Daru Tri Sadono bersama Istri Ny. Henny Daru saat menyampaikan sambutannya/foto;babelinsight
Daru Tri Sadono yang telah mengakhiri masa purnanya pada 23 November 2022, selalu merasa luar biasa, senang dan bangga bertugas dimanapun dan bersyukur diujung karir struktural ini dapat menyelesaikannya di Kepulauan Bangka Belitung. Walau demikian, putra kelahiran Solo, 23 November 1962 ini masih akan menjalankan 2 tahun masa pengabdiannya sebagai seorang jaksa yang akan dilaksanakan di Kejaksaan Agung.
-------
Penulis:Friz
Editor: Nekagusti
PANGKALPINANG - Merdu suara Master Of Ceremony (MC) menyapa namanya 1 tahun 4 bulan yang lalu, sontak disanggahnya karena alasan dirinya bukanlah tamu istimewa melainkan tuan rumah di Bangka Belitung.
Daru Tri Sadono, SH., M.Hum mengenang tahun lalu ketika dirinya pertama kali disambut di Bangka Belitung sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
"Saya ingat betul, satu tahun empat bulan yang lalu juga saya berdiri disini. Ketika saya masuk kesini, MC langsung menyambut saya dengan sapaan selamat datang tamu istimewa, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung dan menyebutkan nama saya," kenangnya saat menyampaikan sambutan dalam Acara Pengantar Purna Tugas Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Daru Tri Sadono dan Lepas Sambut Komandan Lanal Bangka Belitung dari Kolonel Laut (P) Dadan Hamdani Kepada Kolonel Laut (P) Deni Indra.
Pada waktu itu, sama seperti hari ini (Sabtu, 26/11/2022) di Ruang Mahligai Rumah Dinas Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), ketika itu dirinya mengatakan kepada Gubernur Babel periode 2017-2022 Erzaldi Rosman, bahwa dirinya tidak suka diterima sebagai tamu istimewa.
"Saya menyatakan diri sebagai tuan rumah pada saat itu," ujarnya disambut tepuk tangan tamu undangan dan mengakui bahwa memang diringa dibentuk sebagai orang gila, yang dimaksudnya adalah mungkin karena cara bersikap dan berfikirnya tidak biasa.
"saya tidak tau, satu tahun empat bulan itu waktu yang singkat atau panjang. Sebenarnya saya mengukur panjang atau pendeknya tidak mengukur rentang waktu tetapi kualitas,"
Daru Tri Sadono
Ketika itu, lanjutnya menceritakan, dirinya berniat pada tahun 1987 ketika menyatakan diri sebagai seorang Putra Adhyaksa maka disanalah jiwaku, pengabdianku dan akan dibuktikan.
"Saya berusaha mengoreksi diri, mungkin ada beberapa kekurangan saya hingga hari ini. Ketika saya merasakan akan mengakhiri tugas sebagai Kajati, sebagai 'tuan rumah' di Bangka Belitung, saya buktikan tentang kearifan lokal bersama masjid yang dibangun dengan arsitektur berbentuk Stanjak dan motif cual," ceritanya tentang Masjid Mizan Adhyaksa yang dibangun semasa dirinya menjabat sebagai Kajati Babel.
Masjid ini dibangun dan untuk menyadari bersama masyarakat Babel bahwa cual milik Bangka Belitung adalah sangat indah dan layak untuk dijual kepada masyarakat di Indonesia.
"Bahkan pagar di kejaksaan tinggi juga ada motif cualnya," ujarnya.
Ketika berdiri pertama kali di Babel, dan kembali berdiri ditempat yang sama malam ini untuk pelepasan purna tugasnya, dirinya mengajak masyarakat Bangka Belitung untuk memanfaatkan karya-karya milik Bangka Belitung.
"tolong dong, cual itu kita muliakan menjadi sesuatu yang istimewa," baginya, batik tidak hanya sekedar ada di Solo, Jogja atau pekalongan saja tetapi juga ada di Bangka Belitung.
Menyinggung tentang tugas dan pokoknya sejak awal menjadi Putra Adhyaksa hingga berakhir di Babel telah berusaha memimpin Korp Adhyaksa di Bangka Belitung untuk melaksanakan tugas penegakkan hukum baik dari sisi preventifnya maupun represifnya.
"Apapun yang kami kerjakan adalah dalam rangka menjamin kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan," jelasnya karena memang tiga perspektif ini dalam pelaksanaannya bagaimana dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Ketika pernyataan bahwa seseorang salah, kemudian dengan serta merta dirinya dibenci, baginya ini menjadi sebuah resiko yang harus dijalankan.
"Barangkali rasa benci karena merasa dianiaya itu dapat datang dengan cara apapun. Tetapi saya sendiri ketika menjalankan tugas-tugas penegakkan hukum lalu harus dalam posisi yang permisi tentu itu cukup sulit untuk saya layani," jelasnya.
Terima Kasih Bangka Belitung
Foto bersama dalam Acara Pengantar Purna Tugas Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Daru Tri Sadono dan Lepas Sambut Komandan Lanal Bangka Belitung dari Kolonel Laut (P) Dadan Hamdani Kepada Kolonel Laut (P) Deni Indra/ foto; babelinsight
Daru Tri Sadono memperkenalkan Wakajati Babel Herli Siregar, SH., M.Hum yang akan menjalan Pelaksana Tugas (Plt) Kajati Babel setelah dirinya purna tugas.
Dirinya juga menyampaikan satu persatu ucapan terima kasih kepada Forkopimda Babel.
"Terima kasih Pak Pj, bapak luar biasa. Terkhusus kepada Danlanal Dadan Hamdani yang pada kesempatan ini juga pisah sambut dengan Danlanal Babel yang baru, Deni Indra," ungkapnya.
"Pak Dadan ini salah satu anggota resimen SKK yang jarang hadir, belum sempat kami ambil tindak , beliau sudah kabur. Ga boleh gitu," lanjutnya bergurau.
Dirinya yang dikenal tidak mau membeda-bedakan status dalam lingkungan kerja maupun sosialnya ini tak lupa berterima kasih juga kepada rekan-rekan yang mengatur acara malam ini sehingga berjalan dengan baik dan dikemas hingga susana nyaman.
"Terima kasih kawan-kawan. makanannya enak sekali, terima kasih sajiannya," sapanya.
Daru Tri Sadono, merupakan sosok laki-laki yang menyayangi kelurarga, anak-anak dan sang Istri Henny Daru Tri Sadono, pada kesempatan ini juga memperkenalkan satu persatu putra dan putri nya yang turut hadir.
"Andreas, si sulung ini datang kesini khusus mendampingi saya," dan menjelaskan bahwa putra keduanya yang tidak dapat hadir.
"Hadir juga kanty, putri ke tiga kami yang hadir bersama suaminya indra. Mereka baru saja menikah pada September 2023 lalu, sementara si bungau tidak bisa hadir, dia belum dapat izin," jelasnya memperkenalkan keempat buah hatinya.
Daru Tri Sadono berduet sebuah lagu bersama Sang Istri Ny. Henny Daru/ foto; babelinsight
Yang dirasakan dirinya selama bertugas di Bangka Belitung, seperti sudah berbuat tetapi belum berbuat banyak. Berandai-andai jika diberi waktu 2 hingga 4 tahun lagi, dirinya optimis akan lebih banyak yang bisa dikerjakan.
"Bersama Adhyaksa, Jiwa kepengabdianku, yang sebentar itu akan segera berakhir, yang sebentar itu harus bermanfaat, lakukan saja yang baik," tutupnya diakhir sambutannya.
Bersama Sang Istri Ny. Henny Daru, Daru Tri Sadono yang pandai bernyanyi ini, berduet sebuah lagu sebagai salam perpisahan untuk semua pihak di Bangka Belitung.