Foto profil yang digunakan Bjorka/foto: twitter
Bjorka berhasil mendapatkan data KPU sebesar 20gb. Lebih dari 1juta data penduduk Indonesia beredar luas. Bahkan beberapa data ini bisa diakses secara bebas oleh pengikut akun Bjorka di media sosial telegram.
--------------
Dalam beberapa minggu terakhir Indonesia tengah dikejutkan dengan kehadiran seorang hacker bernama 'Bjorka'. Dirinya mengaku telah membobol beberapa portal resmi milik pemerintah Indonesia antara lain portal resmi milik, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo), Kepresidenan Republik Indonesia. Tidak hanya itu, portal resmi Tokopedia dan Indihome turut menjadi sasaran peretasan Bjorka.
Bjorka mengaku berdiri dan terus meretas berbagai akun atas nama masyarakat Indonesia. Maka tak heran, di media sosial twitter yang terus mencuitkan tentang Bjorka terus memberikan dukungan kepada Bjorka.
“Bjorka with citizen of Indonesia. (Bjorka bersama masyarakat Indonesia),” cuit salah satu pengguna twitter.
Banyak nya data yang bocor ini tidak hanya memberikan dampak pada pemilik data yang dalam hal ini masyarakat Indonesia. Tapi juga, kepada pemerintah Indonesia. Integritas pemerintah di mata masyarakat kembali dipertanyakan. Apakah pemerintah serius dalam menangani masalah?
Platform intelijen DarkTracer, mengidentifikasi aktor jahat yang meretas website Indonesia dan membocorkan data/foto: twitter
Apakah pemerintah serius dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat?
Contoh sederhana kelakukan Bjorka yang merusak citra persona pemerintah adalah dengan Bjorka meretas data pribadi milik Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan. Bjorka mendapatkan data nama lengkap, nama orang tua, alamat, hingga data vaksin. Pada data yang didapatkan Bjorka, diketahui hingga saat ini Menteri Luhut belum melakukan vaksin.
“Mereka tidak patuh pada peraturan yang mereka buat sendiri,”
Hal ini bukan tanpa alasan dilakukan, dari akun twitternya @bjorkanism, dirinya menyampaikan, “I just wanted to paint out how easy it is for me to get into various doors due to a terrible data protection policy. Primarily if it is managed by the government. I have a good Indonesian friend in Warsaw, and he told me a lot about how messed up Indonesia is. I did this for him. (Saya hanya ingin menjelaskan betapa mudahnya bagi saya untuk masuk ke berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang buruk. Apalagi jika dikelola oleh pemerintah. Saya punya teman baik orang Indonesia di Warsaw, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesia. Aku melakukan ini untuknya.)”
Melalui akun twitter pula, Bjorka mengomentari kinerja pemerintah Indonesia.
"Negara ini sudah terlalu lama dijalankan secara sewenang-wenang dan tanpa perlawanan apapun, mereka yang mengkritik akan disingkirkan secara permanen dengan cara yang salah. Berbagai cara telah dilakukan, termasuk cara yang benar. Apa itu bekerja? Jadi, saya memilih menjadi martil untuk membuat perubahan dengan menampar wajah mereka," ujarnya.
Bjorka menyampaikan informasi ini melalui akun Telegram, dan belum lama Bjorka membuat akun Twitter. Namun, akun Bjorka beberapa kali telah ditangguhkan. Bahkan saat ini, beberapa pengikut Bjorka di Telegram mengaku, akun tersebut terlihat tidak aktif. Meski akun Bjorka telah ditangguhkan, Bjorka berjanji akan kembali lagi.
“Sorry, I'm going to take a break for an undetermined amount of time. Stay tuned for the latest information. (Maaf, saya akan istirahat untuk waktu yang tidak ditentukan. Nantikan informasi terbaru),” tulisnya.