Baju adat Paksian dari Bangka Belitung yang digunakan Presiden RI Joko Widodo di pidato Kenegaraan HUT RI ke-77 (foto: Pikiran Rakyat)
Dengan dikenakannya oleh Presidium dalam acara penting, menandai bahwa pakaian adat yang semula dikenakannya sebagai pakaian pengantin ini menandai memiliki nilai dan makna.
____
PANGKALPINANG -- Paksian, pakaian adat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, punya asal-usul dari pengaruh bangsa Cina dan Arab.
"Paksian berasal dari bahasa Tionghoa yang berarti penutup dahi, sebetulnya paksian adalah mahkota kepala yang dikenakan lengkap beserta baju kurung berwarna merah," kata Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung Ahmad Elvian kepada babelinsight.id.
Paksian awalnya merupakan mahkota, bukan baju, tapi sekarang identik dengan baju paksian yang diambil dari nama mahkotanya tersebut.
Baju adat ini biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru yang pada masa awal disebut baju seting dan kain yang dipakai adalah kain besusur, kain lasem, atau disebut juga dengan nama kain cual, dan berwarna merah,"
- Ahmad Elvian -
Pada pengantin wanita, adalah baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru yang pada masa awal disebut baju Seting dan kain yang dipakai adalah kain besusur, kain lasem, atau disebut juga dengan nama kain cual. Bagian kepala memakai mahkota yang dinamakan Paksian. Mempelai laki-laki memakai sorban yang disebut sungkon.
Budayawan Bangka Belitung, Ahmad Elvian/foto: babelinsight.id
"Waktu itu banyak orang-orang Cina dan Arab yang datang merantau ke Pulau Bangka terutama ke pangkal-pangkal di Pulau Bangka yang merupakan pusat segala aktifitas masyarakat. Nah, ada yang melakukan pernikahan maka banyaklah penduduk Pulau Bangka yang meniru pakaian adat tersebut," jelasnya.
Pada pakaian Paksian yang dikenakan Presiden RI Joko Widodo, merupakan pakaian yang dimodifikasi lebih simpel dan modern dengan ornamen yang menghiasi selampang dan sisi pinggir belahan baju motif pucuk Rebung atau bambu menunjukkan rumpun Melayu yang memilki persebatian yang kuat dan kokoh
"Warna baju itu yang menjadi ciri khas orang Cina yakni warna merah, lalu merupakan perpaduan etnic hasil akultarasi orang-orang darat dan laut, pribumi Bangka dan Tionghoa juga melayu. Orang melayu mewariskan sungkon dan surban selempangnya, dan motif kembang sepatu motif pucuk rebung itu dari orang darat dan laut," bebernya.
Tak hanya itu, kata Elvian baju adat paksian sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda nasional dari Bangka Belitung.
Ia menegaskan, dengan dikenakannya oleh Presidium dalam acara penting, menandai bahwa pakaian adat yang semula dikenakannya sebagai pakaian pengantin ini menandai memiliki nilai dan makna.
"Sangat menarik dan menunjukkan bahwa pakaian pengantin paksian memilki nilai preservatif menunjukkan keluhuran, keagungan dan tingginya marwah dan kerukunan masyarakat Bangka Belitung," ulasnya.
Ia berharap, pakaian ini tegal lestari dan dikenal oleh masyarakat Babel, apalagi setelah dikenakan oleh orang nomor satu di Indonesia.