Eva Deswanti, pengrajin home decor berbahan baku lidi nipah mengakui peran Erzaldi Rosman dalam perkembangan usahanya hingga menembus pasar Asia, dan Eropa. Foto: babelinsight.id
Jauh sebelum ia sukses menembus pasar dunia dengan kerajinan lidi nipahnya, ada kebingungan dari dalam Eva dan rekan seprofesinya. Tentang keahlian, dukungan produksi, hingga pemasaran masih jauh dari pandangan. Padahal, lidi nipah punya potensi besar untuk menunjang perekonomian. Erzaldi, saat itu sebagai Gubernur Bangka Belitung periode 2017-2022, punya rencana. Lidi nipah yang selama ini hanya eskpor berbentuk raw material (Bahan baku), ia alihkan ke kerajinan.
---------------‐
Sukses! Tahapan ini sedang dalam genggaman Eva Deswanti, pengrajin home decor berbahan baku lidi nipah asal Bangka Belitung (Babel). Produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) buatannya kini sudah mendunia. Ia tak lagi menjual kerajinannya melalui pasar lokal, tetapi telah tersebar di berbagai negara di Asia, dan Eropa.
Ada perjuangan, inovasi, dan celah yang mampu dimanfaatkan, hingga akhirnya ia menjadi salah satu entrepreneur paling sukses di Negeri Serumpun Sebalai. Babelinsight.id berkesempatan berjumpa dan melakukan wawancara ekslusif bersama pengrajin lidi nipah kelahiran Muntok, 29 Desember 1975 ini, di kediamannya di Jalan Hayati, Desa Kace Timur, Kabupaten Bangka, Sabtu (27/8/2022) lalu.
"Produk kayak gini justru diminati, banyak permintaan. Kan ini pandemi, jadi orang-orang di negara luar lebih banyak di rumah dan menghias rumahnya. Melalui ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) kita di luar, mereka banyak kirim contoh seperti brosur, katalog, sample. Terakhir produk kita dikirim ke Singapura, Osaka, dan Australia," kata Eva mengawali kisah.
Ide awal ekspor
Erzaldi Rosman saat menjabat Gubernur Kep. Babel periode 2017-2022 mengeluarkan kebijakan peralihan ekspor law material lidi nipah ke produk kerajinan, sehingga membantu perekonomian pengrajin/pelaku UMKM. Foto: babelinsight.id.
"Jadi Pak Erzaldi sendiri waktu itu mengatakan, kenapa harus mengekspor raw material, kenapa tidak kerajinannya? Kalau kita hanya ekspor raw material-nya ke Nepal, di sana dijadikan kerajinan. Kita bisa kecolongan. Jadi dari situ Diskop UMKM cari-cari pengrajin anyaman dari lidi nipah. Terus kita dilatih melalui Balaikop 2 tahun full, dan sampai sekarang sudah dilatih 20 kali," katanya.
Awalnya Eva pesimis. Namun, hal itu runtuh seiring berjalannya waktu. Erzaldi serius dalam mengembangkan potensi yang ada. Eva bersama puluhan pengrajin berbahan baku lidi nipah dikumpulkan. Tutor atau pengajar didatangkan dari Yogyakarta. Kemudian mereka dilatih, hingga akhirnya berbuah keahlian. Sikap pesimis Eva luluh berganti optimis.
"Pengaruh Pak Erzaldi banyak banget. Sebelumnya kita buat paling paling jauh ke (pasar) Babel. Tetapi, ketika Pak Erzaldi bilang, 'Kita harus ekspor kerajinan'. Jadi kayak semangat, inovasi harus, ide-ide cemerlang harus untuk menunjang produk. Banyak banget perbedaan sebelum, dan sesudah disemangati beliau," katanya.
"Kami dilatih bagaimana cara mengekspor, tapi no action. Kami (pengrajin) tidak berani, maklum emak-emak. Kami tidak bisa jalan sendiri, tetapi kami dikawal. Dinas benar-benar turun, kami benar-benar dikawal. Kami butuh apa, kurang apa, kami didatangkan mesin. Semua stakeholder dirangkul. Kalau di bidang UMKM, kami mengakui dukungan Pak Erzaldi nyata, bukan hanya dilatih terus dibiar," kata Eva menambahkan.
Bersama sang suami, Melati Erzaldi memberikan perhatian terhadap pengrajin produk lidi nipah, dan para pelaku UMKM lainnya. Foto: babelinsight.id.
Seraya tersenyum, Eva yang semula seorang 'siswa', kini telah memiliki puluhan pekerja/pengrajin dalam binaannya yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Babel. Ia senang, berkesempatan bertemu dengan Gubernur Babel (saat itu) seperti Erzaldi, yang tidak hanya memberikan pelatihan, juga membuka pasar bagi kerajinannya. Tidak hanya Erzaldi, bersama sang istri Melati Erzaldi, kata Eva, dirinya merasakan dukungan yang besar terhadap perkembangan usahanya kini.
"Ibu (Melati) sering ke sini, sering pesan. Beliau berdua sangat mendukung produk UMKM. Produk kita dibeli, dipromosikan. Saya rasa itu yang beda dari bapak dan ibu. Kami dirangkul, sehingga taraf hidup kami naik. Mereka benar-benar fokus ke UMKM. Kami sangat berharap bapak balik lagi, kami nyaman dengan pemimpin ini, dengan pasangan ini," katanya menutup cerita.