News


Selasa, 01 November 2022 10:05 WIB

Nasional

Rosiana Silalahi, Wanita Pangkalpinang yang Berhasil Wawancarai Presiden Amerika

Rosiana Silalahi (foto: net)

Rosiana Silalahi yang memiliki nama komplit Rosiana Magdalena Silalahi, wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung, 26 September 1972 merupakan seorang jurnalis yang punya segudang prestasi dan total mengabdikan dirinya di bidang itu.
___

Penulis: Litbang Babelinsight.id
Editor: Babelinsight.id


Profil Rosianna Silalahi kembali hangat diperbincangkan banyak orang. Pasalnya, presenter kondang itu mewawancarai Angelina Sondakh secara eksklusif.

Angelina Sondakh bebas bersyarat per 3 Maret 2022 silam dari hukuman penjara yang telah dijalaninya sejak tahun 2012. Ia adalah narapidana kasus suap Wisma Atlet Palembang.

Kepiawaian Rosianna Silalahi, pilihan pertanyaan, hingga sentakan demi sentakan yang dilemparkannya kepada Angelina Sondakh sepanjang wawancara selama satu jam itu kembali melambungkan namanya.

Bungsu dari lima bersaudara pasangan L.M. Silalahi (alm) dan Ida Hutapea ini menggeluti dunia jurnalistik semenjak di bangku SMA. Waktu sekolah di SMA Santa Ursula, Rosi mengikuti cara ekstrakurikuler majalah dinding dan aktif di majalah sekolah, Serviant.

Selepas SMA, Rosi mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri. Sayangnya, Rosi gagal diterima di Jurusan Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (UI) dan diterima di pilihan kedua, Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra UI. Meski demikian, hasratnya kepada menjadi wartawan tak pernah pupus.

Selesai meraih gelar sarjana, Rosi mengirimkan lamaran kerja ke TVRI yang sedang membuka lowongan. Sempat memainkan pekerjaan di perusahaan periklanan selama beberapa bulan, Rosi dipanggil menjalani tes di TVRI dan diterima sebagai reporter. 

Di sinilah permulaan karier yang membesarkan nama Rosi. Kesempatan datang pada tahun 1998, ketika Liputan 6 SCTV mencari reporter dan presenter baru. Rosi diterima dan mulai tampil di belakang meja siar sebagai pembaca berita, meski tugas kepada reporter tetap dijalani.

Karier Rosi mulai menanjak setelah Ira Koesno dan Arief Suditomo hengkang dari SCTV. Rosi menjadi salah satu dari 6 jurnalis TV dari Asia yang mendapat kesempatan mewawancarai secara eksklusif Presiden AS George Bush di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat pada tahun 2003.

Bukan hanya itu. Kapasitasnya sebagai seorang pewawancara dengan tokoh lintas negara mengantarkan Rosi untuk bertemu tokoh-tokoh sekaliber Mahathir Muhammad, Lee Kuan Yew, hingga Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad.

Nama Rosi melejit setelah mendapat gelar Pembawa Acara Talk Show Terfavorit dan Pembawa Acara Berita/Current Affair Terfavorit versi Panasonic Award 2004. Setahun kemudian Rosi juga mendapat gelar terfavorit kategori Presenter Berita (Curent Affairs) dalam acara Panasonic Award 2005 yang diadakan bulan Desember 2005. 

Sebelum itu, di bulan November 2005, Rosi diberi kepercayaan menjabat Pimpinan Redaksi Liputan 6. Ketika Pemilu 2004, Rosi memproduksi program ‘Kotak Suara' yang membahas mengenai money politics sehingga ia memenangkan penghargaan ‘Indonesia Journalist Board' pada tahun 2004.

Pada tahun 2007, Rosi kembali menyabet gelar Pembawa Acara Berita/Current Affair Terfavorit di Panasonic Award 2007.

Setelah lengser dari kursi Pemred Liputan 6, Rosi bersama dua orang rekannya sesama alumni SCTV, Bayu Sutiono dan Gunawan, membuat sebuah rumah produksi bernama Rosi. Inc. Tim kreatif, kamerawan, bahkan tenaga operasional pun diboyong dari SCTV.

Dunia jurnalistik tampaknya tidak mau jauh-jauh dari Rosi. Pada akhir 2009, ia ditawari membuat acara talk show oleh Global TV.

"Sebenarnya saya mau nawarin program yang lain. Cuma, sama pak Daniel, bos Global TV, saya diminta bikin program sendiri, kalau saya punya konsep sendiri, akan diberi nama "Rossy". Kebetulan Global TV memang salah satu TV yang agresif mendekati saya dan berani ngasih prime time," ungkapnya.

Konsep talk show yang dibuat Rosi ini sebenarnya sudah dipikirkan sejak lama. Bahkan, dia terus didesak oleh teman-temannya baik di divisi pemberitaan maupun di luar pemberitaan.

Rosi sempat tidak percaya diri sebelum akhirnya menerima “tantangan” itu. "Rossy" sekaligus sebagai kembalinya ke layar kaca. Sebab dia sudah lama berada di balik layar ketika masih di SCTV. Lewat "Rossy", Rosiana Silalahi tampil menyapa para pemirsa setianya. 

Jika dulu masyarakat mengenal wanita berambut pendek ini dengan image yang serius, kesan galak, kali ini hadir dengan karakter barunya. Pengaturan atribut untuk mil dan kacamata yang menjadi ciri khasnya dulu ketika menjadi pembaca berita, kini tak lagi dikenakannya. Rosi tampil segar dengan busana kasual dan tanpa kacamata.

Sarjana Sastra Jepang UI ini juga menginginkan talk show-nya menjadi acara yang tak hanya menyajikan informasi namun juga dapat mengusung gerakan moral, menginspirasi, serta mengajak pemirsanya untuk berpikir. 

Rosiana Silalahi (foto: net)

Saya ingin memiliki program yang berpengaruh yang jadi alternatif tontonan di tengah banyaknya tayangan sinetron,"

- Rosiana Silalahi -

Rosi mengaku memandu acara talk show lebih sulit dibandingkan acara bertema politik. Sebab, dia harus mampu menghibur sekaligus tidak menggurui. Ia juga harus mencari banyak pertanyaan yang mengeksplorasi perasaan narasumbernya.

Awalnya, Rosi dan sempat ragu bahwa acaranya mampu diterima permirsa TV. Apalagi di jam yang sama, TV lain menayangkan sinetron, lawakan, musik, dan reality show. Namun, berpegang teguh pada komitmen awal, ia yakin acaranya akan mendapat tempat di hati penonton. 

Ia pun memanfaatkan jaringan yang tentu dimiliki untuk menghadirkan narasumber yang belum bisa dilakukan talk show lain. Antara lain, Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani, Setiawan Djody, Menteri BUMN (2011-2014) Dahlan Iskan, dan Wakil Presiden Republik Indonesia (2004-2009), Ketua Umum PMI Jusuf Kalla.

Mulai 1 September 2014, Rosi kembali ke meja redaksi dengan menggabungkan diri ke Kompas TV. Ia menggawangi news room Kompas TV sebagai Pimpinan Redaksi menggantikan wartawan senior Kompas, Taufik Mihardja (alm).

Objektif dalam profesi

Sebagai manusia, tentu sisi subjektif terkadang tidak dapat dielakkan ketika sedang berhadapan dengan seorang narasumber ataupun topik berita. Rosi mengaku, untuk menjaga keprofesionalan dalam bekerja, biasanya ia akan menolak untuk berhadapan langsung dengan si narasumber jika memang ia merasa proses wawancara akan terganggu jika dipaksakan.

"Media memiliki kewajiban untuk menjadi pengingat tentang peristiwa yang pernah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan tren kecenderungan apa yang akan terjadi," katanya.

Sebagai wartawan senior, Rosi sudah merasakan bekerja dalam dua era kemerdekaan pemberitaan yang berbeda. Rosi pun mengaku bahwa terdapat perbedaan besar di dunia media pada masa kini dan pada lalu ketika ia baru merintis karir di dunia jurnalistik.

Rosiana Silalahi (foto: net)

Dulu kita baru bisa menikmati kemerdekaan pers yang baru sedangkan sekarang kita sudah cenderung bebas. Sekarang setiap orang bebas untuk berbicara dan mengungkapkan apapun pendapat mereka,"

- Rosiana Silalahi -

Sebenarnya kuncinya ada pada para pekerja media karena buat Rosi pekerja media tidak sekadar tukang catat, tapi juga perekam jejak langkah para tokoh. Jadi, media diharapkan juga memberikan konstribusi dengan memaparkan rekam jejak sejarah di balik sebuah peristiwa. Media memiliki kewajiban untuk menjadi pengingat tentang peristiwa yang pernah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan tren kecenderungan apa yang akan terjadi. 

"Karena itu media dituntut memiliki keahlian yang lebih memadai untuk menjalankan fungsi tersebut. Wartawan bukan sekadar juru rekam, tapi wartawan adalah pembingkai sejarah,” ujar Rosi dengan serius.

Akui bisa menangis jika bicarakan ini

Belakangan wanita kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung ini sempat blak-blakan mengenai perjalanan karier hingga kehidupan pribadinya. Ceritanya itu Rosianna sampaikan melalui kanal Youtube milik Melanie Ricardo beberapa waktu lalu.

