News


Kamis, 08 September 2022 15:08 WIB

G20

G20, Panggung Gen-Z Belitong untuk 'Berisik'

(Dari kiri ke kanan) Keisya - Aya - Zahra - Nida - Zenobia/foto: babelinsight.id

Antusiasme yang tinggi terlihat jelas di berbagai lapisan masyarakat di Pulau Belitong terhadap penyelenggaraan Development Working Group (DWG) Group of Twenty (G20). Tak terkecuali generasi mudanya. Mereka punya asa besar atas perhelatan ini.
______

Penulis: Friz
Editor: Putra Mahen

 

TANJUNG PANDAN - G20 adalah konferensi dari 20 negara seluruh dunia yang membahas tentang perekonomian.

Ya. Itu adalah pemahaman paling sederhana dari masyarakat. Terutama generasi muda di Belitong. Mereka tahu bahwa para delegasi itu datang untuk membahas ekonomi global.

Seperti yang dikatakan Dona, pemilik Kohvi Belitong yang ditemui tim babelinsight.id, ia memahami bahwa G20 adalah acara kelas dunia.

"Yang dibahas tentang perekonomian kali ya," ungkap Dona, yang juga pemilik Toko Abadi yang terletak di seputaran Tugu Satam Belitong, Kamis (8/9/22).

Nah, sebagai generasi mudanya Belitong, Dona yang juga seorang pengusaha muda juga berhak atas dampak dari G20 terhadap usahanya.

Usaha kedai yang ia geluti-pun, ia harap mampu menjadi salah satu indikator bahwa G20 memang menyasar semua kalangan. Termasuk mereka, para generasi muda.

Baca Juga: Opung Luhut Banggakan Belitung di Hadapan Delegasi Dunia

Diakui Dona, bagi ia pribadi efek langsung yang dirasakannya adalah peningkatan sales atau penjualan. Latarnya, mungkin karena tim-tim pelaksanaan G20 ini pasti banyak berkunjung ke tengah kota. Kebetulan usaha yang ia miliki tepat di tengah kota, yang turut mempengaruhi peningkatan penjualan.

Owner Kohvi Belitung dan Toko Abadi (kiri) bersama crew Kohvi Belitong/foto: babelinsight.id

Karena yang kita sajikan adalah kopi-kopi kekinian, mungkin di event G20 ini tim-timnya bisa dikatakan berumuran milenial, yang mengkonsumsi kopi,"

- Dona -

Baginya, setelah event G20 ini ia berharap kehidupan di kota semakin ramai, perekonomian juga semakin banyak memberikan peluang.

"Karena kami tidak menyaksikan langsung pelaksanaan G20 ini, Kesan tersendiri sih, lebih ke dampak penjualan ini saja, selebihnya biasa saja," akunya. 

Anak muda yang bersemangat

Sementara, sekelompok anak-anak sekolah yang merupakan siswi kelas 10 SMA Negeri 2 Tanjung Pandan yang juga dijumpai tim babelinsight.id di Kohvi Belitong, tampak bersemangat.

Baca Juga: Di sini, Banyak Delegasi G20 Jatuh Hati...

Mereka tiba di tempat tongkrongan yang sedang tren di tengah kota. Memesan minuman, cemilan dan mengambil posisi duduk yang pas untuk keseruan mereka sepulang sekolah.

Saat ditanyai tentang G20, mereka dengan tegas mengatakan bahwa G20 ini adalah pertemuan dari tanggal 7-9 September 2022 yang mendatangkan menteri dari negara-negara luar, walau mereka tak tahu pasti menteri apa yang berkumpul. Namun mereka tahu bahwa G20 adalah acara penting kendati di rumah tak pernah dibincang.

(Dari kiri ke kanan) Keisya - Aya - Zahra - Nida - Zenobia/foto: babelinsight.id

Walau demikian, antusias mereka cukup tinggi karena mereka diminta peran sertanya menyambut kedatangan para delegasi ke Pulau Belitong. 

"Sekolah kami dilewati para delegasi dari bandara menuju tempat acara, jadi kami menyambut dengan melambaikan bendera-bendera dari tepi jalan. Tapi kami cuma bisa pegang bendera Indonesia, sebenarnya dibebaskan membawa bendera dari 20 negara ini, tapi hanya bendera Indonesia yang tersedia di toko-toko," cerita Zahra, membuka kisah, yang diiyakan 4 orang teman lainnya. 

Bahkan di hari sebelumnya, mereka bercerita bahwa bendera kecilnya sudah habis di pasaran dan susah dicari, apalagi bendera negara lain.

Setidaknya, tiga trip iringan kedatangan menteri dari luar negeri, telah mereka sambut. Dan momen sederhana seperti para delegasi melambaikan tangan ke arah mereka sudah cukup memberi mereka bahagia.

"Seneng sih, karena kita sudah menyambut dan mendapatkan feedback dari mereka," ungkap Aya. 

Baca Juga: Efek G20 Langsung Terasa untuk Pariwisata

"Bangga mereka bisa ke Belitung. Aku pengen sih, ngobrol sama mereka khususnya Negera Inggris, karena saya pengen sekali ke Inggris," ungkapnya lagi dan diamini oleh teman-temannya. 

Saat ditanyai harapan pembangunan di Belitong pasca G20, siswi-siswi ini bergantian menyebutkan hal yang sama, yaitu ingin ada pembangunan mall atau bioskop di Belitong. 

"Setidaknya Belitong punya mall, atau bioskop untuk tempat nongkrong," sambut tertawa Nida mengiyakan juga keinginan teman-temannya. 

Peran serta mereka sebagai pelajar ternyata tidak hanya menjadi penyambut delegasi, mereka juga menyiapkan kedatangan delegasi ini dengan melakukan gerakan membersihkan jalan dari sampah.

Dan itu sudah menjadi peran yang cukup berarti bagi mereka karena mereka ingin kesan yang baik diterima para negara asing saat tiba di Pulau Belitong. 

Ketua Gekraf Babel, Tommy Setiawan saat berbincang bersama In Radio/ Foto: GekrafBabel

"Kami susur jalan dari sekolah di daerah Perawas hingga ke jembatan hari Jumat lalu untuk memungut sampah dan membersihkan rumput," cerita Keisya lagi. 

Selain itu, secara pribadi, masing-masing mereka setidaknya menjadi pengguna jalan raya yang tertib seperti tidak melanggar rambu lalu lintas dan menggunakan helm dan jaket. 

"Karena keramaian yang terjadi saat ini setidaknya saat berkendaraan, kita aman dan pengendara dari luar juga tidak terganggu," lanjut Zenobi.

Keramaian ini tidak terjadi di jalan raya saja, sejak beberapa hari sebelum perhelatan ini dimulai, Kota Tanjung Pandan juga semakin ramai, khususnya di seputaran Gedung Nasional walau yang tampak hanya orang-orang lokal Indonesia. 

"Oiya, banyak juga orang berfoto di Tugu Satam," cerita mereka, yang kelimanya mengaku tidak pernah berfoto di Tugu Satam karena bagi mereka biasa aja, walau mungkin bagi turis, icon ini adalah bukti kalau pernah berkunjung ke Belitong.


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur