Lifestyle


Sabtu, 22 Oktober 2022 20:05 WIB

Health

Kemenkes Periksa 102 Obat Pasien Gangguan Ginjal Akut, Ini Langkah Selanjutnya!

Ilustrasi syrup yang mengandung bahan penyebab gangguan ginjal akut/ foto: internet

"Kita datangi semua rumah-rumah tersebut. Dari 241 kita sudah datangi 156. Dari 156 itu kita sudah ketemu 102 obat di keluarga ini yang jenisnya sirup, dengan begitu, nantinya BPOM akan fokus meneliti lebih lanjut 102 obat yang ditemukan tersebut”

Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan
---------

Penulis: Nur Fitriatus Shalihan
Editor: Nekagusti

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan hal tersebut dalam acara konferensi pers, Jumat (21/10/2022). Dilansir dari Kompas, kasus gangguan ginjal akut progresf tipikal (acute kidney injury atau AKI) di Indonesia per 21 Oktober 2022 telah mencapai 241 kasus yang tersebar di 22 provinsi. Kasus gangguan ginjal akut di Indonesia muncul sejak Januari 2022 kemudian kasusnya melonjak pada bulan Agustus 2022. 

Kemenkes masih menginvestigasi penyebab dari gangguan ginjal akut ini bersama pihak-pihak terkait. Salah satunya adalah dengan mendatangi rumah-rumah para pasien dan mencari tahu obat yang dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena WHO mengumumkan adanya gagal ginjal akut di Gambia disebabkan oleh obat sirup parasetamol yang mengandung zat berbahaya. 

“Yang membuat kita agak terbuka adalah ada kasus di Gambia tanggal 5 Oktober dan ini disebabkan oleh senyawa kimia,” ujar Budi dalam konferensi pers.

Kemenkes temukan 102 obat syrup

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Konfrensi Pers/ foto: internet

Kemenkes mendatangi 156 rumah pasien gangguan ginjal akut dan mendapatkan 102 obat sirup. "Kita datangi semua rumah-rumah tersebut. Dari 241 kita sudah datangi 156. Dari 156 itu kita sudah ketemu 102 obat di keluarga ini yang jenisnya sirup," kata Budi. 

Selanjutnya BPOM akan fokus meneliti lebih lanjut 102 obat yang ditemukan tersebut. "Obat inilah akan kita kerucutkan untuk sementara akan dilarang dari universe yang besar. Obat-obat ini akan kita larang untuk diresepkan dan dijual. Ini listnya sementara,"

-Budi Gunadi Sadikin-

Budi menambahkan jika perusahaan farmasi bisa membuktikan bahwa kandungan obat-obatan ini di bawah ambang batas, maka nama obat tersebut dapat dihapus dalam list yang ada. Selain itu pihaknya juga mengambil sampel obat di rumah pasien gangguan ginjal akut yang belum diperiksa dan kemudian akan ditambahkan jika ditemukan daftar obat sirup yang dikonsumsi. 

"Bahwa dengan adanya list ini jauh lebih mengerucut jadi kita bisa lebih pasti penyebabnya di mana," imbuh Budi. Meski begitu daftar obat yang dikonsumsi pasien akan diumumkan Kemenkes dalam waktu dekat.

Cemaran etilen glikol dan dietilen glikol

Ilustrasi syrup yang mengandung cemaran bahan berbahaya/ foto: internet

Adanya cemaran senyawa kimia etilen glikol (EG) maupun dietilen gokil (DEG) menurut Kemenkes sementara ini penyebab gangguan ginjal akut yang paling mungkin. Kemenkes telah melakukan pemeriksaan dan mendapati etilen glikol (EG) maupun dietilen gokil (DEG) ditemukan dalam darah pasien yang mengalami gangguan ginjal akut.

Budi mengatakan, gangguan ginjal akut ini tidak terkait dengan Covid-19 maupun vaksin Covid-19. Alasannya, pasien dengan usia di bawah lima tahun belum mendapatkan vaksin covid. Selain itu, menurut pemeriksaan Kemenkes, gangguan ginjal ini ini tidak disebabkan bakteri, virus, maupun parasit.


Subscribe Kategori Ini
Most Populer
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur