicara digitalisasi, tidak terlepas dari pariwisata, agama dan lainnya, semua saling terkait. Makanya kita sebagai mahasiswa yang mempelajari ilmu agama, mulai saat ini mulai membuka pikiran kita dengan sebaik-baiknya. Mulailah dari kalian mahasiswa untuk melek terhadap teknologi digitalisasi," katanya.