Erzaldi Rosman menjadi pembicara pada kuliah umum yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna IAIN SAS Babel, Rabu (7/12/2022). Foto: babelinsight.id
Negeri Serumpun Sebalai menjadi salah satu daerah yang memenuhi kualifikasi potensi yang dimaksudkan Menhan Prabowo, selain potensi pariwisata yang saat ini juga dalam pengembangan.
_______
Penulis: Fadjroel
Editor: Putra Mahen
Besarnya negara Indonesia dianugerahi pula dengan kelimpahan sumber daya yang luar biasa. Potensi-potensi ini terkandung di setiap jengkal tanah dan lautnya. Sayangnya, kekayaan alam tersebut belumlah dikelola secara optimal hingga saat ini.
Disebutkan Erzaldi Rosman kepada mahasiswa saat menjadi pembicara pada kuliah umum di Gedung Serbaguna (GSG) Institut Agama Islam Negeri Syekh Abdurrahman Siddik (IAIN SAS) Bangka Belitung (Babel), maritim dan pertanian adalah dua sektor terbesar.
Hal ini pula dikatakan Erzaldi diperkuat oleh pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto di forum G20 Global Food Security. Ia membahas soal strategi lumbung pangan atau food estate yang ia inisiasi. Menurutnya, strategi tersebut dapat berkontribusi besar dalam menjaga ketahanan pangan dunia.
Gubernur Babel periode 2017-2022 itu membahas teknologi digitalisasi sebagai sarana pemanfaatan potensi maritim dan pertanian di Negeri Serumpun Sebalai. Foto: babelinsight.id
"Saya mengutip apa yang disampaikan Pak Prabowo. Beliau berbicara mengenai food security. Beliau menjanjikan kekayaan maritim Indonesia sangat besar, sangat luas, dan itu bisa menyuplai kebutuhan untuk dunia. Saat itu betapa beliau mendapat aplause dari audience dunia," katanya, Rabu (7/12/2022).
Lalu bagaimana dengan Bangka Belitung? Disebutkan Gubernur Babel periode 2017-2022 itu, Negeri Serumpun Sebalai menjadi salah satu daerah yang memenuhi kualifikasi potensi yang dimaksudkan Menhan Prabowo, selain potensi pariwisata yang saat ini juga dalam pengembangan. Namun, lagi-lagi potensi maritim dan pertanian belum dimaksimalkan.
Hal inilah, kata Erzaldi menjadi peluang yang harus ditangkap oleh setiap kalangan, tak terkecuali para mahasiswa. Ia pun menantang mahasiswa IAIN SAS Babel untuk bisa memanfaatkan peluang yang sudah dibuka oleh Prabowo, dan diumumkan kepada dunia. Salah satu caranya ialah dengan memaksimalkan teknologi, baik untuk produksi, pemasaran, maupun pengiriman.
Potensi laut kita sangat luas, sangat besar yang belum bisa kita manfaatkan secara optimal. Peluang atau opportunity yang seperti inilai yang harus dibaca oleh kawan-kawan sebagai mahasiswa IAIN yang melek teknologi, khususnya di bidang ekonomi syariah,"
- Erzaldi Rosman -
Erzaldi menyadari jika teknologi memang belum optimal dimanfaatkan. Sebab, berdasarkan data yang ada, Indonesia masih menjadi negara sebagai pengguna internet terbesar ketiga dunia, bukan sebagai negara pencipta. Untuk itu, kesiapan menghadapi teknologi yang telah masuk era 5.0 ini, menurut Erzaldi menjadi kunci utama yang harus diterima mahasiswa IAIN, selain keilmuan dasar yang telah dipelajari di kampus.
Erzaldi menantang mahasiswa IAIN SAS Babel untuk mengoptimalkan era 5.0 dengan memaksimalkan keilmuan lain di luar ilmu agama yang sudah diterima di kampus. Foto: babelinsight.id
"Ilmu agama teruskan, kuatkan, tetapi jangan lupa ilmu agama ini harus didukung lagi dengan ilmu-ilmu lainnya, termasuk dalam rangka kita menggunakan digitalisasi ke depan. Nah, ini tantangan. Bagaimana kita mengubah pola pikir masyarakat dalam ruang digitalisasi ini, termasuk harus dimulai dari para mahasiswa," katanya.
Jika digitalisasi dapat dikelola, dan dimanfaatkan dengan maksimal, bukan tidak mungkin ke depannya Babel akan benar-benar bisa lepas dari sektor pertambangan yang hingga saat ini masih menjadi primadona hampir di setiap kalangan.
"Peluangnya banyak, kita pasti bisa melakukan itu ketika kita siap dengan apa yang kita miliki. Sekali lagi, utamanya adalah supporting digitalisasi. Tetapi peluang ini tidak bisa kita raih ketika tidak bisa mengelola, dan menguasai digitalisasi," katanya.