GeNose C19, Oasis di Masa Pandemi
Keberadaan GeNose C19 yang merupakan karya anak bangsa ini layak disebut oasis di masa pandemi. GeNose menjadi pilihan baru bagi masyarakat yang ingin melakukan deteksi dini terhadap keberadaan virus Covid-19 yang dinilai sangat efektif dan efisien dari segi harga dan waktu. Apalagi saat ini GeNose telah diterapkan di beberapa rumah sakit, stasiun kereta, dan juga bandara-bandara di Indonesia.
Bahkan saat ini dua Bandara di Bangka Belitung yakni Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung dan Bandara Depati Amir di Pangkalpinang telah menerapkan penggunaan GeNose ini.
Apa itu GeNose? Bagaimana cara kerjanya?
GeNose yang merupakan singkatan dari Gadjah Mada Electronic Nose adalah alat tes deteksi dini Covid-19 melalui hembusan nafas yang dikembangkan oleh Universitas Gajah Mada (UGM) melalui teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecedasan buatan.
Cara menggunakan GeNose terbilang praktis dan mudah. Namun tetap ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang melakukan tes GeNose. Karena alat ini akan secara otomatis mendeteksi kondisi udara di sekitarnya disarankan untuk tidak merokok, makan sesuatu yang memiliki aroma menyengat, dan harus puasa selama setengah atau satu jam sebelum di tes dilakukan.
Dikutip dari tempo.co, peneliti GeNose, Dian K Nurputra menjelaskan bahwa, GeNose menangkap materi Volatile Organic Compound (VOC) dari hembusan napas secara stabil.
Pembacaan VOC oleh sensor itu hanya akan akurat jika diperoleh dari gas yang dialirkan secara stabil dan teratur, makanya pada GeNose sampel napas menggunakan kantung plastik (sampling bag) sebelum dianalisis sistem
Pada GeNose, sampel napas pada kantong plastik itulah yang perlahan disedot melalui pompa mesin dengan tarikan yang sudah distandarisasi. GeNose menggunakan 10 sensor, namun Dian mengatakan akan merinci sensor tersebut jika papernya telah dipublikasikan.
Lalu bagaimana tingkat akurasi GeNose?
Dilansir di kompas.com, GeNose telah melalui uji profiling dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro, Yogyakarta.
Dari pengujian itu, diketahui tingkat akurasi GeNose mencapai 97 persen.
GeNose sendiri telah memperoleh izin penggunaan dan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI sejak awal Februari. Pada tahap pertama, GeNose telah digunakan di moda angkutan perkeretaapian, dan saat ini telah diterapkan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Husein Sastranegara Bandung, Bandara Internasional Yogyakarta, Bandara Internasional Surabaya, Bandara HAS Hanandjoeddin Belitung, dan Bandara Depati Amir Pangkalpinang.
Berapa harga perangkat GeNose ini?
GeNose di pasarkan dengan harga relatif murah yakni Rp 62.000 per unitnya. Satu unit alat ini bisa digunakan hingga 100.000 kali. Jika dibandingkan dengan alat tes PCR maupun tes antigen, GeNose ini tentu jauh lebih efektif, efisien dari segi penggunaan, harga dan waktu.
GeNose mendapat dukungan dari pemerintah
Keberadaan GeNose ini menjadi solusi yang sangat efektif dan efisien. Hal ini turut diapresiasi oleh pemerintah. Ini terbukti dengan diperolehnya izin edar GeNose dari Kementerian Kesehatan RI pada awal Februari.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun turut menyambut baik keberadaan GeNose ini. Dirinya menerapkan penggunaan tes GeNose di stasiun kereta dan mendukung penerapan di beberapa bandara di Indonesia.
Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro bahkan mengatakan perlu mendorong penggunaan GeNose di pabrik dan lingkungan industri untuk skrining Covid-19 sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi temuan GeNose yang merupakan hasil inovasi anak Indonesia. Dikatakannya ini merupakan hal yang sangat membanggakan, karena UGM mampu menggunakan kecerdasan artifisial untuk melakukan deteksi Covid-19 dalam waktu kurang dari tiga menit.
Tak hanya diapresiasi di tingkat pusat, pemerintah daerah salah satunya Gubernur Kepulauan Bangka Belitung turut mengapresiasi hal ini.
Gubernur Erzaldi telah mengambil langkah untuk mendesak Angkasa Pura II untuk segera menyediakan alat tes GeNose ini di Babel. Hal ini mengingat harga tes GeNose yang relatif murah dan lebih terjangkau bagi masyarakat. Selain itu, hasilnya juga cepat, tak perlu menunggu lama. Langkah gubernur ini tak butuh waktu lama terwujud, mulai 12 April, akhirnya dua bandara di Bangka Belitung menerapkan tes GeNose ini.
Dirinya bahkan telah melakukan tes GeNose bagi ASN Biro Umum Sekretariat Daerah Pemprov. Babel di Kantor Gubernur Babel belum lama ini.
GeNose dari sisi ekonomi
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) /Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI Bambang PS Brodjonegoro mendorong penggunaan GeNose C19 sebagai alat deteksi COVID-19 di pabrik. Hal ini dikutip dari detikfinance.com.
Bambang mengatakan, manufaktur menjadi salah satu sektor yang terpuruk akibat adanya pandemi COVID-19. Meski dari segi permintaan terus berjalan, namun dia menilai terdapat kendala dari faktor operasi yang membuat produksi karyawan menjadi terhambat.
Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain salah satunya dengan penggunaan GeNose untuk mendorong kinerja karyawan agar tetap optimal. Sekaligus membantu sektor manufaktur supaya bisa bangkit kembali di masa pandemi.
Di sisi lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto mendukung usulan yang disampaikan oleh Bambang. Airlangga pun meminta agar kapasitas produksi GeNose 19 dapat ditingkatkan, dari yang semula 2-5 ribu, menjadi 10-15 ribu. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan GeNose bagi para pelaku usaha di sektor industri.
GeNose mendukung sektor pariwisata
Tak dipungkiri, di masa pandemi sekarang ini, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang ikut terpuruk. Mobilitas orang untuk melakukan perjalanan wisata menjadi minim. Hal ini berdampak pada penurunan ekonomi.
Gubernur Erzaldi optimis dengan adanya GeNose ini bisa membantu para pelaku pariwisata untuk bangkit dari keterpurukan akibat adanya pandemi ini. Apalagi sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan bisa membangkitkan ekonomi masyarakat Babel yang beranjak bertransformasi dari sektor pertambangan menuju ke sektor pariwisata.
GeNose salah satu solusi, dengan harga yang terjangkau, membuat masyarakat terasa lebih ringan dari segi biaya untuk melakukan tes deteksi Covid-19 sebagai salah satu syarat dalam melakukan perjalanan salah satunya perjalanan wisata.
Langkah lebih lanjut yang akan dilakukan oleh Gubernur Erzaldi yakni akan menempatkan GeNose di UPTD Balai Pengembangan Pariwisata Wilayah Belitung yang nantinya untuk mendukung event-event pariwisata di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur, seperti event sepeda Tour de Babel, Kharisma Event Nasional (KEN) Jelajah Pesona Jalur Rempah, dan Festival Tanjung Kelayang.
Meskipun begitu, alat deteksi dini Covid-19 sudah tersedia dengan biaya yang murah, namun Gubernur Erzaldi mengimbau kepada seluruh masyarakat dan para pelaku wisata agar tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan agar senantiasa terhindar dari virus Covid-19 ini.
Penulis: Lisia Ayu Andini
Subscribe Kategori Ini