Ilustrasi injeksi Fomepizole/ foto: istock
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 26 vial obat Fomepizole untuk pengobatan gagal ginjal akut pada anak telah dibawa ke Indonesia pada Minggu (23/10). Obat-obat tersebut didatangkan dari Australia dan Singapura.
Penggunaan obat antidotum jenis Fomepizole pun dianggap manjur. Obat itu dinilai bisa mencegah tingkat keparahan gangguan ginjal akut.
Pada dasarnya, Fomepizole memang bukan obat untuk mengobati gagal ginjal akut, sebagaimana yang disampaikan oleh Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati.
"Sebetulnya, tepatnya bukan obat gagal ginjal akut. Karena kalau ginjal sendiri mungkin sulit untuk mengatasinya," ujar Zullie dalam webinar, Sabtu (22/10).
Obat ini, menurut Zullies, lebih cocok disebut penawar intoksikasi dari kandungan etilen glikol (EG) yang tak sengaja dikonsumsi anak. Senyawa itu diduga jadi biang kerok maraknya kasus gagal ginjal akut.
Lantas, apa sebenarnya Fomepizole itu?
Ilustrasi Fomepizole obat ginjal akut/foto: istock
Fomepizole adalah sejenis obat yang diberikan untuk menghambat enzim Alcohol dehydrogenase. Obat ini dipakai untuk mengatasi keracunan metanol.
Obat ini biasanya diberikan melalui cairan infus. Dosisnya juga berbeda untuk tiap pasien.
Pemberian dosis awal yakni 15 mg/kg berat badan (BB). Dosis selanjutnya adalah 10 mg/kg BB per 12 jam selama 48 jam. Lalu 15 mg/kg BB per 12 jam.
Mengutip Drugbank, obat ini diindikasikan sebagai penangkal untuk etilen glikol (bahan pelarut) atau keracunan metanol. Obat ini juga biasa digunakan ketika muncul dugaan konsumsi etilen glikol atau metanol, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan hemodialisis.
Cara kerjanya yakni dengan mengubah etilen glikol menjadi glikoaldehida yang kemudian mengalami oksidasi menjadi glikolat, glioksilat, dan oksalat. Glikolat dan oksalat terutama bertanggung jawab atas asidosis metabolik dan kerusakan ginjal akibat toksisitas etilen glikol.
Mengutip Medscape, obat ini tidak boleh diberikan melalui injeksi langsung. Obat ini juga bisa menimbulkan reaksi alergi seperti ruam ringan pada pasien.
Beberapa dampak lain yang bisa dirasakan juga sebagai berikut:
- sakit kepala,
- mual,
- pusing,
- mengantuk,
- iritasi vena,
- sakit punggung,
- demam,
- sakit perut.