Stok Petralite yang sudah habis di salah satu SPBU di Pangkalpinang/ Foto:Babelinsight
Kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) kembali mulai dirasakan masyarakat Kota Pangkalpinang. Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bahkan selalu kehabisan stok BBM dan ketika barang masuk, antrean mengular pun tak terelakkan. Apa yang sebenarnya terjadi?
---------------
PANGKALPINANG -- Kondisi ini ternyata dikarenakan kuota BBM untuk Bangka Belitung (Babel) telah tersalurkan sebanyak 70 persen lebih, dan banyaknya masyarakat yang menggunakan pertalite karena perbedaan harga yang cukup besar antara pertalite dengan pertamax.
Kepala Biro Ekonomi Setda Pemprov Babel, Ahmad Yani mengatakan kuota penyaluran BBM ini hampir rata-rata di seluruh wilayah di Indonesia memang sudah 70 persen lebih.
"Antisipasi tiga bulan kedepan, kami sudah mendatangi BPH Migas dan meminta tambahan kuota, ini menjadi pertimbangan BPH Migas untuk mengusulkan tambahan kuota ke Babel dan seluruh Indonesia," kata Yani, belum lama ini.
Kepala Biro Ekonomi Setda Pemprov Babel, Ahmad Yani/ foto: babelinsight
Ia menilai, banyaknya pemakaian pertalite ini dikarenakan perbedaan harga yang cukup besar antara pertamax dan pertalite, sehingga masyarakat yang seharusnya menggunakan pertamax beralih menggunakan pertalite.
"Ada kemungkinan pemerintah menaikan pertalite supaya jarak nggak terlalu jauh, dan beban subsidi terhadap BBM ini juga cukup besar," imbuhnya.
Imbas Inflasi
Kendaran yang menganti di SPBU jalan aalexander ,Citraland/ Foto: babelinsight
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Babel, Budi Widihartanto menilai, wacana kenaikan BBM ini akan berimbas terhadap inflasi.
"Memang pertamina menghadapi tantangan besar, dari sisi input sekarang harga dunia juga mengalami kenaikan imbas perang Ukraina-Rusia," sebutnya.
Kenaikan ini akan berimbas pada kenaikan semua kebutuhan, apalagi Babel provinsi kepulauan yang tergantung dengan biaya angkut.
