Ketua BEM UPN Veteran Jakarta Bilal Sukarno (Instagram @bilal_sukarno)
Elemen mahasiswa menolak keras adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang ditetapkan Pemerintah, Sabtu 3 September 2022 lalu.
_____
IDN Times - Menurut Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) Bilal Sukarno, mahasiswa bakal menggelar aksi dalam waktu dekat.
Adapun berbagai rencana aksi sudah diatur sedemikian rupa, termasuk bakal menggelar aksi simbolik menyindir Kementerian ESDM dan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
"Aksi terdekat, akan kita laksanakan 7 September, hari Rabu, aksi simbolik. Kita akan menggelar aksi simbolik terlebih dahulu. Aksi ini akan menyasar Kementerian ESDM dan Istana Negara," ujar Bilal saat dihubungi IDN Times, Senin (5/9/2022).
Mahasiswa gelar aksi simbolik, bagikan BLT dan BBM murah ke pemerintah
ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Bilal menegaskan, dalam aksi simbolik tolak kenaikan harga BBM itu, mahasiswa bakal memberi bantuan langsung tunai (BLT) dan BBM murah. Dia menilai, selama ini Pemerintah memberi bantuan kepada masyarakat hanya karena gimik semata.
Baca Juga: Ini Daftar Mobil yang Boleh Pakai BBM Bersubsidi Jika Perpres Disahkan
"Kita akan membagikan sembako, sekaligus BLT kepada mereka, Kementrian ESDM sekaligus Jokowi. Karena menurut kita, Jokowi meluncurkan program sembako itu hanya sebagaik gimik, jadi yang perlu kita santuni adalah mereka," kata dia.
Sekaligus kita akan melakukan aksi simbolik, menjual BBM murah di depan Kementerian ESDM,"
- Bilal -
BEM UPN Veteran akui sudah konsolidasi dengan kampus lain
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPN Veteran Jakarta, Bilal Sukarno dan Ketua KASBI Nining Elitos. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa
Bilal lantas mengatakan, pihaknya sudah berkonsolidasi dengan sejumlah kampus untuk menggelar aksi tolak kenaikan BBM tersebut.
"Kapan akan dilaksanakan aksi, kalau dari BEM UPN Veteran Jakarta baru saja semalam dengan kampus lain melakukan konsolidasi. Nanti sore kita juga ada konsolidasi secara internal dan konsolidasi dengan teman-teman kampus lain juga," tutur dia.
Mahasiswa tolak kenaikan harga BBM bersubsidi
Ilustrasi pengisian BBM di SPBU. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Lebih lanjut Bilal menegaskan, mahasiswa menolak keras kenaikan harga BBM bersubsidi karena sudah pasti makin menyulitkan masyarakat. Oleh sebabnya dia mendorong Pemerintah agar meminimalisir dampak di masyarakat, seperti melonjaknya kenaikan harga bahan pokok, hingga inflasi.
"Sebelum kenaikan BBM bersubsidi, harga bahan pokok sudah naik. Apalagi setelah BBM naik, akan sangat tidak terbendung kenaikan harganya. Makanya kita minta Jokowi untuk jaga stabilitas harga bahan pokok," ucap Bilal.
Baca Juga: Ada Parpol Dukung Kenaikan Harga BBM, Coba Tebak
"Jangan sampai kenaikan BBM bersubsidi ini justru menambah krisis Indonesia yang nantinya membawa ke inflasi," imbuh dia.
Partai Buruh demo tanggal 6 September
Partai Buruh Sumatera Utara bersama elemen rakyat lainnya seperti Serikat Pekerja Serikat Buruh, Petani, Nelayan dan Rakyat Miskin Kota Se Sumatera Utara berencana akan menggelar aksi besar-besaran menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah. Aksi tersebut rencananya akan digelar di Kantor Gubernur Sumut dan DPRD Sumut, Selasa (6/9/2022) .
Ketua Exco Partai Buruh Sumatera Utara, Willy Agus Utomo menyampaikan pihaknya akan mengerahkan massa buruh dan elemen rakyat Sumut lainnya sebanyak seribuan orang pada aksi nanti.
Baca Juga: Antara Melati Erzaldi, R.A. Kartini, dan Sekuntum Melati
Willy mengungkapkan, bahwa rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dapat mengancam kehidupan para buruh dan pekerja, yang hanya mendapat kenaikan gaji 1 persen setiap tahunnya.
Tahun ini pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan hanya menaikkan upah minimum sebesar 1,09 persen. Untuk 2023 pun kenaikan upah diprediksi sama dengan 2022 yang mengacu pada Pasal 26 PP No. 36/2021.
“Apabila harga BBM dipaksa naik akan memicu peningkatan inflasi dan berujung pada terpukulnya daya beli masyarakat terutama rakyat kecil seperti buruh, petani, dan nelayan," ungkap Willy.
Baca Juga: Rindu Tangis Puan saat BBM Naik
Sebagai gambaran, bila dengan uang seribu rupiah dapat membeli tiga jenis makanan, dengan kenaikan tersebut akan menekan daya beli sehingga rakyat kecil hanya mampu membeli satu jenis makanan dengan jumlah uang tersebut.
Willy juga menambahkan, kenaikan harga energi tersebut akan turut menekan produktivitas pabrik atau perusahaan, sehingga dikhawatirkan akan berujung pada efisiensi dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Karena perusahaan juga akan memangkas, tentu energi di industri akan meningkat nilainya, sudah tidak naik upah, energi naik, perusahaan bakal PHK besar-besaran,” ujarnya.
Sumber: Klik di Sini