Rosi dipersunting Dino Gregory Izaak di Gereja Katedral, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat pada tanggal 30 Juli 2005.

Pernikahan Rosianna Silalahi dan Dino Gregory Izaak sudah berjalan sejak tahun 2005. Hubungan keduanya sendiri saling mendukung satu sama lain meski kerap ada tanda tanya akan kehadiran seorang anak di antara jalinan kasih itu.

Presenter kondang itu mengaku bahwa pertanyaan soal anak kerap dihadapinya sejak lama. Bersyukur, pertanyaan itu justru datang dari orang lain yang tak dekat dengannya. Justru, keluarga inti tak pernah memberinya tekanan apa pun terkait hal itu.

Dalam video berjudul ROSIANA SILALAHI "GUE SEMPAT HAMIL DAN KEHILANGAN JABANG BAYI GUE DI HARI ULANG TAHUN GUE!" Rosi menceritakan jika dirinya mengalami keguguran saat mengandung. Bahkan Rosi sempat menyalahkan dirinya sendiri karena masalah itu.

"Gue nyalahin diri gue sendiri, pantes aja aku nggak dikasih ya ada di momen seperti itu, nyalahin diri sendiri. Tapi abis itu ya Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk gue," ucap Rosi.

Meski di usianya yang hampir menginjak kepala lima, dan Rosi belum juga diberikan keturunan, istri dari Dino Gregory Izaak ini mengungkapkan jika percaya jika Tuhan memiliki rencana yang lebih indah untuk dirinya. Hingga saat ini, dirinya dan suaminya tetap berdoa yang terbaik.

"Gue ngerasa Tuhan itu, akan memberikan yang terbaik buat gue dan Dia memberikan ini bukan tanpa tujuan Ilahinya. Terbukti gue melalui tahun-tahun yang bahagia punya ponakan yang banyak," ucap Rosi.

Dikenal sebagai wanita tegas, pada saat momen wawancara dengan Melaney, dirinya tak kuasa menahan air matanya saat Ia menceritakan tentang kehamilannya dulu. Dalam video itu, Rosi tak kuasa membendung air matanya.

"Kalo mau dibawa sedih, gue itu keguguran di hari ulang tahun ku. Waktu itu udah berapa minggu ya belum tiga bulan sih. Tapi yaudahlah mau gimana mau apa, nangis aja sekali," ucap Rosi.

Dari kecil diajari toleransi beragama

Rosiana Silalahi kagum dengan toleransi yang ditunjukkan umat Muslim. Karena sebagai mayoritas, kata Rosiana Silalahi, umat Muslim selalu menjaga dan menghormati kaum minoritas. Itu ia ungkap di salah satu kegiatan keagamaan.

Rosiana Silalahi (foto: net)

Saya warga Katolik selalu merasa dijaga oleh umat Muslim Indonesia,"

- Rosiana Silalahi -

"Saya merasa kita tidak pernah bahwa kita punya isu agama. Dari dulu kita selalu hidup berdampingan. Saya sebagai minoritas tidak pernah merasa terancam sedikit pun karena saya tahu sebagai minoritas kami tahu diri, dan juga tahu yang mayoritas selalu menjaga minoritas,” sambungnya. 

Lebih lanjut, perempuan berusia 49 tahun ini juga mengaku selalu diajarkan oleh ibunya terkait sikap toleransi dengan umat agama. Ia masih ingat betul, ketika kecil ibunya sering menyuruh Rosiana Silalahi untuk mendengar dan menyimak suara adzan setiap magrib.

"Ketika saya masih kecil, kan dari dulu kita hanya punya TVRI yah, selalu ada adzan magrib di TVRI. Ibu saya almarhum, itu selalu mengatakan besarkan volumenya televisi itu,"  
"Ibu saya mengatakan, ‘kita gak tahu apa artiya, tapi saya tahu ini (adzan) adalah alunan kemuliaan untuk Tuhan,” papar Rosiana Silalahi.

Biodata Rosianna Silalahi

• Nama Lengkap: Rosianna Magdalena Silalahi 
• Nama Panggung: Rosi
• Tempat, tanggal lahir: Pangkalpinang, 26 September 1972
• Usia: 49 tahun
• Kewarganegaraan: Indonesia
• Pendidikan terakhir: Jurusan Sastra Jepang, Universitas Indonesia
• Profesi: Jurnalis, Pemimpin Redaksi, Presenter
• Tahun Aktif: 1998 - sekarang
• Pasangan: Dino Gregory Izaak
• Instagram: @silalahirosi
• Twitter: @rosianna766hi


[Diolah dari berbagai sumber]


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur