Personil Basarnas Bangka Belitung saat menerima kedatangan Kepala Basarnas Pusat, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi, saat berkunjung ke Kantor Basarnas Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), Senin (8/8/22).
Meskipun personil terbatas, tetapi kecepatan pelayanan dan layanan yang diberikan Basarnas Indonesia tak kalah dengan tim pencarian dan pertolongan di luar negeri.
_____
PANGKALPINANG - Personil Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) secara nasional memang masih kurang.
Secara keseluruhan mereka punya 4.029 personil yang harus dibagi di semua provinsi. Nah, untuk menutupi kekurangan tenaga ini, Basarnas meminta alokasi ASN ke Kemenpan & RB, tambahan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), serta outsourcing.
Itu dikatakan Kepala Basarnas Pusat, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi, saat berkunjung ke Kantor Basarnas Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), Senin (8/8/22).
Kepala Basarnas Pusat, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi, saat berkunjung ke Kantor Basarnas Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), Senin (8/8/22).
Kami juga memaksimalkan kerjasama dan bersinergi dengan TNI Polri kemudian kepada LSM masyarakat yang memiliki potensi SAR, kekurangan itu terjawab dengan cara memberikan sebuah kerjasama atau soliditas,"
- Henri Alfiandi -
Meskipun personil terbatas, tetapi kecepatan pelayanan dan layanan yang diberikan Basarnas Indonesia ujarnya tak kalah dengan tim pencarian dan pertolongan di luar negeri.
"Ini perlu menjadi catatan kalau Anda tanya kualitas, Indonesia tidak kalah dengan luar negeri, jadi standar kita sudah Internasional, kita nomor tiga terbaik di Asia Pasifik setelah Amerika dan Singapura," klaimnya.
Basarnas Pangkalpinang kurang alat
Kepala Kantor SAR/Basarnas Pangkalpinang, I Made Oka Astawa
Kepala Kantor SAR/Basarnas Pangkalpinang, I Made Oka Astawa menambahkan, secara umum perlengkapan memang mencukupi meskipun jumlahnya dirasa masih kurang, untuk menjangkau wilayah kepulauan di Babel.
Peralatan cukup namun kita memang harus lebih banyak peralatan yang membutuhkan teknologi, kami menunggu peralatan pengadaan kantor pusat,"
- I Made Oka Astawa -
Ia berharap, dengan kunjungan Kepala Basarnas ke Babel, mampu membawa perubahan khususnya terhadap perlengkapan dan peralatan pencarian dan pertolongan di Babel.
Atensi Basarnas Pusat
Peralatan pencarian dan pertolongan di Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Pangkalpinang menjadi atensi bagi Kepala Basarnas pusat, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi.
Ia menilai, Basarnas Pangkalpinang membutuhkan peralatan pencarian khususnya di kedalam air yang memadai, untuk melakukan upaya pertolongan dan pencarian terhadap korban yang mengalami kecelakaan di laut maupun sungai/kolong.
Apalagi, Provinsi Babel identik dengan tambang, maka tak sedikit korban akibat laka tambang baik di laut maupun kolong galian tambang.
"Mencari korban laka tambang itu airnya biasanya keruh, kalau ada korban di situ pakai device ini (semacam aqua eye and sonar) bisa cepat terdeteksi, sudah dicoba dan langsung ketemu korbannya," katanya, usai meninjau peralatan di Kantor SAR Pangkalpinang.
Sayangnya, peralatan itu masih terbatas, hanya ada satu. Ia menyebutkan paling tidak harus punya dua alat.
Ketika meninjau peralatan, Marsekal Madya TNI itu berbincang dengan personil yang pernah menggunakan perlatan tersebut untuk mencari korban laka tambang.
Kepala Basarnas pusat, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi mengecek perlengkapan yang dimiliki Basarnas Pangkalpinang/foto: babelinsight.id
Ia melihat, peralatan yang dimiliki Basarnas Pangkalpinang sudah lengkap dan memadai, hanya saja memang perlu penambahan untuk ditempatkan di pos-pos SAR di kabupaten/kota.
"Kalau dibilang lengkap ya lengkap, tetapi belum mencukupi kebutuhan ya, artinya ada masih bisa ter-cover kalau kondisi seperti ini maka layanan yang dibutuhkan quick respon atau kecepatan menjadi berkurang," ulasnya.
"Ada barangnya tapi di tempat yang lain perlu waktu dalam pengiriman ke lokasi kejadian, apalagi jaraknya jauh, kita harus memenuhi semua kebutuhan itu sama di setiap pos sehingga layanan kecepatan yang dibutuhkan untuk memberikan pertolongan akan semakin bisa terpenuhi," tambah Henri.
Seperti alat selam, masing-masing pos di Babel sebutnya minimal punya dua, di Babel terhadap lima pos di kabupaten/kota.
"Semua personil kita kan punya ini kemampuan, sehingga mereka itu tadi enggak perlu nunggu peralatan untuk bisa menyelam jadi dia udah siap, gitu loh," ungkapnya.
Demikian juga dengan kapal, untuk kapal mungkin sebutnya perlu biaya yang mahal, saat ini pihaknya pun tengah mengadakan kapal cepat sebanyak 74 unit.
"Mudah-mudahan tahun depan kita sudah bisa memenuhi dengan datangnya kapal cepat spek 36 Knot mampu menembus ombak pada level 5 atau 5 meter bisa tembus," bebernya.