Gekraf Babel Lahir di Kota Bersejarah Muntok
MUNTOK - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ikut menjadi salah satu tempat bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Bangka Barat, menjadi saksi bersejarah sebagai tempat pengasingan Presiden Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Di sini, tempat di mana Bung Karno dengan para pendiri bangsa berbicara tentang masa depan dan penegakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman penjajah.
Ini menjadi nilai tersendiri bagi Bangka Belitung khususnya Bangka Barat pada tahun 1948 hingga 1949 saat seorang presiden harus diasingkan ke pulau kecil di Sumatera bagian selatan.
Hal ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi pemerintah setempat untuk bisa mengemas history menjadi menarik hingga wisatawan tertarik untuk datang.
"Bukan hanya menjelajah rasa dari ragam kuliner, tetapi ada informasi dan cerita sejarah yang sebenarnya disukai masyarakat Indonesia," ungkap Ketua Umum Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Pusat, Kawendra Lukistian dalam kunjungannya ke Bangka Barat untuk melantik Pengurus Gekrafs Babel (10/04/2021).
Pesan ini tentu ditujukan juga untuk Gekrafs Babel, yang harus lebih jeli mengemas potensi dari segi ekonomi kreatif. Sebagai contoh, Bangka Barat (Muntok) berpotensi mengadakan kegiatan atau aktivitas festival sejarah atau pameran barang-barang bersejarah karena sejarah mencacat Babel.
"Tentu ini adalah added value tersendiri, " tegas Kawendra Lukistian yang akrab dipanggil Kawe.
Menurutnya, wisatawan yang datang ke Bangka Barat akan rela menempuh perjalanan yang cukup jauh dari titik bandara larena mereka menaruh harapan mendapat informasi atau cerita yang menarik tentang saksi sejarah bangsa.
Kawe menilai, seluruh stakeholder di Babel ini mendukung Gekrafs Babel, kesempatan ini diharapnya dapat ditangkap oleh Ketua Gekraf Babel, Tommy untuk berorientasi mendorong ekonomi kreatif hingga maksimal karena Gekrafs harus terus berjuang agar ekosistem ekonomi kreatif tercipta di Babel.
"Saat ekosistem sudah baik, produk apapun yang diluncurkan akan terserap secara maksimal, hingga nilai ekonominya juga ada," ungkapnya memberi energi agar teman-teman Gekrafs Babel tergerak untuk berkreatifitas.
Kawe sendiri mengakui mendapatkan inspirasi untuk kembali menciptakan sebuah lagu dalam kunjungannya ke Babel.
"Saya hari ini mendapatkan beberapa inspirasi. Mudah-mudahan saya bisa bikin lagu yang terinspirasi dari sini, karena di sini banyak cerita keren dan rasanya tidak cukup waktunya yang hanya tiga hari," ungkapnya yang kemudian mengatakan ingin segera berkunjung juga ke Pulau Belitung.
Kawe melantik Kepengurusan Gekrafs Babel di Bukit Menumbing, tempat dimana Sang Proklamator bersama beberapa sahabatnya pernah diasingkan. Berkesempatan berkeliling gedung tua yang penuh sejarah ini, Kewa didampingi langsung Melati Erzaldi, Ketua Dewan Pembina Gekrafs Babel usai pelantikan.
Melati Erzaldi mengatakan, memilih tempat ini sebagai lokasi pelantikan agar Gekrafs yang lahir sebagai anggota ke 22 di Indonesia juga menggores sejarah telah melahirkan anak-anak muda kreatif.
"Pelantikan di Menumbing ini menjadi momentum bagi kita semua seperti sejarah pendiri Indonesia yang pernah memikirkan bangsa ini di sini saat usia mereka muda, begitu pula Gekrafs," ungkap Melati Erzaldi berharap.
Wisma Ranggam juga dikunjungi, wisma dengan sejarah yang pekat, terdapat tugu kecil di halaman gedung yang hampir terlupakan. Dalam sejarah Indonesia, Tugu Wisma Ranggam erat hubungannya dengan kembalinya Tugu Jogja yang pembicaraannya dilahirkan di sini.
Penulis : Nona
Subscribe Kategori Ini