News


Rabu, 17 Agustus 2022 21:46 WIB

Info Pilihan

Raisha, Buktikan ‘Cinta’ lewat Paskibraka

 Raisha Nafa, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Provinsi Bangka Belitung 2022/Foto: babelinsight.id.

Caca memulai cerita, bagaimana dirinya memilih jalan untuk menjadi Paskibraka. Ada sang bibi berperan dalam keputusannya menjadi pasukan 'mentereng' ini. Lima tahun lalu, tepat di hari kemerdekaan 17 Agustus 2017, jadi permula. Dialog yang masih kental di ingatan Raisha menjadi motivasinya.

____________

Penulis: Fadjroel

Editor: Nekagusti

 

PEMALU, mungkin ia mendeskripsikan dirinya kepada babelinsight.id, saat berkesempatan mewawancarai, pada Rabu (17/8/2022). Sesekali, senyuman tersungging di bibir Raisha, dara kelahiran Sungailiat, Kabupaten Bangka yang tak lama lagi genap berusia 17 tahun pada November mendatang. Raisha Nafa. Itulah nama utuh yang diberikan kedua almarhum orang tuanya.

Apa yang menarik dari sosok Caca?

Raisha Nafa (barisan paling belakang kiri), tercatat sebagai siswa Kelas XI SMA Setia Budi, Sungailiat, Kabupaten Bangka./Foto: babelinsight.id.

Indonesia merdeka! Tepat di hari ini, bangsa besar ini mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka. Suka cita kemerdekaan terus tumbuh hingga detik ini. Semangat juang para pahlawan tak tergerus, dan terus tertanam dalam diri pemuda-pemudi bangsa.

Semangat perjuangan, semangat merdeka ada pada sosok satu ini. Caca, merupakan siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Setia Budi, Sungailiat, kelas XI. Dirinya merupakan satu dari 30 remaja terpilih dari 7 kabupaten/kota se-Bangka Belitung (Babel), untuk diamanahkan sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Provinsi Bangka Belitung 2022.

Setelah mengulik sedikit tentang (data) dirinya, Caca memulai cerita, bagaimana dirinya memilih jalan untuk menjadi Paskibraka. Ada sang bibi berperan dalam keputusannya menjadi pasukan 'mentereng' ini. Lima tahun lalu, tepat di hari Kemerdekaan 17 Agustus 2017, jadi permula. Dialog yang masih kental di ingatan Raisha menjadi motivasinya.

"Wih, orang tuanya duduk di atas panggung melihat anaknya yang menjadi Paskibraka. Terus aku berpikir 'hmmm, coba aku di situ"

-Raisha-

Dari situ Raisha berkeinginan kuat jadi Paskibraka," katanya mengenang dialog kecil antara dirinya demgan sang bibi, Windayani. Sang bibi telah mendidik dan membesarkannya sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Ya, sejak kecil Raisha telah yatim piatu. Bibi dan pamannya lahsebagai penguat.

Sang bibi, dikisahkan Caca, sangat mendambakan anak-anaknya dapat menjadi bagian dari Paskibraka. Alasannya simpel. "Membanggakan". Lima tahun berselang dari dialog itu, Caca mengambil kesempatan emas. Tanpa berdiskusi, ia ikut dalam seleksi kabupaten yang diinformasikan pihak sekolah. Seleksi berjalan!

Pengumumanpun tiba waktunya. Ada sedikit kecil hati bagi Caca ketika tingkat kabupaten (Kabupaten Bangka) tidak ada namanya. Kemudian, pengumuman diberi untuk tingkat provinsi. Namanya disebutkan pada urutan ketiga. Bahagia pecah dalam diri Caca.

Namun, dasar kebahagiaan yang sudah kadung membubung, Caca, atau Raisha sedikit berdrama saat membawa kabar bahagia itu ke rumah. "Prank" kecil diberikan Raisha kepada sang bibi, sang motivator dalam hidupnya.

"Terus Raisha kabarin keluarga. Bi, aku nggak dapet kabupaten, terus bibi bilang 'Oo.. Iya lah, bukan rezeki kamu'. Tapi aku dapet provinsi. Kemudian bibi langsung terkejut, syok," katanya sembari melempar senyum kecil.

"Saya sempat tidak percaya dapat di provinsi. Nggak ada kepikiran ke provinsi sedikitpun. Kabupaten juga alhamdulillah. Tapi di situ Raisha senang, mereka bangga ke Raisha. Karena istilahnya Raisha ini menurut mereka 'lelet', namun bisa menembus seleksi tingkat provinsi," 

-Raisha-

Tentu saja, bangga dirasa Windayani. Berawal dari obrolan kecil bernada harapan lima tahun silam, hari ini  Raisha membawa cita-cita sang bibi menjadi kenyataan. Sepasang orang tua yang dulu dianggapnya beruntung dapat menyaksikan langsung anaknya mengenakan seragam serba putih, bergerak tegap-lantang, dengan amanah bangsa dipikul, kini keberuntungan hadir untuknya.

Cita-cita sang motivator terbesar dalam hidup sudah ditunaikan Raisha. Windayani, bibinya bagi Raisha adalah 'Orang tua' sepadan.

Kini, telah menanti cita-cita lain yang ingin digapai Raisha. Apa itu?

Raisha Nafa (barisan belakang) bertugas dalam pasukan 8 pada upacara pengibaran dan penurunan bendera peringatan HUT ke-77 RI di Halaman Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung./Foto: babelinsight.id.

Raisha didapuk sebagai pasukan 8 Paskibraka Provinsi Babel 2022. Dalam tugasnya, menggiring sang pengibar bendera. Jauh sebelum itu, ada usaha yang dilalui, kerja keras menjadi tempaan siang dan malam, keyakinan berakar tekad, dan lantun doa menjadi sahabat setiap langkah.

Ntah berapa sering tangannya yang mulai legam tersengat sang penerang siang, basah menghapus peluh keringat mengucur di setiap sela kulit. Lelah yang tak lagi merasai tak ia gubris. Hasilnya, ia kini mencatatkan namanya dalam sejarah, ada dirinya di balik berkibarnya sang saka di langit Negeri Serumpun Sebalai.

Memang usai tugasnya mengemban amanah berkibarnya simbol negara, namun cita-citanya belum menjumpai akhir. Satu lagi yang ingin ia kejar, dan Paskibraka menjadi bekal. "Raisha ingin jadi Polwan!" ujar Raisha menutup cerita.


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur