News


Jum'at, 25 November 2022 11:58 WIB

Nasional

Gara-gara Satu Kementerian, Indonesia di Ambang Bahaya

Ilustrasi beras di gudang Bulog (foto: net)

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi membeberkan stok beras di gudang Bulog kian menipis. Stok beras Bulog diperlukan buat kondisi darurat dan mengamankan ketersediaan dalam negeri.
____

Penulis: Vadhia Lidyana
Editor: Putra Mahen


Arief mengatakan hal ini bisa sangat berbahaya bagi Indonesia jika stok beras Bulog tak segera ditambah.

Arief mengatakan, stok beras Bulog per 22 November tinggal 594 ribu ton. Dari angka itu, sebesar 426 ribu ton merupakan cadangan beras pemerintah (CBP), dan 168 ribu ton merupakan stok komersial.

"Apa yang terjadi apabila Bulog tidak bisa top up sampai 1,2 juta ton, ini akan demikian. Bisa jadi kalau kondisinya kita seperti ini, stok kita akan turun terus sampai 342 ribu ton. Dan ini menurut kami sebagai Badan Pangan Nasional sangat berbahaya," kata Arief dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11/2022).

Arief mengatakan, stok beras Bulog saat ini merupakan yang terendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun 2022 ini adalah stok Bulog yang terendah," ucap Arief.

Arief mengatakan, jika stok CBP di gudang Bulog menipis, maka Bulog tak bisa melakukan intervensi ke pasar apabila harga melambung tinggi. Selain itu, stok beras di gudang Bulog diperlukan untuk kondisi darurat, misalnya seperti gempa bumi di Cianjur yang baru saja terjadi.

"Karena Bulog tidak bisa mengintervensi pada saat kondisi-kondisi tertentu, pada saat harga tinggi. Dan yang satu lagi, kalau ada KLB (kejadian luar biasa) seperti terjadi di Cianjur kita tidak berharap, di beberapa tempat lain, Bulog itu harus punya stok. Jadi ini kita bicara ketersediaan dan mengamankan stok Bulog," ucap Arief.

Menurut Arief, jika Bulog dan juga BUMN sektor pangan lainnya ditugaskan menyerap beras dalam negeri sebesar 1,2 juta ton, akan sulit untuk saat ini.

"Saya dengan Pak Buwas dan teman-teman di BUMN pangan sepakat bahwa apabila kita menyerap seharusnya memang di semester pertama. Jadi kalau hari ini kami menyerap, minta diserap sekitar 1,2 juta ton, memang sulit," ujar dia.

Selain stok beras yang terbatas di akhir tahun, Arief membeberkan Bulog dan BUMN sektor pangan kesulitan menyerap gabah di dalam negeri karena harganya sudah melambung.

"Hari ini untuk mencari gabah di lapangan dengan harga Rp4.200 per kg sulit. Dari laporan harga gabah ada yang di atas Rp5.000/kg, ada yang di atas Rp5.500/kg. Kemudian tentunya ini rebutan gabah juga di market. Dan kalau kita lihat memang kondisi grafiknya seperti ini," tutur Arief.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso (foto: net)

Wacana Impor Beras, Buwas: Perintah Negara, Bukan Maunya Bulog!

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan wacana impor beras merupakan penugasan dari negara. Wacana itu sebelumnya dibahas dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Impor akan dilakukan jika Bulog tak memperoleh pasokan beras dari dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan stok 1-1,2 juta ton.

"Ini hasil keputusan rakortas," kata Buwas dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11/2022).

Buwas memastikan, jika pihaknya bisa menyerap beras dari dalam negeri, maka hal itu yang akan diutamakan. Dia menegaskan, wacana impor bukanlah kemauan Bulog.

"Yang dapat tugas ini Bulog. Dan hari ini yang kita lakukan perintah negara, bukan maunya Bulog," ujar Buwas.

Buwas mengatakan, apabila impor diperlukan, maka dilakukannya tak sekaligus 500 ribu ton. Pelaksanaannya akan tetap menyesuaikan produksi dari dalam negeri seiring berjalannya waktu.

"Jadi seandainya kita ini juga harus impor, tapi kita juga harus memperhitungkan. Bukan semau-maunya kita dapat jatah impor 500 ribu ton, kita datangkan 500 ribu ton. Kita melihat nanti bagaimana dari produksi dalam negeri. Tetap kita mengutamakan produksi dalam negeri walaupun harganya mahal," ucap Buwas.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan saat ini pihaknya dan Bulog masih menanti janji Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memasok 600 ribu ton beras.

Kementan sendiri berjanji 1 minggu dari sekarang akan memasok 600 ribu ton beras untuk stok Bulog, sebagai alternatif dari wacana impor.

"Jadi yang disampaikan dalam rapat dengan komisi IV adalah kementan akan menyanggupi bantu 600 ribu ton masuk ke Bulog, dalam waktu satu minggu," kata Arief.

Janji Kementan tak ada realisasi

Budi Waseso (Buwas) membeberkan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) pernah berjanji di hadapan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto untuk memasok beras 500 ribu ton kepada Bulog.

Buwas mengatakan, janji itu dilontarkan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi di dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) pangan pada awal November 2022 lalu.

Adapun pasokan beras itu dibutuhkan demi mengamankan ketersediaan stok beras Bulog.

"Bahkan pada saat itu ada yang janji juga di depannya Pak Menko bahwa kurun waktu tidak sampai 1 minggu akan menyetor beras 500 ribu ton untuk Bulog," kata Buwas dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11/2022).

Buwas mengatakan, hingga saat ini Kementan tak merealisasikan janji tersebut. Bulog pun saat ini melakukan penyerapan beras ke pengusaha-pengusaha beras dengan harga komersial, demi mengamankan stok.

"Sampai hari ini tidak terealisasi," ucap Buwas.

Buwas mengatakan, pihak yang menjanjikan pasokan beras 500 ribu ton itu harus bertanggung jawab.

"Hari ini barangnya tidak ada. Ini harus kita pertanggung jawabkan. Jadi kalau ada yang masih katakan ada, ya saya mohon maaf, itu yang harus bertanggung jawab kalau ada apa-apa. Jangan nanti kalau ada apa-apa jadi lempar handuk, jadi kambing hitam," ujar Buwas.

Buwas mengatakan, saat ini pihaknya sudah berupaya mencari pasokan beras ke pengusaha-pengusaha beras. Pihaknya menargetkan untuk mencari pasokan hingga 550 ribu ton. Sayangnya, realisasi hingga hari ini tak sampai 100 ribu ton.

"Sampai hari ini target kita 550 ribu ton tidak terealisasi, bahkan kurang dari 100 ribu ton. Ini sudah tidak ada panen. Di Sulsel, Lampung ada gagal panen, di NTB sudah tidak ada panen, di Jawa Timur, Jawa Barat ini sebagian juga sudah selesai panennya," kata Buwas.

Buwas mengatakan, saat ini para pengusaha beras cenderung mengamankan stok beras untuk penjualannya masing-masing.

"Saya sudah mencoba pendekatan ke pengusaha-pengusaha beras besar. Mereka juga tidak bersedia untuk memberikan kepada kita dengan harga komersil, karena mereka harus menjaga suplainya untuk pasar mereka," ucap Buwas.

Dalam rapat dengar pendapat tersebut, Suwandi masih menyanggupi untuk memasok beras 500 ribu ton ke Bulog. Suwandi bersikeras stok tersebut tersedia di penggilingan dan di pedagang.

"Ada di penggilingan dan di pedagang," kata Suwandi.

Merespons hal tersebut, Buwas mengingatkan Suwandi untuk tidak main-main atas pernyataannya.

"Kami menanyakan ini ada saksi kepolisian dan TNI. Ini tidak main-main. Makanya kalau ada Dirjen salah-salah ngomong ini juga mengerikan sekali, pertarungannya pertarungan negara. Pak Wandi sudah janji dua kali ini, jangan main-main ini. Ini pertaruhan negara ini," kata Buwas.

Dia mengingatkan Suwandi agar tidak enteng bicara, karena dampaknya sangat besar bagi negara.

"(Janjinya ) paling lama 1 minggu. Bahkan saya ini ditanya ada uangnya gak? Saya bilang ada. Saya ditanya sanggup gak beli 1 juta ton? Dengan harga berapa? Rp10.200 per kg. Kita tunggu Pak. Sampai hari ini tidak ada. Kita hanya omongan janji-janji, sudah dua kali tidak terealisasi. Ini bukan siapa turun, siapa salah. Kalau negara chaos karena pangan siapa yang tanggung jawab? Kita jangan main masalah pangan sekali lagi. Jangan enteng ngomongnya itu!" tegas Buwas.

Sumber: IDN Times


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur