News


Senin, 08 Agustus 2022 20:11 WIB

Info Sosial

Cara 'Kick Off' Stunting dari Babel!

Kolaborasi percepatan penurunan stunting/foto: babelinsight.id

Prevalensi stunting di Babel saat ini 18,6 persen, tahun ini ditargetkan turun menjadi 15 persen, tahun depan 13 persen dan pada 2024 menjadi 10,38 persen.

____________ 

Penulis: Uka
Editor: Nekagusti

 

PANGKALPINANG - Ibu-ibu menjadi bunda asuh bergerak bersama kader-kader Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  di seluruh Indonesia, mengedukasi masyarakat untuk menerapkan pola asuh dan pemberian gizi yang baik untuk ibu hamil hingga anak di bawah dua tahun (baduta), dan mengawal menurunkan stunting

Nah, istri Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau yang dikenal dengan Dharma Pertiwi dan istri anggota Polri atau Bhayangkari memiliki tugas baru, membantu BKKBN menurunkan stunting di seluruh Indonesia. Itu diungkap oleh Kepala BKKBN Republik Indonesia, Hasto Wardoyo dalam gala kick-off kolaborasi percepatan penurunan stunting, yang disiarkan secara hybrid, Senin (8/8/22).

Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN RI/ Foto: babelinsight.id

Angka stunting di Indonesia 24,4 persen,  setiap tahun 4,8 juta ibu hamil dan melahirkan, praktis 1,2 juta berpotensi stunting  jika tidak dilakukan apa-apa,"

- Hasto Wardoyo -

Jika hal ini tidak diintervensi, maka generasi penerus Indonesia akan dirugikan, karena stunting merugikan kualitas sumber daya manusia.

Apa ciri-ciri stunting?

"Ciri stunting ada tiga, yang pertama pasti pendek, tentu tidak bisa jadi TNI Polri atau pramugari, tapi pendek belum tentu stunting, kedua stunting membuat kemampuan intelektual rendah, kemampuan akademik tidak optimal," ujarnya. 

Kerugian ketiga, sebelum berusia 50 tahun, biasanya sudah diserang berbagai penyakit metabolisme kencing manis, risiko penyakit tekanan darah tinggi, struk, serangan jantung.

"Bayangkan kalau ini banyak di Indonesia. Stunting ini disebabkan tidak optimalnya nutrisi, kurang dapat asupan makanan bergizi khusus protein hewani, kedua sebab sub optimal health, ini kita kerjasama dengan TNI Polri untuk memeratakan kesehatan dan ketiga sub optimal parenting," beber Hasto. 

Ia yakin, bunda asuh dari kalangan TNI Polri ini mampu memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana pola asuh yang baik, happy sehingga anak-anak juga tumbuh dengan baik. 

Kolaborasi tingkatkan peran

"Kolaborasi ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, melalui program bapak asuh anak stunting, didorong Panglima TNI menyemangati  untuk bisa ada bapak asuh dan bunda asuh di seluruh Indonesia," ujarnya. 

"Peran TNI polri ini sentral sehingga kolaborasi dan jajaran TNI Polri sangat strategis dalam percepatan penurunan stunting," tekannya. 

Di Babel, program bapak asuh dan bunda asuh akan dikolaborasikan bersama Korem 045/Gaya dan Polda Babel. "Tentara dan polisi ini personilnya menyebar ke desa-desa, stunting ini banyaknya di desa, dengan kolaborasi ini kita berharap bisa bersama mengedukasi masyarakat bagaimana pola asuh yang baik, pemberian gizi kepada ibu hamil dan baduta," jelasnya. 

"Meskipun kita rendah secara nasional, tapi target kita cukup besar untuk menurunkan stunting hingga tahun 2024, oleh karena itu dengan kolaborasi ini diharapkan bisa mempercepat penurunan stunting," ulasnya. 

Pola asuh dan asupan gizi

Ketua Dharma Pertiwi Korem 045/Gaya, Desi Ujang Darwis/ foto: babelinsight.id

Sementara, Ketua Dharma Pertiwi Korem 045/Gaya,  Desi Ujang Darwis menyebutkan akan berkolaborasi dengan BKKBN untuk mempercepat penurunan stunting di Babel. Pihaknya akan membantu menyosialisasikan pentingnya pola asuh dan asupan gizi bagi bayi. 

"Saat ini kami masih mendata sasaran yang akan kita lakukan intervensi, di mana dan apa yang bisa kita bantu, termasuk edukasi kepada ibu-ibu. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan bisa menurunkan angka stunting," tukasnya. 

Bantuan makanan 

Bunda asuh ini selain mengedukasi masyarakat akan pentingnya pola asuh dan asupan makanan mencegah stunting, juga akan memberikan bantuan kepada anak-anak stunting yang dalam kategori kurang mampu. 

Bantuan kepada anak stunting berupa makanan tambahan selama enam bulan, entah itu biskuit, vitamin, susu, dan lainnya tergantung bentuk intervensi terhadap anak,"

- Desi Ujang Darwis -

BKKBN evaluasi

Sekretaris BKKBN Babel, Ismi Fahriani/Foto: babelinsight.id

Selama enam bulan akan dievaluasi, melihat perkembangan anak. Selain itu BKKBN juga membentuk tim percepatan penurunan stunting (TPPS) dari provinsi hingga kecamatan dan desa bersama stakeholder terkiat untuk intervensi stunting menyasar gizi spesifik dan sensitif, serta knowledge manajemen, membentuk tim satgas dan ada tim audit kasus stunting yang akan mengevaluasi serta merekomendasikan kebijakan bagaimana agar tak terjadi stunting.


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur