Culture


Minggu, 06 November 2022 13:46 WIB

Story

Zoroastrianisme: Agama Pertama di Dunia, Guru Semua Agama

Penganut Zoroastrinisme melaksanakan ibadah (foto: net)

Zoroastrianisme merupakan agama Persia kuno yang diperkirakan berada sejak 4.000 tahun yang lalu.
____

Penulis: Fikri Muhammad
Editor: Putra Mahen


Zoroastrianisme dipercaya sebagai agama monoteistik pertama di dunia dan salah satu agama tertua yang masih ada.

Baca Juga: Mengenal Agama Freddie Mercury: Zoroastrianisme?

Zoroastrianisme adalah agama negara dari tiga dinasti Persia, sampai penaklukan Muslim atas Persia pada abad ketujuh masehi. Para pengungsi Zoroaster, yang disebut Parsis, lolos dari gempuran Muslim di Iran dengan beremigrasi ke India.

Zoroastrianisme sekarang memiliki sekitar 100.000 hingga 200.000 penyembah di seluruh dunia, dan kini menjadi agama minoritas di beberapa bagian Iran dan India menurut History.

Nabi Zoroaster atau Zarathrustra dalam bahasa Persia kuno, yang juga dianggap sebagai pendiri Zoroastrianisme bisa dibilang sebagai iman monoteistik tertua di dunia.

Tidak terlalu jelas kapan tepatnya Zarathurstra hidup, namun jika dilihat dari tulisan suci agama Zoroaster ia berasal dari Avesta.

Beberapa cendekiawan percaya bahwa ia berada sezaman dengan Cyrus Agung, raja Kekaisaran Persia pada abad keenam SM. Meskipun sebagian besar bukti linguistik dan arkeologis menunjukkan tanggal yang lebih awal, yakni sekitar antara 1500 dan 1200 SM.

Zarathustra diperkirakan lahir di tempat yang sekarang adalah Iran timur laut atau Afghanistan barat daya. Dia mungkin hidup di sebuah suku yang mengikuti agama kuno dengan banyak dewa (politeisme). Agama ini kemungkinan mirip dengan bentuk awal Hindu. Zarathrustra mengajari pengikutnya untuk menyembah dewa tunggal bernama Ahura Mazda.

Pada 1990-an, para arkeolog Rusia di Gonur Tepe, sebuah situs Zaman Perunggu di Turkmenistan, menemukan sisa-sisa apa yang mereka yakini sebagai kuil api Zoroaster awal. Kuil ini dibangun pada milenium kedua SM, menjadikannya situs paling awal yang diketahui terkait dengan Zoroastrianisme.

Api, dipandang sebagai lambang kemurnian dalam agama Zoroaster. Tempat pemujaanya disebut kuil api. Setiap kuil api berisi altar dengan nyala api abadi yang tidak padam.

Ilustrasi (foto: net)

Menurut legenda, tiga kuil api kuno Zoroaster, yang berasal langsung dari dewa Ahura Mazda sempat mengalami kebakaran hebat. Para arkeolog telah mencari tempat-tempat ini, meskipun tidak jelas apakah kebakaran hebat itu pernah ada atau hanya mitos belaka.

Zoroaster memberikan ritual penguburan langit pada mereka yang mati. Mereka membangun menara-menara bundar yang rata yang disebut dakhma, atau menara keheningan. Ada mayat-mayat yang terpapar dan tulang-tulang diambil bersih dan diputihkan. Kemudian mereka dikumpulkan dan ditempatkan di lubang kapur yang disebut osuarium.

Dakhma telah ilegal di Iran sejak 1970-an. Banyak Zoroaster hari ini menguburkan mayat mereka di bawah lempengan beton, meskipun beberapa Parsi di India masih mempraktikkan pemakaman langit. Dakhma tetap beroperasi di dekat Mumbai, India.

Seperti agama lain, dalam ajaran Zoroastrianisme juga memiliki kitab suci yang bernama Avestaz. Ajaran Zoroastrianisme mempercayai bahwa Tuhan adalah makhluk yang esa atau satu, yang disebut Spenta Mainyu. Dengan kata lain, ia hadir sebagai ajaran monoteisme. 

Dibandingkan Islam dan Kristen yang kini paling populer dan punya pengikut terbanyak sebagai agama monoteisme, Zarathustra rupanya hadir lebih dulu dengan Zoroastrianisme. Hal ini membuatnya menjadi agama samawi atau agama yang berasal dari langit tertua yang pernah ada.

Ilustrasi (foto: net)

Zoroastrianisme pertama kali disebarkan oleh seorang Imam di negeri Persia bernama Zarathustra atau yang dikenal dengan nama Zoaster. Menurut catatan, ia mengaku bahwa ia adalah manusia pertama yang bertemu dengan zat yang lebih besar dibanding dengan seluruh isi dunia, yang saat ini bisa disebut dengan Tuhan. 

Zoaster yang saat itu berumur 30 tahun saat pertama kali menerima wahyu. Ia melihat cahaya besar yang kemudian membawanya masuk ke dalam cahaya Ahura Mazda atau “Tuhan yang Bijaksana".

Dalam pertemuan itu, Zarathustra "dibuka matanya" oleh kebenaran spiritual yang berbeda dari apa yang pernah dilihatnya. Kala itu, abad keenam sebelum masehi, kebanyakan orang masih menyembah berhala atau patung dan percaya bahwa terdapat banyak dewa - dewi. Melalui wahyu dari Ahura Mazda, Zarathustra akhirnya meyakini bahwa Tuhan itu satu dan ajarannya adalah kebenaran yang mutlak. 

Para penganut ajaran Zoroastriniasme disebut dengan Zoroastrinian. Zoroastrinian percaya bahwa dalam ajarannya, terdapat malaikat - malaikat yang bernama Asha Vahista, Vohu Manah, Keshatra Vairya, Spenta Armaity, serta Haurvatat dan Amertat.

Zoroastrinian bermigrasi ke India, dan dikenal sebagai orang Parsi. Para Zoroastrinian juga sudah menetap di kota-kota besar dunia, seperti London, New York, dan lainnya.

Seperti di agama Islam dan Kristen, Zoroastriniasme juga meyakini bahwa adanya kehidupan setelah kematian atau after life. Ketika Zoroastrinian mati, maka ia dipercaya mengalami penghakiman setelah meninggal atas apa yang dilakukannya saat di dunia. 

Sumber: NatGeo


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur