Raja Haji Ahmad atau Raja Ali Haji, Pahlawan Nasional yang merupakan ulama peletak dasar Bahasa Indonesia/ foto: internet
Mahapujangga ini pencatat pertama dan memprakarsai penyusunan dasar-dasar tata bahasa Melayu pada buku Pedoman Bahasa sebagai standar bahasa Melayu yang dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 dan ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahkan karya-karya Raja Ali Haji memang sangat berperan dan berpengaruh terhadap pelestarian serta pengembangan pantun hingga diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia.
---------
Raja Haji Ahmad atau Raja Ali Haji adalah Pahlawan Nasional yang merupakan ulama peletak dasar Bahasa Indonesia. Sejarawan dan pujangga abad 19 keturunan Bugis dan Melayu ini dikenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman Bahasa. Buku inilah yang kemudian menjadi standar bahasa melayu.
Raja Ali Haji juga terkenal dengan sumbangsihnya untuk kesusastraan Nusantara. Mahakaryanya Gurindam Dua Belas (1847) termasuk karya yang mampu menjadi pembaru arus sastra pada zamannya.
Asal Raja Ali Haji
Raja Ali Haji dilahirkan di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau tahun 1808 atau 1809. Ia putra dari Raja Ahmad, yang bergelar Engku Haji Tua, sekaligus cucu Raja Ali Haji Fisabilillah (Bangsawan Bugis, saudara Raja Lumu).
Fisabilillah adalah keturunan keluarga kerajaan Riau, yang merupakan keturunan dari prajurit Bugis yang datang ke daerah tersebut pada abad ke-18.
Bundanya, Encik Hamidah binti Malik adalah saudara sepupu dari ayahnya dan juga dari keturunan suku Bugis.
Jasa yang Dilakukan Raja Ali Haji
gurindam dua belas karya Raja Ali Aji/ foto: internet
Salah satu jasa besar beliau adalah mencatat untuk pertama kalinya dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman Bahasa. Buku ini kemudian menjadi standar bahasa Melayu.
Bahasa Melayu baku inilah yang kemudian ditetapakan sebagai bahasa nasional dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928. Kini dikenal sebagai Bahasa Indonesia.
Raja Ali Haji juga tersohor dengan mahakarya Gurindam Dua Belas sebagai pelopor arus aliran sastra Melayu pada zamannya.Karya tersebut ditulis oleh Raja Ali Haji pada tahun 1874 ketika berusia 38 tahun di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.
Mahakarya Sastra ini terdiri atas 12 pasal dan dikategorikan sebagai puisi didaktik berisikan nasihat dan petunjuk menuju hidup mulia yang diridhai Allah.
Jasa-jasa Raja Ali Haji di bidang kesusasteraan Nusantara luar biasa besar. Ia juga menulis buku Tuhfat al-Nafis (1866) yang artinya Hadiah yang Berharga.
Judul buku ini disebut sebut sebagai karya sejarah Melayu yang paling kompleks dan canggih di antara semua karya Melayu yang dikarang sebelum abad kedua puluh.
Diakui UNESCO
google doodle mengenang jasa Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad/ foto: google
Tanggal 17 Desember 2020, pantun telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda pada sidang XV Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis. Dikutip dari tulisan Jaya Suprana dalam Kompas menuturkan bahwa Hilmar Farid sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menegaskan bahwa memperoleh pengakuan UNESCO bukan akhir perjuangan, melainkan langkah awal melestarikan tradisi mulia pantun. Seluruh pemangku kepentingan diharapkan mulai bergerak bersama demi menyatukan tekad dengan satu tujuan yaitu membuat pantun tetap hidup dan tidak hilang ditelan zaman.
Dan pada 5 November 2004, Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad yang lebih dikenal sebagai Raja Ali Haji diangkat menjadi Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Layak diyakini bahwa peran jasa pengabdian Raja Haji Ali bin Raja Ahmad terhadap kebudayaan Nusantara memang berpengaruh terhadap pengakuan pantun sebagai warisan kebudayaan dunia oleh lembaga pendidikan dan kebudayaan PBB yaitu UNESCO .
Kamus Buku Raja Ali Haji berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga merupakan kamus ekabahasa Melayu pertama di Nusantara. Beliau juga menulis Syair Siti Shianah, Syair Suluh Pegawai, Syair Hukum Nikah, dan Syair Sultan Abdul Muluk. Raja Ali Haji juga berjasa dalam penulisan sejarah Melayu.
Kapan Raja Ali Haji Meninggal Dunia?
Raja Ali Haji, menurut catatan sejarah, meninggal atau wafat pada tahun 1873 di Pulau Penyengat, Kesultanan Lingga (sekarang bagian dari Provinsi Kepulauan Riau).
Diolah dari berbagai sumber