Erzaldi Rosman memberikan pembinaan kepada para petani di Desa Fajar Indah, Bangka Selatan. Foto: babelinsight.id
Sebab, pasar yang tersedia tidak hanya pada pasar lokal, dan nasional saja. Tetapi, kopi juga dapat dijual melalui pasar ekspor. Sebab, kopi dibutuhkan dunia.
____
Penulis: Fadjroel
Editor: Putra Mahen
Setelah kemarin bertemu dengan para petani sawit di Desa Munggu, Kecamatan Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah, Sabtu (26/11/2022) hari ini, Erzaldi Rosman kembali menjumpai petani di Desa Fajar Indah, Kecamatan Pulau Besar, Kabupaten Bangka Selatan (Basel).
Selaku Ketua Pembina Forum Masyarakat Petani (Formap) Bangka Belitung (Babel), Erzaldi memberikan wawasan dan pembinaannya kepada para petani. Ia menginginkan para petani dapat berinovasi, tidak hanya terfokus pada satu komoditi, tetapi juga mampu mengembangkan komoditi lain.
"Setiap usaha semua itu mudah, tetap harus ada perjuangan. Hidup itu adalah perjuangan. Kita sebagai petani harus berinovasi," katanya di hadapan petani.
Selaku Ketua Pembina Formap Babel, Erzaldi Rosman menyerahkan bibit kopi kepada petani Desa Fajar Indah. Foto: babelinsight.id
Salah satu komoditi baru yang direkomendasikan Erzaldi yakni budidaya kopi. Komoditi ini memiliki potensi, dan nilai ekonomi yang menjanjikan. Sebab, pasar yang tersedia tidak hanya pada pasar lokal, dan nasional saja. Tetapi, kopi juga dapat dijual melalui pasar ekspor. Sebab, kopi dibutuhkan dunia.
"Kopi tidak hanya dibutuhkan oleh orang Indonesia saja, tetapi seluruh dunia. Tidak ada negara yang tidak ngopi. Mau di Eropa, mau di Timur Tengah, Eropa Timur, Asia, Amerika, semua ngopi,"
- Erzaldi Rosman -
Untuk itu, diungkapkannya, saat menjabat Gubernur Babel periode 2017-2022, dirinya menelurkan gagasan di tahun keduanya yaitu mengembangkan potensi kopi tersebut. Dari situ, sudah beberapa daerah yang menunjukkan hasil yang juga dibina oleh Formap Babel, diantaranya Kecamatan Belinyu, Desa Bakam, dan Riau Silip.
"Dulu kopi ini hampir tidak diperhatikan para petani. Kalau kelompok ini bisa memfokuskan diri ke komoditi kopi ini secara khusus, kopi ini nanti harus ada sesuatu yang menjadi spesial," kata peraih Best Governor for Inclusive Economic Growth tahun 2021 itu.
Beberapa kopi produk yang dihasilkan oleh petani, yang diolah oleh Formap Babel. Foto: babelinsight.id
Saat ini, yang dibutuhkan dari para petani yang menerima bantuan bibit kopi sebanyak 12.000 batang itu ialah konsistensi, serta kemauan untuk terus belajar dalam menghasilkan kopi terbaik. Sehingga, kopi Babel dapat diperhitungkan karena cita rasa yang khas.
"Bapak dan ibu setelah mendapatkan bantuan ini benar-benar harus digarap secara baik. Bapak/ibu harus kenal dengan kopi ini. Jangan siksa Allah untuk merawatnya. Maksud saya, nanti cangkul, tanam, lalu ditinggal," katanya.