Aksi protes Para pemain Jerman menutup mulut saat berfoto di penyisihan Grup E Piala Dunia 2022 melawan Jepang di Stadion Internasional Khalifa, Doha./Foto: Internet
Secara mengejutkan Tim Nasional (Timnas) Jerman tersingkir dari ajang pertandingan Piala Dunia 2022 Qatar. Langkah Jerman di Qatar yang hanya sampai di babak penyisihan grup itu mengulangi pencapaian mereka pada Piala Dunia 2018 di Rusia lalu.
________
Penulis: Tedja Wahana
Editor: Putra Mahen
Meskipun pada laga terakhirnya di Grup E Piala Dunia 2022, Timnas Jerman mampu menekuk Timnas Kosta Rika dengan skor 4-2 di Al Bayt Stadium, Al Khor, Jumat (2/12/22), hasil tersebut tidak bisa menghantarkan Timnas Jerman ke babak selanjutnya.
Jerman hanya mampu mengakhiri Grup E Piala Dunia 2022 di peringkat ketiga dengan empat poin, kalah selisih gol dengan Timnas Spanyol yang berada di peringkat kedua.
Timnas Jerman Tidak Fokus
Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) melarang penggunaan Ban One Love sepanjang perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar./Foto: internet
Tersingkirnya Timnas Jerman disinyalir karena ketidakfokusannya di perhelatan empat tahunan itu. Jerman lebih disibukkan dengan protes kepada FIFA yang melarang penggunaan ban one love yang merupakan aksesoris lengan sebagai kampanye one love anti diskriminasi terhadap penganut LGBTQ+.
Bahkan sebagai bentuk aksi protes atas larangan penggunaan ban one love tersebut, mereka menutup mulut menggunakan tangan yang merasa dibungkam FIFA jelang pertandingan pembuka lawan Jepang.
Ban one love ini sendiri adalah ikon promosi untuk menyampaikan pesan perdamaian terhadap komunitas LGBT sejak tahun 2010 lalu. Bentuk ban one love ini ditandai simbol hati, angka 1, dan pelangi.
Hormati Qatar sebagai Tuan Rumah
Duta Piala Dunia FIFA Qatar Khalid Salman meminta agar negara peserta dan pendukung menghormati Qatar sebagai tuan rumah./Foto: internet
Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) memang melarang penggunaan ban one love sepanjang perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar. FIFA bahkan mengeluarkan kebijakan pemberian sanksi kepada tim yang melanggar larangan itu.
Duta Piala Dunia Qatar, Khalid Salman meminta agar negara perserta maupun tamu dan para pendukung sepak bola agar menghargai budayanya, yang mana Qatar memang melarang aktivitas homoseksualitas atau pasangan sesama jenis.
Tuan rumah Qatar menetapkan bahwa homoseksual maupun hubungan sesama jenis lainnya merupakan hal ilegal. Dan juga beberapa negara peserta Piala Dunia juga sepakat akan hal itu. Itulah mengapa di negaranya melarang penggunaan ban one love yang ada kaitannya dengan LGBT atau pasangan sesama jenis.
Memang sudah seharusnya para peserta Piala Dunia untuk fokus pada pertandingan sepak bola saja. Piala Dunia bukanlah ajang persoalan ideologi maupun politik. Sebab sepakbola adalah cabang olahraga yang digemari oleh masyarakat Dunia.
Seperti Jerman yang seharusnya fokus mempersiapkan pertandingan di kasta tertinggi persepakbolaan dunia itu. Kalau sudah begini, rugi sendiri kan?