Bagaimana 'Feierabend' Menyeimbangkan Kehidupan Pekerjaan Dan Pribadi Warga Jerman
Garis antara kehidupan dan pekerjaan memang tidak terlihat jelas. Ada sebuah kata dalam bahasa Jerman menunjukkan betapa pentingnya untuk memberi waktu jeda terhadap pekerjaan agar mendapatkan kembali waktu luang. Kehidupan kerja yang berjalan lebih baik, dengan kisah terbaik, pemahaman penting, dan berarti dapat diambil sebagai sebuah cerita dari tahun 2020.
Banyak dari kita yang merasa lega karena telah meninggalkan perjalanan kantor selama Covid-19, tetapi apa yang dilihat beberapa orang sebagai kesibukan, sebagian lain memandang sebagai ritual. Untuk Nils Backhaus, yang tinggal di Bochum, Dortmund di Jerman. Rutinitas pulang bekerja merupakan bagian penting dari hari-harinya yang tidak dapat ditinggalkan. Di penghujung hari setelah bekerja, sekitar tahun 1700, seorang penasihat penelitian dan kebijakan yang berusia 34 tahun pada Institut Federal Jerman yang bekerja pada divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, mulai mengenakan sepatunya, dan naik ke sepeda balapnya untuk menjelajahi pemandangan yang tenang di sepanjang Sungai Ruhr.
Perjalanan harian ini disebutnya "perjalanan tiruan" yang meniru perjalanan yang biasa dia lakukan saat kembali dari kantor, sebelum dia beralih bekerja dari rumah. Ini adalah cara Backhaus untuk menciptakan kembali awal yang lebih fundamental untuk 'Feierabend', sebuah kata dalam bahasa Jerman yang menjelaskan waktu setelah pekerjaan selesai, dan periode waktu luang dan istirahat dimulai.
Pengertian Feierabend
“'Feierabend' memiliki dua arti," ujar Christoph Stengel, warga Berlin berusia yang 41 tahun yang bekerja sebagai pengembang perangkat lunak di situs web perbandingan harga “Idealo”. Arti yang pertama, saat Anda berhenti bekerja sepanjang hari. Kedua Feierabend adalah pembagian hari antara bekerja dan tidur.
Mungkin tampak mengejutkan bahwa orang Jerman, yang sering dianggap sebagai pekerja keras dan sangat efisien, dalam menghargai waktu luang mereka dengan sangat ketat. Tetapi konsep Feierabend juga terkait dengan mentalitas yang sangat kapitalis, bahwa perusahaan mendapatkan produktivitas dan juga etos kerja yang lebih tinggi jika pekerja diizinkan untuk istirahat setelah waktu bekerja.
“Anda harus langsung istirahat setelah bekerja. Anda tidak bisa melakukan pekerjaan dua kali lebih banyak setiap harinya,” kata Backhaus. “Stres dan pemulihan berjalan beriringan sama seperti ritme tubuh."
Bagi pekerja yang berjuang untuk beradaptasi dengan pekerjaan jarak jauh, contohnya seperti pekerja lepas. Satu masalah terbesar dengan sistem kerja seperti ini adalah tidak adanya waktu akhir kerja yang jelas pada hari kerja. Bahkan Anda bekerja dengan jam tidak biasanya karena tuntutan atau preferensi pribadi. Kerja jarak jauh memudahkan untuk habiskan lebih banyak waktu dari yang seharusnya. Banyak orang Jerman akan berpendapat bahwa pemberian jeda (Dissconect to Connect) diperlukan dan di sanalah Feierabend dapat membantu.
“Beberapa terjemahan memberikan sedikit kombinasi,” kata Backhaus. “Arti harfiahnya bukan untuk berpesta. Ketika kata ini dijuluki untuk berpesta, kata ini seperti awal waktu senggang dan istirahat di malam hari. Di sisi lain waktu tersebut melekat pada waktu ketika kita memiliki banyak kehidupan religius di malam hari."
Sejarah Feieraband
Dr Caroline Rothauge, asisten profesor modern dan sejarah kontemporer di Universitas Katolik Eichstätt-Ingolstadt mengatakan “Pekerja pabrik dan pedagang berjuang untuk mendapatkan jam kerja yang lebih pendek seperti, waktu istirahat seperti 'Feierabend' atau akhir pekan.” Dia menambahkan bahwa ide ini ada sekitar tahun 1900-an yakni 'waktu luang' harus digunakan untuk meregenerasi tubuh dan pikiran. “Sehingga kerja dan waktu luang dipahami sebagai dua sisi mata uang yang sama. Menggunakan waktu luang secara memadai membuat seseorang siap bekerja kembali dan, bahkan meningkatkan kinerja seseorang."
Para pendukung filosofi “efisiensi kerja” ini merekomendasikan tindakan seperti berjalan-jalan ke luar ruangan dan menghindari minum-minuman atau ke diskotik. "Mereka memberikan ide dan pemikiran, mereformasi, dan menyempurnakan cara bekerja karyawan dengan mencari rekreasi dan menghibur diri sendiri," kata Rothauge. “Dengan mereka mendapatkan 'istirahat nyata' dan menggunakan waktu luang mereka dengan hal-hal yang menghibur.”
Meskipun konsep Feierabend telah berkembang, masih terdapat warisan dari sisi religiusnya. Hari libur dan Minggu dikenal sebagai Feiertage, atau "hari istirahat", dan dilindungi oleh hukum di Jerman sebagai hari beristirahat dari pekerjaan dan untuk peningkatan spiritual.
“Saya sangat yakin Feierabend terhubung dengan inti dalam diri setiap orang seperti, keluarga, teman, atau hobi” kata Gene Gerrienne, manajer berusia 31 tahun di start-up pelayanan pelacakan, Early Metrics, lahir di Köln, tinggal di Jerman sampai berusia 22 tahun dan sekarang berada di Greenwich, Inggris. “Orang Jerman suka memisahkan antara waktu kerja dan waktu untuk diri sendiri. Karena itu, saya yakin mereka berusaha keras untuk seefisien mungkin di tempat kerja, yang memungkinkan mereka untuk sepenuhnya beristirahat setelah mematikan komputer.”
Pendekatan Feierabend
Feierabend bukan hanya sebuah kosa kata dari Jerman untuk 'keseimbangan antara kerja dan hidup'. Meskipun terkait, 'work-life balance' adalah istilah yang sering kali memiliki makna yang samar-samar yang coba diperbaiki. Sebaliknya, pendekatan ini tampaknya mengakui bahwa akan selalu ada ketegangan antara pekerjaan dan waktu pribadi. Alih-alih mencoba untuk menyelaraskan keduanya, pemutusan/jeda yang datang dengan Feierabend menetapkan batas-batas di antara mereka. Ini juga biasanya menciptakan jalan berbeda antara dua hal tersebut, seperti memakai seragam kantor dan berganti pakaian setelah bekerja atau, seperti Backhaus, menggantinya perjalanan dengan tur sepeda.
Yang terpenting, konsep Feierabend mengakui bahwa berada di tempat kerja, dan dalam 'mode kerja', menuntut seseorang untuk merasaan kelegaan di waktu tertentu.
Dalam survei yang dilakukan Backhaus pada 2015, 2017, dan 2019, peneliti bertanya kepada peserta seberapa puas mereka tentang pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Backhaus mengatakan bahwa tanggapannya menunjukkan bahwa, ”Batasan antara bekerja dan kehidupan pribadi mulai tidak sesuai, atau waktu kerja mengambil waktu pribadi seperti melakukan lembur, jam kerja yang panjang, atau bekerja pada waktu yang tidak biasa, maka kepuasan mereka terhadap keseimbangan kehidupan dan pekerjaanpun menurun".
“Sebagai orang Jerman, Anda bisa membayangkan bahwa saya menyukai rutinitas saya,” kata Gerrienne. Tetapi ketika Lockdown terjadi, beralih dan mulai bekerja dari rumah, yang mempengaruhi jadwal kerjanya. Dia berkata, “Batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi saya menjadi semakin tidak jelas. Saya ingat suatu hari, saya bertanya-tanya mengapa tidak ada yang menanggapi pesan yang saya kirimkan. Ternyata itu hari Sabtu. Saat itulah saya menyadari bahwa saya harus melakukan sesuatu secara berbeda. "
Untuk membantu mengatasi masa transisi, Gerrienne mengatakan ia memulai "kebiasaan yang sangat kaku" yang dimulai di pagi hari dengan meditasi, olahraga, peregangan, dan penjadwalan. Dia juga berpuasa untuk melatih dirinya agar merasakan lapar pada waktu yang ditentukan. "Saat itulah saya akan berhenti bekerja kecuali jika sesuatu yang sangat mendesak muncul," katanya. "Saya menutup laptop dan belajar, memasak, atau membaca buku. Disiplin adalah kunci dari Feieraband.
Pemisahan yang jelas antara kerja dan kehidupan, dan menemukan cara untuk betransisi dari keduanya, hal ini tidak hanya bermanfaat bagi pekerja tetapi juga bermanfaat bagi pemberi kerja. “Bahkan perusahaan melihat bahwa ada masalah jika orang-orang selalu aktif dan bekerja 24 jam sehari, selama seminggu,” kata Backhaus. “Sehingga mereka harus mengambil lebih banyak cuti, termasuk beralasan karena sakit. Ada banyak masalah yang bisa terjadi jika perusahaan terlalu mengikat kebebasan seseorang,” tambahnya.
Penerapan Feierabend
Tentu saja, menerapkan Feierabend beberapa hari lebih ideal bahkan hal ini membuat orang Jerman bekerja lebih lama dari yang seharusnya. Sebuah survei waktu kerja menunjukkan bahwa karyawan full time di Jerman bekerja rata-rata lima jam perminggu lebih banyak dari pada jam kontrak mereka. Tetapi dengan jam kerja yang lebih lama, sangat memungkinkan mereka untuk berhenti tepat waktu dan hal tersebut bisa memulihkan.
Backhaus mengatakan bahwa, bahkan sesuatu yang sederhana seperti mengganti pakaian setelah jam kerja dirumah (misalnya, beralih dari mengenakan celana panjang dengan ikat pinggang selama bekerja ke celana jogging yang nyaman setelah bekerja) dapat membantu pikiran Anda beralih dari "aktif" dan menonaktifikan “work mode“ di waktu malam. Penting untuk mengetahui bahwa, "Pikiran Anda sejalan dengan apa yang dilakukan saat ini,” katanya. "Rutinitas ini hilang saat pandemi Covid-19 melanda antara pekerjaan dan rutinitas pribadi, tetapi seiring berjalan waktu membantu tubuh untuk beradaptasi."
Pola pikir adalah kuncinya, begitu pula kebiasaan baru. Menerapkan rutinitas dan menetapkan batasan untuk membantu memberi jeda pekerjaan dapat dimulai dengan diri sendiri, tetapi juga berkoordinasi dengan rekan kerja. Jika Anda seorang manajer, memimpin dengan memberi contoh dapat membantu tim merasa bahwa mereka juga dapat memberi jeda pada pekerjaan. Misalnya, pengasuhan anak karena belajar dari rumah, kewajiban, zona waktu, atau kepentingan pribadi lainya membuat Anda bekerja di luar jam kerja umumnya. Jadwalkan pesan terkait pekerjaan dikirim selama jam kerja biasa sehingga pekerja yang libur tidak mendapatkan pemberitahuan atau merasa perlu untuk menanggapi karena seseorang sudah bertanggung jawab akan itu (Shifting).
Pada akhirnya, mengambil pelajaran dari Feierabend dapat membantu pekerja jarak jauh yang merasa kewalahan untuk mendapatkan kembali kehidupan pribadi mereka, dan juga, kehidupan kerja mereka. “Dalam hal keseimbangan kehidupan kerja, setiap individu harus mencari tahu mana yang terbaik bagi mereka, dan saya yakin tidak ada jawaban yang benar atau salah,” kata Gerrienne. "Saya pikir manfaat terbesar dari Feierabend adalah mengendalikan hidup Anda dan membuat keputusan secara nyata, daripada membiarkan hidup mengendalikan Anda."
By Krystin Arneson
Gusti Neka
Subscribe Kategori Ini