Ketua Pembina Forum Masyarakat Petani (Formap) Babel Erzaldi Rosman, menanam bibit kopi. Foto: babelinsight.id
Inovasi-inovasi baru terus dikembangkannya sebagai antisipasi jika komoditi lada atau komoditi unggulan lainnya seperti karet, dan sawit mengalami gejolak naik-turunnya harga. Sehingga akan berdampak pada penghidupan petani.
------
Penulis: Fadjroel
Editor: Nekagusti
Semasa menjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) periode 2017-2022, Erzaldi Rosman sudah banyak berbuat untuk sektor pertanian. Buktinya, salah satu sektor unggulan seperti lada berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Babel, sudah ribuan bibit lada yang diserahkan kepada petani se-Babel.
Hal ini terus dilakukannya secara konsisten hingga sekarang ia sudah purna tugas per 12 Mei 2022 sebagai orang nomor satu di Negeri Serumpun Sebalai. Seperti halnya yang dilakukan Erzaldi di Desa Fajar Indah, Kecamatan Pulau Besar, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) beberapa hari lalu.
Ia membagikan belasan ribu bibit kopi kepada masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Saat menyerahkan bantuan itu, Erzaldi mengungkapkan fakta dan alasan tak lunturnya semangat untuk berbuat kepada petani. Ia menganggap profesi ini merupakan salah satu tulang punggung Indonesia. Dia menghormatinya.
Petani Desa Fajar Indah tampak antusias dengan budidaya kopi yang akan dikembangkan di desa tersebut, yang juga mendapat pendampingan dari Formap Babel. Foto: babelinsight.id
"Saya ingin hidup saya ini banyak bermanfaat untuk petani, karena petani ini adalah pejuang dan pahlawan. Dia yang bisa memajukan bangsa ini," kata Erzaldi.
Bahkan, di saat sebagian besar petani sudah kadung bergantung pada komoditi lada, karet, dan sawit sebagai sumber keuangan, sebagai seorang gubernur yang dituntut untuk mengeluarkan gagasan meringankan beban yang dihadapi rakyatnya, Erzaldi jauh-jauh hari sudah memikirkan apa yang akan menjadi langkah solutif jika suatu saat dibutuhkan.
Biji kopi balfresso menjadi salah satu produk unggulan yang dihasilkan dari pembudidayaan di Bangka Belitung. Foto: babelinsight.id
Kopi menjadi solusi
Untuk itu, sejak tahun kedua kepemimpinannya pada 2018 lalu, ia sudah memantau perkembangan potensi bisnis untuk komoditi ini (kopi,red). Di saat tanaman kopi belum dilirik, Erzaldi sudah menyebarkan gagasannya kepada para petani di belahan kawasan di Babel. Hasilnya? Sudah dipetik.
"Dulu kopi ini hampir tidak diperhatikan para petani. Tapi saya berpikir, ketika harga lada turun, sawit sedang, petani lada kesulitan, petani sawit biasa-biasa saja, lantas apa solusinya? Maka dari itu, sejak tahun kedua saya jadi gubernur, saya mengeluarkan kebijakan budidaya kopi," katanya.
"Sekarang giliran Kecamatan Pulau Besar untuk diberikan kesempatan, sekaligus ini menjadi lokasi kedua di Bangka Selatan setelah Tukak Sadai. Sebelumnya sudah berhasil di Kecamatan Belinyu, Bakam, Riau Silip sudah metik (panen)," katanya.
"Bapak/ibu harus kenal dengan kopi ini. Setiap usaha semua itu mudah, tetap harus ada perjuangan. Hidup itu adalah perjuangan. Kita sebagai petani harus berinovasi. Kopi ini nanti harus ada sesuatu yang menjadi spesial,"
-Erzaldi Rosman-
Hanya saja, tanaman yang disebutkan Erzaldi bisa digandengkan dengan komoditi pendamping seperti alpukat atau durian ini memerlukan proses, dan konsistensi dalam melakukan pemeliharaannya. Ia berpesan kepada petani untuk dapat menjaga tanamannya, dan menciptakan kopi Bangka Belitung dengan cita rasa kopi terbaik, pungkasnya.