ilustrasi generation Z/ foto:unsplash
Istilah strawberry generation pertama kali muncul di Negara Taiwan, yang mana ini ditujukan untuk generasi yang lahir pada tahun 2000-an. Disebut strawberry karena buah ini merepresentasikan generasi zaman sekarang yang begitu cantik dan apik, tetapi lembek jika mendapat tekanan.
-----------------
Setelah heboh dengan istilah generasi milenial, kini dunia mulai ramai dengan istilah baru, yakni strawberry generation atau generasi stoberi. Tapi sebenernya apa sih strawberry generation?
Melansir Kumparan.com, menurut Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya yang berjudul “Strawberry Generation” dan juga salah satu video pemaparannya melalui platform YouTube, Generasi Strawberry adalah generasi yang mudah menyerah dan gampang sakit hati. Generasi ini juga sering disebut sebagai generasi yang “lunak” dan kurang tahan banting.
Fenomena ini, terbentuk salah satunya karena kemudahan yang didapatkan oleh para generasi sekarang berupa kemajuan teknologi yang pesat. Sehingga, tanpa disadari membuat generasi di dalamnya dimanjakan oleh keinstanan tersebut. Tak ayal, kebanyakan dari mereka pun menginginkan kesuksesan secara instan pula, seperti halnya yang mereka lihat di media sosial yang penuh dengan sisi pamer dan unjuk kehebatan oleh orang-orang kebanyakan.
Informasi yang cepat, self-diagnose yang kurang tepat
ilustrasi emoticon dalam bersosial media/ foto:unsplash
Tak hanya itu saja, dampak dari kemajuan teknologi ini juga membuat generasi di dalamnya menyerap informasi begitu cepat, terutama jika itu terkait dengan isu mental health. Meski, sebenarnya isu mental health yang digaungkan tersebut baik, tetapi karakteristik generasi stoberi yang sangat mudah dan menyerap informasi begitu cepat, membuat mereka melakukan self-diagnosis yang kurang tepat. Bahkan, kata-kata seperti healing, insecure, overthinking pun sudah menjadi kosakata sehari-hari yang mereka gunakan.
Alasan untuk kebaikan “mental health” yang kurang tepat inilah, yang justru membuat mereka cenderung lebih lembek. Untuk itu, diperlukan pula dorongan atau dukungan dari orang tua dan orang sekitar, agar generasi stoberi memiliki mental yang tangguh. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pengertian kepada mereka, bahwa untuk mencapai sesuatu atau menjalani kehidupan ini memang tidaklah mudah dan instan. Banyak lika-liku permasalahan yang akan dilalui.
Meski Lemah, tetapi Generasi Stoberi…
ilustrasi pekerjaan creative/ foto: freepik
Sama halnya dengan generasi lainnya, tentu generasi stoberi juga memiliki sisi positif atau keunggulan tersendiri dibanding dengan generasi sebelumnya. Prof. Rhenald Kasali menyebutkan bahwa generasi stoberi ini merupakan generasi yang dipenuhi dengan gagasan kreatif dan penuh inovasi.
Yap! Bener banget, soalnya mereka yang lahir di masa-masa kemajuan teknologi ini, tentu dipermudah pula untuk belajar dan mendapatkan infromasi secara mandiri dan luas. Tak heran jika generasi stoberi tumbuh menjadi pribadi yang kreatif, penuh inovasi, cerdas, memiliki kemampuan berbahasa yang baik.
Bahkan, karena kesadaran mental health dan self love yang tinggi di generasi ini, membuat mereka menjadi lebih percaya diri, bahkan berani dalam hal mix and match fesyen, yang bisa mereka contek dari media sosial para influencer.
Jadi, nggak heran kan kalau disebut generasi stoberi? Karena memang penampilan generasi ini sama cantiknya seperti buah stoberi saat ranum.