Erzaldi Rosman menjelaskan kepada mahasiswa FISIP UBB tentang kesetaraan pembangunan antara Pulau Bangka dan Pulau Belitung/foto: babelinsight.id
Lima tahun memimpin Negeri Serumpun Sebalai dengan berbagai pengalamannya, menjadi alasan tak hentinya berbagai kalangan ingin bertukar pikiran dengan Erzaldi Rosman.
____
Penulis:
Fadjroel
Editor: Putra Mahen
Walaupun telah jalan enam bulan purna tugas sebagai Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman tetap menjadi incaran para mahasiswa untuk berdiskusi dan menambah ilmu.
Adalah Gozi, pemuda yang tercatat sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bangka Belitung (UBB), satu di antara banyaknya mahasiswa yang menjumpai Erzaldi. Kehadirannya untuk menggali strategi pembangunan yang telah direncanakan, dan telah dilakukan Erzaldi. Mereka berjumpa Kamis (10/11/2022).
Berbagai pertanyaan dicecar oleh Gozi, terutama kesetaraan pembangunan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Pertanyaan-pertanyaan itu bukan untuk membuka debat, melainkan untuk memenuhi penelitian yang ditugaskan kepadanya.
Menjawab tentang kesetaraan
Asas kebutuhan, menjadi faktor utama yang harus diutamakan dalam pembangunan Bangka Belitung/foto: babelinsight.id
Mendapat pertanyaan tersebut, Erzaldi menjawab. Menurutnya, pengertian kesetaraan pembangunan tidak hanya dilihat dari satu pembangunan yang dilakukan di satu wilayah, juga harus dilakukan hal yang sama terhadap wilayah lainnya. Tetapi, kesetaraan pembangunan berdasarkan asas kebutuhan.
Lantas kalau pemikiran kesetaraannya salah, berapa yang dibangun di Bangka, sama. Harus begitu juga di Belitung. Bukan begitu, kebutuhannya dulu,"
- Erzaldi Rosman -
"Bicara kesetaraan untuk pembangunan itu maksudnya adalah, semua, baik Bangka maupun Belitung sama-sama menikmati, bukan membangun di Belitung untuk orang Belitung, membangun di Bangka untuk orang Bangka saja. Tidak akan ada hasilnya kalau kita berpikiran begitu," katanya.
Salah satu contoh yang diberikan Erzaldi kepada Gozi, yakni berkenaan dengan konektivitas transportasi laut yang saat ini masih menjadi kendala. Baik hubungan antara Bangka-Belitung, maupun Bangka Belitung dengan provinsi lainnya.
"Sekarang yang belum lancar ini (transportasi) lautnya. Kita maunya konektivitas antara Belitung, Selat Nasik, Pulau Pongok, Pulau Lepar, Sadai. Artinya, ketika kita membuka transportasi ini, konektivitas transportasi ini berjalan, pulau-pulau di sekitar di antara Bangka dan Belitung ini tereksplor tidak?" katanya.
Kuncinya adalah konektivitas
Erzaldi Rosman dan Gozi, mahasiswa FISIP UBB usai pertemuan, Kamis (10/11/2022)/foto: babelinsight.id
Kembali dijelaskan Erzaldi, jika konektivitas transportasi laut tersebut terealisasi, sektor ekonomi dan pariwisata antar pulau Bangka, Belitung dan pulau kecil di sekitarnya akan turut merasakan efeknya. Ketersediaan pangan terjaga, pariwisata terberdayakan, dan akhirnya akan mempengaruhi perekonomian warga.
"Contohnya pariwisata. Orang berwisata ke Belitung singkat, yang bisa diselesaikan dalam waktu 2 hari. Turis akan extend kalau sarana ada. Dia mau explore mampir pulau ini, mampir pulau itu, yang untung masyarakat sekitar, karena saling berkunjung," katanya.
"Begitu pula kenapa Bapak ingin meng-connect-kan Bangka dan Lampung? Karena sangat dekat dengan Sadai. Kalau ini terjadi waktu tunggu di Palembang tidak perlu, tapi lebih memilih langsung, karena di Palembang masih menunggu pasang surut. Kalau ke depan Belitung siap, tidak menutup kemungkinan Belitung-Lampung langsung. Itu namanya strategi pembangunan," katanya menambahkan.