Ilustrasi seseorang yang memilih untuk menyenangkan orang lain/ foto: istock
People pleaser dikenal karena melakukan apa pun untuk membuat orang lain senang. Meskipun bersikap baik dan suka membantu adalah hal yang baik, terlalu jauh untuk menyenangkan orang lain bisa membuat kamu emosi, stres, dan cemas.
----‐--
Apa itu People-Pleaser?
People-pleaser adalah istilah bagi seseorang yang selalu menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan mereka sendiri. Tipe orang ini sering terlihat sebagai orang yang menyenangkan, suka menolong, dan baik hati. Tetapi dalam hal ini, dirinya juga mengalami kesulitan untuk membela diri mereka sendiri yang mengarah pada pola pengorbanan diri atau pengabaian diri.
Ilustrasi People Pleasing foto: linkedin
Tanda-tanda Kamu adalah People-pleaser
Ada sejumlah karakteristik yang cenderung dimiliki oleh people-pleaser, yaitu:
· Kamu memiliki waktu yang sulit untuk mengatakan "tidak."
· Kamu sibuk dengan apa yang mungkin dipikirkan orang lain.
· Kamu merasa bersalah ketika memberi tahu orang-orang "tidak".
· Kamu takut menolak orang akan membuat mereka berpikir kamu jahat atau egois.
· Kamu menyetujui hal-hal yang tidak kamu sukai atau melakukan hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan.
· Kamu berjuang dengan perasaan rendah diri.
· Kamu ingin orang-orang menyukai kamu dan merasa bahwa melakukan sesuatu untuk mereka akan mendapatkan persetujuan mereka.
· Kamu selalu memberi tahu orang-orang bahwa kamu menyesal.
· Kamu disalahkan bahkan ketika ada sesuatu yang bukan salahmu.
· Kamu tidak pernah memiliki waktu luang karena kamu selalu melakukan sesuatu untuk orang lain.
. Kamu mengabaikan kebutuhan dirimu sendiri untuk melakukan sesuatu untuk orang lain.
Kamu berpura-pura setuju dengan orang lain meskipun kamu merasa berbeda.
People-pleaser orang cenderung pandai menyesuaikan diri dengan apa yang orang lain rasakan.
Mungkin orang-orang menggambarkan kamu sebagai si murah hati, tapi hal ini perlahan akan membuat kamu merasa lelah dan stres, lho.
Ini Penyebabnya
Ilustrasi seseorang selalu menyetujui hal/ foto: istock
Untuk berhenti menjadi people-pleaser, penting untuk memahami beberapa alasan mengapa kamu mungkin terlibat dalam perilaku semacam ini, yaitu:
Harga diri yang buruk: Kadang-kadang orang terlibat dalam perilaku yang menyenangkan orang lain karena mereka tidak menghargai keinginan dan kebutuhan mereka sendiri. Karena kurangnya kepercayaan diri, orang-people-pleaser membutuhkan validasi eksternal, dan mereka mungkin merasa bahwa melakukan sesuatu untuk orang lain akan mengarah pada persetujuan dan penerimaan.
Ketidakamanan: Dalam kasus lain, orang mungkin mencoba menyenangkan orang lain karena mereka khawatir orang lain tidak akan menyukai mereka jika mereka tidak berusaha keras untuk membuat mereka bahagia.
Perfeksionisme: Kadang-kadang orang ingin semuanya menjadi "begitu saja", termasuk bagaimana orang lain berpikir dan merasa.
- Pengalaman masa lalu: Pengalaman yang menyakitkan, sulit, atau traumatis mungkin juga berperan. Orang yang pernah mengalami pelecehan, misalnya, mungkin mencoba untuk menyenangkan orang lain dan bersikap semenyenangkan mungkin untuk menghindari memicu perilaku kasar pada orang lain.
Motivasi untuk membantu orang lain terkadang bisa menjadi bentuk altruisme. Seseorang mungkin benar-benar ingin memastikan bahwa orang lain mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Dalam kasus lain, menyenangkan orang bisa menjadi cara untuk merasa divalidasi atau disukai. Dengan memastikan bahwa orang-orang bahagia, mereka merasa seolah-olah mereka berguna dan dihargai.
Efek Buruk Menjadi People-Pleaser
Ilustrasi dampak dari people pleasure/ foto: istock
Jika kamu mencurahkan seluruh waktumu untuk membantu orang lain untuk membuat mereka senang kamu mungkin mengalami beberapa konsekuensi berikut.
Kemarahan dan Frustrasi
Meskipun kamu mungkin benar-benar menikmati kemurahan hatimu, kamu juga pasti akan mengalami frustrasi ketika kamu melakukan sesuatu dengan enggan atau karena kewajiban. Perasaan ini dapat menyebabkan siklus membantu seseorang, merasa marah pada mereka karena mengambil keuntungan, dan kemudian merasa menyesal atau kasihan pada diri sendiri.
Satu studi menemukan bahwa orang dengan kebutuhan kuat untuk menyenangkan orang lain juga lebih rentan makan berlebihan dalam situasi sosial
Kecemasan dan Stres
Upaya untuk membuat orang lain bahagia dapat meregangkan sumber daya fisik dan mentalmu. Ketika kamu stres dan cemas, hal itu berdampak buruk pada kesehatanmu.
Kemauan yang Terkuras
Mencurahkan semua energi dan sumber daya mentalmu untuk memastikan bahwa orang lain bahagia berarti kamu cenderung tidak memiliki tekad dan kemauan keras untuk mencapai tujuan kamu sendiri.
Tips untuk Berhenti Menyenangkan Orang
Ilustrasi People Pleaser foto: Pixabay
Untungnya, ada beberapa langkah yang dapat kamu ambil untuk berhenti menjadi people-pleaser dan belajar bagaimana menyeimbangkan keinginanmu untuk membuat orang lain bahagia tanpa mengorbankan keinginan kamu sendiri.
1.Tetapkan Batas
Penting untuk mengetahui batasanmu, menetapkan batasan yang jelas, dan kemudian mengomunikasikan batasan tersebut. Bersikaplah jelas dan spesifik tentang apa yang ingin kamu ambil. Jika sepertinya seseorang meminta terlalu banyak, beri tahu mereka bahwa kamu ingin melakukannya di luar batas dan kamu tidak dapat membantu.
2. Bersikap tegas mengambil langkah
Mulailah dengan mengatakan tidak pada permintaan yang sederhana, coba ungkapkan pendapat kamu tentang sesuatu yang kecil, atau mintalah sesuatu yang kamu butuhkan.
3. Tetapkan Tujuan dan Prioritas
Pertimbangkan di mana kamu ingin menghabiskan waktumu. Siapa yang ingin kamu bantu? Apa tujuan yang kamu coba capai? Mengetahui prioritas dapat membantumu menentukan apakah kamu memiliki waktu dan energi untuk mencurahkan sesuatu atau tidak.
4. Cobalah Self-Talk Positif
Jika kamu mulai merasa kewalahan atau tergoda untuk menyerah, bangunlah tekad dengan self-talk yang positif. Ingatkan dirimu bahwa kamu berhak memiliki waktu untuk diri sendiri. Tujuanmu penting, dan kamu seharusnya tidak merasa berkewajiban untuk memberikan waktu dan energimu untuk hal yang tidak membuatmu bahagia.
5. Bantu Saat Kamu Ingin Membantu
Kamu tidak perlu menyerah untuk bersikap baik dan bijaksana. Itu adalah kualitas yang diinginkan yang dapat berkontribusi pada hubungan yang kuat dan langgeng. Kuncinya adalah memeriksa motivasi dan niatmu. Jangan melakukan sesuatu hanya karena kamu takut ditolak atau ingin persetujuan orang lain.
Terus lakukan hal-hal baik, tetapi dengan cara kamu sendiri. Kebaikan tidak menuntut perhatian atau penghargaan, kebaikan hanya membutuhkan keinginan untuk membuat segalanya lebih baik bagi orang lain.
Sumber: verywellmind