RM Mak Weng di Kawasan Tanjung Pendam - Tanjung Pandan - Belitung/ Foto: Babelinsight
“Mak Weng tentu tidak serta merta mendapat rekomendasi ini, harus melewati proses kurasi dari Pemerintah bersama panitia G20 hingga RM Mak Weng mendapat mandat untuk memperkenalkan makanan khas belitung kepada para tamu. Prosesnya kurasi kurang lebih dua bulan sebelum pelaksanaan yang diadakan oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat yaitu Kementerian Bappenas,"
Reza
Pengelola RM Mak Weng
TANJUNG PANDAN - Rumah Makan (RM) Mak Weng yang terkenal dengan Gangannya juga dipercaya menjadi ketua regu yang bermitra kepada catering lain untuk membantu pengadaan makanan dalam Perhelatan G20 di pulau Belitung.
Reza sebagai pengelola RM mengatakan bahwa baginya, adanya event G20 ini memberikan manfaat juga kepada pelaku usaha kuliner di Tanjung Pandan karena dengan event ini teman-teman catering mendapat pesanan untuk penyediaan makanan pendukung kegiatan G20.
"Pelaku usaha kuliner ini adalah rumah makan atau catering yang mendapat rekomendasi dari pemerintah setempat untuk dikunjungi oleh wisatawan atau tamu-tamu G20, termasuk RM Mak Weng yang ditunjuk sebagai RM yang menyediakan sup ikan atau kita bilangnya Ikan Gangan," jelasnya.
Tim perlengkapan di RM Mak Weng yang sedang mempersiapkan kotak untuk catering/ Foto: Babelinsight
Lebih lanjut diceritakannya bahwa pemerintah atau panitia G20 dari Kementeriaan PPN/Bappenas menyediakan Pocket Book untuk tamu-tamu yang datang. Pocket Book dibagikan agar mereka lebih terarah berwisata di Belitung.
Didalam Pocket Book ini, lanjutnya, ada rekomendasi batik, oleh-oleh dan sebagainya termasuklah RM Mak Weng yang terpilih sebagai RM yang direkomendasikan sebagai Rumah Makan pengenalan makanan khas Pulau Belitung kepada tamu-tamu G20.
Harapannya dari G20 ini secara umum ekonomi masyarakat Bangka Belitung khususnya di Tanjung Pandan dan daerah-daerah pelaksanaan G20 lebih meningkat lagi. Selain dapat mengundang kembali kedatangan wosatawan luar untuk berkunjung ke Belitung dan mengenal Gangan sebagai makanan khas hingga wisata alam pantai dan lainnya.
"Kita berharap tamu yang datang baik dari Bappenas beserta kementerian lain dan tentunya delegasi manca negara ke RM Mak Weng ini, dapat menambahkan keyakinan masyarakat untuk bisa kedepan berkolaborasi dalam event besar,"
- Reza-
Selain itu, Reza juga ingin masyarakat diluar Belitung lebih mengenal makanan khas belitung melalui RM Mak Weng, seperti taglinenya 'RM Mak Weng adalah rekomendasi terbaik makanan khas Belitung'.
Dikunjungi delegasi Denmark
Mak Weng tetap di dapur untuk menjaga kualitas makanan Di Dapur RM Mak Weng/ Foto: Babelinsight
Sementara efeknya di hari ke dua pelaksanaan G20 ini, saat tim Babelinsight.id mengunjungi RM Mak Weng dan bertemu dengan pengelola RM Mak Weng yang mengatakan sudah ada kunjungan delegasi dari Denmark untuk mencicipi menu Gangan.
"Tiga orang dari delegasi Denmark. Makanannya habis dengan cara makan ala mereka. Rapih dengan sendok dan garpunya. Selain teman-teman dari Bappenas yang memang sudah sering makan di sini sejak persiapan G20," ceritanya.
Lebih mengejutkan lagi, RM Mak Weng mendapat kesempatan di event G20 ini menjadi mitra Kepolisian Daerah Babel untuk pengadaan makanan bagi anggota-anggota yang bertugas mengamankan dan melancarkan jalannya perhelatan G20. Sebanyak 1116 pack makanan setiap harinya yang harus disiapkan untuk anggota kepolisian sejak tanggal 2 hingga 10 September 2022 nanti.
"Alhamdulillah, dalam satu hari, ada yang 2 kali makan, ada yang 3 kali makan. Pemesanan dari Polda Babel ini sudah dilakukan sebulan yang lalu," cerita Reza yang ditemui di RM Mak Weng yang berada di Kawasan Pantai Tanjung Pendam - Tanjung Pandan Belitung, Kamis (08/09/2022).
Inovasi Gangan Mak Weng
Jika Padang dikenal dengan Rendangnya, Jogja dikenal dengan Gudegnya, maka Belitung juga harus dikenal dengan Gangannya.
Proses ini ternyata tak mudah, karena Gangan harus masuk dulu dalam daftar Makanan Khas Nusantara. Sebelum Pandemi, menurut Dicky (kakak dari Reza) yang juga pengelola RM Mak Weng, mereka sudah sempat berproses untuk menjadikan Gangan sebagai Makanan Khas Nusantara bersama Dinas pendidikan, Pariwisata dan Kebudayaan Belitung, tetapi terhenti dan sampai saat ini masih belum ada tindaklanjut.
Pengelola RM Mak Weng - Dicky dan Reza/ Foto:Babelinsight
Selain itu, untuk membuat Gangan lebih dikenal luas, RM Mak Weng juga sudah pernah melakukan riset ke Jogjakarta untuk mencontoh Gudeg Kalengan sebagai oleh-oleh yang bertahan lama.
"Kami sudah pernah coba dan ternyata Gangan pun bisa bertahan selama tiga bulan tanpa pengawet. Sudah sejauh itu tetapi terhenti karena pandemi,"
-Reza-
Diakuinya untuk inovasi ini belum dapat dilanjutkan karena managemen yang sempat anjlok saat pendemi covid-19 selama hampir 2 tahun. Sehingga pada masa pemulihan ini, pihaknya tidak menutup kemungkinan jika ada investor yang ingin berinvestasi dengan bekerjasama dengan RM Mak Weng agar Gangan Kalengan bisa segera terealisasi.
"Misalkan ada pihak yang mau melanjutkan project ini bersama kami, kami siap serius," tegasnya.
Demi menjaga quality control atas taste Gangan, RM Mak Weng tetap dipegang langsung oleh Mak Weng yang tak lain adalah Ibu dari Reza dan Dicky.
Tim masak di RM Mak Weng sedang menyiapkan Catering/Foto: Babelinsight
"Mak Weng menjaga kualitas rasa salah satunya dnegan konsisten menggunakan nanas badau. Ibu (Mak Weng) juga sebelum buka RM ini dikenal di Kampung Amau Tanjung Pandang sebagai Mak Panggong atau kepala masak dalam hajatan di Belitung, selain juga catering," jelas Dicky singkat.
"Gangan ini, turun temurun katanya bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Kuahnya yang terdiri dari rempah-rempah, contohnya kunyit sangat baik untuk lambung," katanya lagi menjelaskan tentang manfaat Gangan bagi tubuh selain ikan dari laut Belitung yang tentunya penuh gizi.
Reza juga menyampaikan pesan ajakan untuk seluruh penggiat kuliner di Belitung, yaitu tentang managerial dan pemanfaatan teknologi hingga promosi menggunakan media sosial. Akunya, RM Mak Weng sudah mulai memanage usahanya salah satunya sistem kasir, managemen keuangan hingga analisa makanan yang lebih banyak terjual atau yang kurang diminati.
"Saya berencana untuk mengundang teman-teman yang belum menggunakan sistem untuk menggunakan sistem yang memanfaatkan teknologi. Karena dengan ini akan memudahkan kita dalam menjalankan usaha," pungkasnya.