News


Rabu, 12 Oktober 2022 01:57 WIB

Nasional

Trauma Korban Kanjuruhan: Susah Tidur hingga Takut Orang Berseragam

Tangkapan layar saat aparat menyerbu dan menendang suporter yang dalam posisi membelakangi dan tidak mengancam (foto: net)

Di tengah berbagai upaya untuk mengusut Tragedi Kanjuruhan, ada banyak penyintas yang mengalami beban psikologis yang sangat berat.
_____

Penulis: Arienal A Prasetyo
Editor: Putra Mahen

 

UNTUK membantu pemulihan para penyintas, Aremania Menggugat menyediakan layanan pemulihan trauma gratis bagi masyarakat umum penyintas Tragedi Kanjuruhan sejak Rabu, 5 Oktober 2022.

Aremania Menggugat membuka sekretariat yang berada di Jalan Kembang Kertas IV Kav. 09 Kota Malang.

Keputusan mendirikan layanan pemulihan trauma ini didasari oleh temuan tim Aremania Menggugat bahwa secara psikologis banyak penyintas yang terguncang atas kejadian yang dialami. Aremania Menggugat kemudian berkoordinasi dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Di sekretariat Aremania Menggugat telah tersedia psikolog dari UMM.

Sudarno, anggota tim Aremania Menggugat sekaligus Koordinator Pengaduan Publik Malang Raya mengatakan bahwa informasi layanan pemulihan trauma ini belum tersosialisasi dengan masif. Sosialisasi tentang layanan pemulihan trauma dilakukan dengan cara mengunjungi rumah korban sembari memberikan santunan.

Korban tragedi Kanjuruhan Malang yang memperlihatkan kondisi matanya memerah. (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)

Untuk mensosialisasikan layanan pemulihan ini, mereka tidak hanya sekadar menyebar pamflet di media sosial. Mereka pun sepertinya perlu untuk memberikan narasi melalui video pendek (yang berisi edukasi tentang trauma), agar mereka yang mengalami keluhan seperti di narasi yang disediakan nanti untuk segera menghubungi mereka.

Video pendek ini akan segera kita buat, hasil dari evaluasi kami terkait dengan bagaimana masyarakat menanggapi atas kondisi mereka ini,”

- Sudarno -

“Beberapa kali kami kunjungan ke lapangan untuk memberikan santunan pada korban dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan. Para korban mengeluh bahwa mereka merasakan kecemasan, terbayang-bayang dengan situasi saat di Kanjuruhan. Mereka tidak menyadari bahwa itu suatu gangguan psikologis yang harus segera ditangani oleh psikolog. Rata-rata gangguan psikologis yang dialami adalah mual, kesulitan tidur, susah makan, ada yang sulit buang air besar dan ada pula yang mencret-mencret ketakutan ketika melihat orang yang berseragam,” lanjut Sudarno.

Hingga Minggu, 9 Oktober 2022, baru ada enam orang yang mengakses layanan pemulihan trauma tersebut. Layanan pemulihan trauma yang digagas Aremania Menggugat menyediakan layanan home visit dengan menghubungi nomor yang disediakan. Selain layanan psikologis, Aremania Menggugat juga menyediakan layanan sport massage bagi penyintas yang mengalami cedera.

Konsultasi psikologi Rumah Sakit Wava Husada

Seorang suporter Stadion Kanjuruhan yang terpapar gas air mata menjadi sorotan TGIPF. (foto: detik)

Selain Aremania Menggugat, Rumah Sakit Wava Husada juga menyediakan layanan psikis bagi para penyintas. Tri Rahayu Andayani selaku Humas Rumah Sakit Wava Husada mengatakan sejauh ini sudah ada 83 orang yang berkonsultasi dan baru 57 orang yang memiliki data lengkap.

“Jika membutuhkan pendampingan lebih lanjut, bisa konseling tatap muka di klinik psikologi RS Wava Husada,” kata Tri Rahayu ketika kami hubungi. 

Rata-rata yang dikeluhkan adalah rasa cemas, takut, khawatir, dan terbayang-bayang kejadian saat itu.”

- Tri Rahayu Andayani -

Layanan trauma healing menjadi layanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan penyintas. Sosialisasi pun harus terus dilancarkan mengingat banyak penyintas yang tak sadar kalau mereka mengalami trauma dan perlu seorang psikolog untuk menangani trauma tersebut.

Koalisi Masyarakat Sipil sebut penyintas tragedi Kanjuruhan dapat intimidasi

Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil menyebut pihaknya mendapat laporan penyintas Tragedi Kanjuruhan mengalami intimidasi pasca peristiwa yang telah menelan korban jiwa hingga 131 orang itu. Para korban selamat itu, kata Koalisi, mendapat ancaman melalui sarana komunikasi maupun secara langsung usai kejadian.

"Kami menduga hal ini dilakukan agar menimbulkan suatu ketakutan kepada para saksi dan korban agar tidak memberikan suatu kesaksian," kata Koalisi dalam keterangan resminya, Ahad, 9 Oktober 2022.

Dukungan dari suporter Borrusia Dortmund klub Bundesliga Jerman untuk para korban Kanjuruhan dan meminta keadilan untuk para korban (foto: net)

Selain itu, Koalisi yang terdiri dari LBH Pos Malang, LBH Surabaya, YLBHI, Lokataru, IM 57+ Institute, dan KontraS itu menyebut hingga saat ini tidak mendapat informasi yang mendetail dari pemerintah mengenai data korban jiwa dan luka yang dapat diakses oleh publik. Termasuk di antaranya informasi perkembangan penanganan kasus yang saat ini ditangani oleh pihak kepolisian.

Saat ini mereka masih sedang melakukan pendalaman fakta,sudah berkomunikasi dengan Komnas HAM dan LPSK lalu menyampaikan sejumlah laporan. 

Tetapi kami belum melihat kerja riil dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta untuk menemui sejumlah saksi dan korban,"

- Koalisi -

Berdasarkan berbagai temuan awal, Koalisi menilai telah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis oleh aparat keamanan. Tindakan itu, menurut Koalisi, tidak hanya melibatkan aktor lapangan saja yang saat ini telah ditetapkan tersangka oleh kepolisian. Tetapi ada aktor lain, dengan posisi lebih tinggi yang seharusnya ikut bertanggung jawab, dan perlu diproses hukum lebih lanjut.

 

Sumber: Panditfootball


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur