News


Kamis, 17 November 2022 05:00 WIB

Nasional

Pengamat: Makin Kuat Indikasi Brigadir J Korban Kekerasan Seksual

Putri Chandrawati di persidangan (foto: net)

Tabiat Buruk Brigadir J dibongkar di ruang sidang, pakar bilang itu menguatkan indikasi Yosua korban kekerasan seksual.
____

Penulis: Julio Trisaputra
Editor: Putra Mahen


Profil buruk Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dibongkar di ruang sidang, menurut Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri hal itu justru membuat adanya indikasi ia menjadi korban kekerasan seksual.  

Seperti diketahui, hakim mengizinkan penasehat hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawati untuk mendalami kondisi mendiang Brigadir J. 

Pendalaman tersebut dilakukan guna memastikan benar tidaknya bahwa mendiang berkepribadian ganda.

Menurut Reza Indragiri, Pakar Psikologi Forensik yang juga merupakan Anggota Pusat Kajian Assessment Warga Binaan Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, jika digandengkan status Brigadir J sebagai pengidap kepribadian ganda dengan keterangan para saksi, maka malah menguatkan bahwa Yosua mungkin menjadi korban kekerasan seksual.

"Bahwa Yosua pemarah atau temperamental, suka dugem, dan kerap minta dicarikan perempuan. Dari sifat yang terakhir itu, bisa dibayangkan Yosua seolah seorang pecandu seks,” kata Reza alam keterangan tertulis, Selasa (15/11/2022).  

 Dengan sifat dan tindak-tanduk sedemikian rupa, justru kian kuat indikasi bahwa Yosua ini adalah korban kekerasan seksual,”

- Reza Indragiri -

Reza menjelaskan bahwa secara pribadi sudah mengatakan sejak awal kasus bahwa jika narasi tentang kekerasan seksual itu harus dianggap ada.  

“Maka mengacu Teori Relasi Kuasa justru Yosua tidak memenuhi syarat sebagai pelaku,” katanya. 

Secara umum korban kekerasan seksual, terlebih berjenis kelamin lelaki kata Reza, mengalami kesulitan luar biasa untuk mencari pertolongan.

"Siapa yang percaya bahwa lelaki bisa menjadi korban kekerasan seksual?,” katanya.  

“Apalagi kalau pelakunya adalah perempuan. Apalagi ketika ia berada dalam penguasaan pihak yang menjahatinya,” tambah Reza.  

Menurut Reza, korban terpaksa diam. Tapi tanda-tanda penderitaannya justru semakin lama semakin nyata. 

“Seiring kesakitan yang juga semakin parah akibat berulang kali mengalami kekerasan yang sama,” katanya.  

Gejala dari seorang korban kejahatan seksual menurut Reza mirip dengan serangkaian sifat dan perilaku Yosua seperti yang diutarakan oleh para saksi. “Nah, dengan indikasi yang semakin kuat bahwa Yosua adalah korban kekerasan seksual, maka mengacu UU TPKS, dia berhak mendapat ganti rugi dari pelaku,” tandas Reza.  

Ferdy Sambo di persidangan (foto: net)

Maka jika benar, polisi harus melakukan investigasi mengenai siapa orang yang melakukan kekerasan seksual kepada Yosua. 

Lantas, bagaimanakah jika Ferdy dan Putri bisa membuktikan bahwa Brigadir J memiliki kepribadian ganda?  

Menurut Reza, dengan asumsi Brigadir J punya kepribadian ganda, maka ia bisa disebut sebagai penyandang disabilitas.  “Lengkap sudah. Yosua berstatus sebagai penyandang disabilitas sekaligus, tuduhan Ferdy dan Putri juga pelaku kekerasan seksual,” kata Reza.

Tapi menurut Reza, karena Ferdy dan Putri tidak memenuhi hak keadilan dan perlindungan hukum dalam memberikan jaminan dan Perlindungan kepada Yosua maka dapat diterapkan pasal lain.

“Mantan Kadiv Propam Polri dan istrinya itu malah bisa dipidana dengan UU 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas,” kata Reza. Reza menambahkan, sanksi pidananya adalah penjara 2 tahun dan denda sebesar Rp200 juta rupiah.  

“Sayangnya Undang-undang Penyandang Disabilitas kita kurang sempurna. Di sejumlah negara ada ketentuan tambahan. Bahwa, orang yang mengalami disabilitas mental akibat perlakuan tempat kerja juga bisa memperoleh kompensasi alias ganti rugi,” tambah Reza.  

Anak buah Ferdy Sambo bongkar tabiat jelek Brigadir J

Satu per satu anak buah Ferdy Sambo memberikan kesaksian mereka di persidangan kasus pembunuhan berencana Birgadir J. 

Dua di antara mereka adalah Damianus Laba Kobam (Damson) satpam rumah Sambo dan Adzan Romer mantan ajudan Sambo. Keduanya kompak membongkar tabiat jelek dari almarhum Brigadir J. 

Damianus menyebut Brigadir J mempunyai kepribadian yang pemarah atau tempramental. Sikap itu mulai terlihat saat Brigadir J ditunjuk sebagai kepala rumah tangga (karungga) rumah dinas Ferdy Sambo. "Orangnya tempramen," ungkap Damson. 

Saat ditanya tim penasihat hukum soal tabiat lain dari Brigadir J yang disebut sering main ke tempat hiburan malam, Damsom dengan yakin memastikan pernyataan tersebut benar. Ia bahkan menjelaskan langganan klub malam Brigadir J adalah di kawasan Kemang Jakarta Selatan. 

"Apakah saudara saksi, kan saksi sebelumnya mengatakan sempat diajak ke tempat hiburan malam. Apakah saudara saksi pernah diajak ke tempat hiburan malam?" tanya tim penasihat hukum Sambo dan Putri Candrawathi. 

"Siap sering," jawab Damson. 

"Sering itu sekali seminggu atau gimana?" tanya tim penasihat hukum lagi. 

"Kadang, setiap malam Minggu diajak," terang Damson. 

Damson juga menyebutkan bahwa Brigadir J memiliki nama lain yang ia gunakan saat bersenang-senang di klub malam. "Saudara saksi tadi saya tanya ada gak nama lain, yang dipakai saudara Yosua di (tempat hiburan kawasan Kemang) itu?" tanya tim penasihat hukum. 

"Kalau untuk nama Bang Alex, Alex. Itu nama malam (Brigadir Yosua)," kata Damson.

Anak buah Sambo lain yang ikut mengungkap sikap buruk Brigadir J adalah Adzan Romer. Ajudan mantan Kadiv Propam itu memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa (8/11/2022). Adzan mendapat pertanyaan dari kuasa hukum Sambo dan Putri Candrawathi Rasamala Aritonang terkait berita acara pemeriksaan (BAP) dirinya, yakni ketika mengatakan Brigadir J pernah mengarahkan senjata ke arah foto Sambo. 

Kuwat Ma'ruf saat menjalani persidangan (foto: net)

"Saya sempat baca, pernah ada satu situasi saudara Yosua mengisi senjata dan mengarahkan ke foto itu (Ferdy Sambo), itu bagaimana?,” tanya Rasamala. 

Romer tidak menjelaskan secara jelas kapan Brigadir J menodongkan pistol ke foto Ferdy Sambo tersebut. Namun yang Adzan ingat, peristiwa itu terjadi saat mereka berada di posko penjagaan bersama Bharada Sadam. 

"Saat itu, saya berada di posko bersama Sadam. Kemudian, almarhum Yosua main ke posko dan ngobrol-ngobrol. Saya sama Sadam sedang membersihkan senjata dan almarhum Yosua langsung mencoba senjatanya," beber Romer. 

"Setelah itu dikokang senjatanya sama almarhum dan dilepas itu magazin-nya. Kemudian dia (Brigadir Yosua) mengarahkan senjata ke arah foto Bapak Ferdy Sambo," imbuhnya. 

Melihat kelakuan itu, Adzan langsung menegur Brigadir J agar tidak bermain-main dengan senjata. "Adik jangan main-main senjata itu ada isinya," ucapnya.

Namun alih-alih mendengarkan, Brigadir J malah merespons dengan santai nasihat itu dan merasa dirinya juga paham tentang senjata. 

"Tenang saja Bang, saya juga paham senjata," ucapnya. Itu tadi dua anak buah Ferdy Sambo yang mengungkap tabiat buruk Brigadir J di persidangan.

Sumber: TVOneNews


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur