Presiden Joko Widodo saat mengenakan Baju Adat Paksian Bangka Belitung pada acara pidato kenegaraan/ foto:tangkapan layar instagram Jokowi, Babelinsight
Perayaan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia, akan selalu membawa cerita menarik saat ditelusuri. Seperti yang satu ini, saat tim Babelinsight.id (BI) bertemu dengan pemilik sanggar Astari, Tricahya Karnawati ketika Tim BI mengetahui bahwa dirinya akan merancang busana khas daerah Bangka Belitung yang akan dikenakan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo pada HUT ke-77 RI tahun 2022. Tim Babelinsight pun menjumpai Ibu Astari di kediamannya, berikut petikan wawancaranya.
________
(Tanya (T) adalah babelinsight.id, Jawab (J) adalah Bunda Astari)
T: Assalamulaikum bunda Astari, apa kabar?, selalu sibuk ya bun?
J: Alhamdulillah sehat.., iya..selalu ada kegiatan yang dilakukan supaya tetap sehat ya…
T: Kalau untuk saat ini apa kegiatan yang bunda fokuskan?
J: Alhamdulillah, di tanggal 14 Agustus 2022 kemarin baru saja, saya menyelesaikan pakaian adat Paksian yang rencananya akan menjadi salah satu kandidat busana yang akan dikenakan Pak Jokowi pada perayaan HUT kemerdekaan nanti.
T: Wow, keren sekali bun, bagaimana bisa bunda mendapatkan kesempatan ini?
J: Iya, saya juga terkejut namun sangat antusias. Saya ingat malam tanggal 10 Agustus 2022, Ibu Melati yang merupakan Ketua Dewan Pembina Gekraf Babel, menghubungi saya. Beliau mengatakan bahwa, pihak Sekretaris Pribadi (Sespri) Bapak Presiden Jokowi menghubungi Ibu Melati, untuk dapat menyiapkan baju Paksian yang akan dikenakan Presiden Jokowi untuk perayaan HUT ke -77 RI ini.
Saya langsung menyanggupi.
Baca Juga: Paksian, Baju Adat Bangka Belitung yang Dipilih Presiden Jokowi
Pemilik Galeri Astari, sekaligus perancang dan penjahit baju Paksian hijau khas Babel yang dikenakan Presiden Joko Widodo/ Foto: Babelinsight
T: Apakah tantangan yang bunda hadapi ketika merancang dan menjahit baju ini?
J: Waktu!, waktu yang diberikan hanya tiga hari… Benar-benar sebentar, dalam waktu tiga hari tersebut saya dan Bu Melati terus berkoordinasi mengenai bahan, motif, warna, dan banyak hal lainnya. Alhamdulillah tepat pada waktunya di tanggal 14 Agustus 2022, baju Paksian ini selesai dan langsung dikirimkan ke Jakarta.
T: Untuk pemilihan, bahan motif, dan lainya apakah ada pertimbangan bun?
J: Pasti, Ibu Melati meminta agar bahan yang digunakan pada baju Paksian ini mengunakan bahan yang nyaman untuk dipakai dalam suasana dan kondisi. Selain itu bu Melati juga meminta agar Paksian yang dibuat berwarna hijau yang mengartikan warna pertumbuhan, dan ternyata dalam baju adat Paksian Babel warna hijau mengartikan kesejukan, ketenangan, kesetiaan, dan keberuntungan, jadi pilihan warna yang pas sekali.
T: Kita mengetahui bahwa baju adat Babel kaya akan filosofi, bagaimana dengan baju Paksian ini?
J: Benar sekali, motif yang dipilih yakni motif pucuk Rebung, yang kita buat secara hand made. Pucuk Rebung juga memilki arti kerukunan antar-kelompok yang ada di Babel yakni Melayu dan Cina. Baju Paksian ini mendeskripsikan harmonisasi yang ada di Babel
T: Jika nanti, Pak Presiden Jokowi benar-benar mengunakan baju Paksian yang ibu rancang dan jahit, apa yang ingin ibu katakan?
J: Saya sangat bersyukur dan berterima kasih.., satu hal yang pasti saya sangat bangga, baju Paksian khas Bangka Belitung akhirnya dikenakan oleh orang nomor satu di Indonesia. Saya bersyukur atas kesempatan yang Ibu Melati berikan kepada saya untuk dapat menjadi bagian dari moment ini.
T: Terima kasih bunda Astari untuk berbagi cerita Paksian hari ini..
J: Sama-sama…kita harus terus memperkenalkan keunikan adat busana dari Babel
Setelah berbagi kisah bersama Bunda Astari, Tim Babelinsight tak melewatkan kesempatan untuk langsung mengubungi Ketua Dewan Pembina Ekonomi Kreatif (Gekraf) Bangka Belitung, Melati Erzaldi, yang merupakan sosok di balik cerita baju adat khas Bangka Belitung, Paksian ini dikenakan.
Berikut hasil wawancara Tim Babelinsight bersama Melati Erzaldi.
Ketua Dewan Pembina Ekonomi Kreatif (Gekraf) Bangka Belitung Melati Erzaldi / Foto: Babelinsight
(Tanya (T) adalah babelinsight.id, Jawab (J) adalah Ibu Melati)
T: Assalamualaikum ibu Melati, apa kabar?
J: Alhamdulillah baik dan selalu bersemangat pastinya..
T: Tim Babelinsight (BI) mendengar kabar bahwa Bapak Presiden Jokowi akan mengenakan busana adat dari Bangka Belitung, apa benar bu?
J: InsyaAllah Pak Jokowi akan mengunakan pakaian adat khas Bangka Belitung.
T: Bagaimana ceritanya bu?
J: Saya sangat bersyukur dan antusias sekali, karena tahun 2021 ketika saya masih menjabat sebagai Ketua Dekranasda Babel. Salah seorang Sespri (Sekretaris pribadi) dari Presiden Jokowi sudah menghubungi, untuk dapat menyiapkan baju adat Bangka Belitung yang rencananya akan menjadi kandidat pakaian yang akan dikenakan di HUT ke-76 tahun 2021, namun sepertinya pada waktu itu baju adat Babel belum mendapatkan kesempatan untuk terpilih.
T: Iya bu, kami ingat cerita itu, lalu bagaimana kemudian Baju Paksian dapat dikenakan oleh Beliau di tahun ini?
J: Alhamdulillah, tanggal 10 Agustus saya kembali dihubungi lewat WA (WhatsApp Messager) oleh Sespri Presiden Jokowi, saya biasanya memanggilanya Mbak Tia. Jadi di dalam percakapan tersebut, Mbak Tia bilang bahwa Bapak Presiden masih menanyakan baju yang pernah mereka tunjukkan yaitu baju adat dari Bangka Belitung. Akhirnya saya langsung menelfon, setelah ngobrol mereka bilang bahwa mereka menginginkan baju adat seperti yang ditunjuk tahun lalu.
T: Baju adat Paksian yang sama?
J: iya, Baju adat Paksian, yang biasanya digunakan pengantin laki-laki. Tahun lalu kita mengirimkan baju Paksian yang berwarna merah dengan bahan beludru. Dan setelah ngobrol, dari pihak Tim Kepresidenan mengirimkan contoh gambar baju Paksian. Saya bilang, InsyaAllah akan saya siapkan untuk menjadi salah satu kandidat baju yang akan dipilih oleh Pak Jokowi, yang akan beliau kenakan nantinya.
T: Siapakah yang ibu pilih untuk merancang busana Paksian ini?
J: Alhamdulillah Bangka Belitung, memiliki banyak perancang yang kreatif di bidangnya. Tanggal 10 agustus 2022 sore saya berkomunikasi dengan Sespri Pak Jokowi, malamnya saya langsung menghubungi Bu Astari yang merupakan salah seorang anggota Gekraf Babel yang juga memilki galeri. Saya ngobrol, juga sharing dan Bu Astari menyanggupi untuk membuat baju yang akan dikenakan Presiden Jokowi.
T: Setelah itu?
J: Tanggal 11 Agustus saya memastikan lagi kepada Sespri Pak Jokowi bahwa baju itu akan segera kami buat seperti yang Bapak Presiden harapkan. Saya memilih Paksian berwarna hijau karena Bapak Presiden mempunyai misi ingin menyampaikan pesan warna hijau tersebut yaitu, warna pertumbuhan dan dari pihak Sespri Presiden meminta agar tanggal 14 Agustus 2022 baju sudah selesai. Dan tentunya saya menyanggupi itu karena Bu Astari juga menyanggupi hal tersebut
T: Selesai sesuai target bu?
J: Alhamdulillah, iya..akhirnya tanggal 14 Agustus baju Paksian ini selesai, dengan detail pucuk Rebung yang memilki filosofi kerukunan budaya antar masyarakat Tionghoa dan Melayu. Baju ini termasuk Paksian modifikasi yang dikombinaksikan dengan teluk belanga, sungkon, kain tenun cual, dan pending khas Babel
T: Kapan dikirimkan bu?
J: Hari itu juga, tanggal 14 sebelum jam 2 siang, baju tersebut sudah tiba di Istana Negara untuk Pak Presiden Jokowi lihat. Dan Sespri beliau bilang bahwa Pak Presiden berkenan untuk melakukan fitting baju Paksian Modifikasi Khas Bangka Belitung
T: Bagaimana rasanya ketika melihat Baju Paksian khas Babel dikenakan Presiden Jokowi bu?
J: ( Diam.., menahan haru) Saya bangga sekali…, saya yakin juga masyarakat di Babel sangat bangga dan bahagia ketika salah satu baju adat dari Babel dapat dikenakan dan dikenalkan kepada seluruh masyarakat di penjuru tanah air. Salah satu harapan masyarakat Babel sudah terwujud.
T: Terima kasih ibu Melati atas waktunya, semoga ibu selalu sehat, dan bisa terus memberikan yang terbaik bagi Babel..
J: Alhamdulillah saya sangat bersyukur dan berterima kasih untuk semua dukungan dan masukan yang diberikan. Mari kita sama-sama membangun dan memperkenalkan kebudayaan dan keanekaragaman yang ada di Bangka Belitung.