IDN


Sabtu, 03 Desember 2022 01:05 WIB

IDN Times

Misteri Batalnya Utusan Khusus AS untuk LGBT ke Indonesia

Ilustrasi parade LGBT (foto: net)

Pemerintah Amerika Serikat (AS) akhirnya membatalkan kunjungan Utusan Khusus AS untuk Hak Asasi Manusia LGBT, Jessica Stern, ke Indonesia.
___

Penulis: Sonya Michaella
Editor: Putra Mahen


Pembatalan tersebut disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Kim, kemarin (Jumat, 3/12/2022)

“Setelah berdiskusi dengan rekan-rekan kami di Pemerintah Indonesia, kami telah memutuskan untuk membatalkan kunjungan Utusan Khusus Stern ke Indonesia,” ungkap Sung Kim dalam pernyataan tertulis Kedubes AS di Jakarta yang diterima pada Jumat (2/12/2022).

Dalam keterangan itu, dia juga menekankan bahwa demokrasi, keragaman, dan toleransi menjadi bagian dari alasan kuatnya hubungan AS dengan Indonesia.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI pada Jumat siang mengatakan belum mendapat konfirmasi terkait rencana kunjungan Stern. Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah.

Sementara Departemen Luar Negeri AS sebelumnya mengumumkan rencana perjalanan Stern ke Vietnam, Filipina, dan Indonesia melalui situs resminya.

Selama kunjungan tersebut, Stern disebut akan bertemu dengan pejabat pemerintah dan perwakilan masyarakat sipil untuk mendiskusikan hak asasi manusia, termasuk memajukan hak kaum LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).

Rencana kunjungan tersebut menimbulkan kontroversi di Indonesia. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak tegas rencana itu.

Komentar Kementerian Luar Negeri RI

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah (foto: net)

Kementerian Luar Negeri RI mengomentari soal rencana kunjungan Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Urusan LGBT, Jessica Stern ke Indonesia.

Dalam situs Kementerian Luar Negeri AS, disebutkan bahwa Stern akan berkunjung ke beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Filipina serta Indonesia pada 7-9 Desember 2022 mendatang (walau akhirnya ke Indonesia dibatalkan).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan, rencana kunjungan tersebut harus dipastikan terlebih dahulu.

“Kita perlu mengonfirmasi dahulu apakah betul kunjungan itu akan dilakukan. Jadi sekarang saya tidak bisa berkomentar lebih jauh,” kata Faizasyah, dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (2/12/2022).

MUI sendiri telah menyatakan menolak tegas dengan beredarnya kabar kunjungan Stern tersebut.

“Sebagai bangsa yang beragama dan beradab kita disuruh untuk menghormati tamu. Tapi kita juga tidak bisa menerima tamu yang tujuannya datang ke sini adalah untuk merusak dan mengacak-acak nilai-nilai luhur dari agama dan budaya bangsa kita,” kata Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas dalam keterangan tertulisnya.

Karena kita tahu dari enam agama yang diakui di negeri ini tidak ada satupun yang mentolerir praktek LGBTQ+ tersebut,”

- Anwar Abbas -

MUI juga menyebut bahwa perilaku LGBT sangat berbahaya karena anti manusia dan kemanusiaan.

“Ia akan membuat umat manusia pnuah di muka bumi dan kita tentu saja tidak mau hal demikian terjadi,” ucap dia lagi.

Profil Jessica Stern 

Utusan Khusus AS untuk Hak Asasi Manusia LGBT, Jessica Stern (foto: net)

Nama dosen asal Amerika Serikat, Jessica Stern jadi perbincangan warga net Indonesia. Pasalnya Jessica Stern berencana mengunjungi Indonesia untuk membahas hak LGBTQI+.

Jessica Stern rencananya berkunjung ke Indonesia awal Desember 2022, namun dipastikan batal oleh Pemerintah Amerika Serikat. Dia menjadi utusan khusus Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk hak LGBTQ+ di negara-negara Asia termasuk Indonesia. 

Wanita tersebut bernama lengkap Jessica Eve Stern. Lahir pada 11 Februari 1958. Dia adalah seorang sarjana dan akademisi Amerika tentang terorisme.  

Jessica Stern saat ini menjabat sebagai profesor riset di Pardee School of Global Studies di Boston University. Sebelumnya dia pernah menjadi dosen di Harvard University.  Dia bertugas di Satuan Tugas Institusi Hoover untuk Keamanan Nasional dan Hukum.

Pada tahun 2001, dia ditampilkan dalam serial majalah Time tentang Innovator. Pada tahun 2009, dia dianugerahi Guggenheim Fellowship untuk karyanya tentang trauma dan kekerasan. Bukunya ISIS: The State of Terror (2015), ditulis bersama J.M.  Berger.

Stern bertugas sebagai staf Dewan Keamanan Nasional Presiden Bill Clinton dari tahun 1994 hingga 1995 sebagai direktur Urusan Rusia, Ukraina, dan Eurasia.  

Dari tahun 1998 hingga 1999, dia adalah Rekan Superterorisme di Dewan Hubungan Luar Negeri. Dari tahun 1995 hingga 1996, dia menjadi rekan nasional di Universitas Stanford Hoover Institution, di mana dia menjadi anggota Satuan Tugas untuk Keamanan dan Hukum Nasional.  

Stern adalah analis postdoctoral untuk Laboratorium Nasional Lawrence Livermore dari tahun 1992 hingga 1994. Di mana dia menganalisis perkembangan politik di Rusia yang dapat menempatkan bahan nuklir atau bahan fisil dalam risiko untuk digunakan oleh teroris.  

Stern adalah anggota Komisi Trilateral dan Dewan Hubungan Luar Negeri. Dia dinobatkan sebagai Council on Foreign Relations International Affairs Fellow, National Fellow di Hoover Institution, Fellow World Economic Forum, dan Harvard MacArthur Fellow.

Pada tahun 2009, dia adalah seorang rekan di Yayasan Guggenheim. Koloni Yaddo untuk Seni, Koloni MacDowell dan juga Sarjana Erikson di Institut Erik Erikson.

Stern adalah seorang profesor riset di Frederick S. Pardee School of Global Studies dan Boston University. Stern juga merupakan dosen kontra-terorisme dan hukum di Harvard Law School. Dan Harvard Kennedy School dari 1999 hingga 2016.

Dia telah bertugas di dewan penasehat American Bar Association Committee on Law Enforcement and National Security dan dewan editorial Current History and Bulletin of the Atomic Scientist.

Stern saat ini adalah rekan di Pusat Kesehatan dan Hak Asasi Manusia FXB di Harvard School of Public Health, dan dia adalah kandidat akademis tingkat lanjut di Institut Psikoanalisis Massachusetts.

Sumber: IDN Times


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur