Foto ilustrasi stunting (dok:istimewa)
Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan (Basel) dr. Agus Pranawa, berharap Tim Satgas penanganan stunting Bangka Selatan dapat menurunkan angka stunting pada tahun depan dan tentunya Bangka Selatan terbebas dari gizi buruk.
_________
TOBOALI - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, menetapkan tiga desa penyandang angka tertinggi locus stunting atau gizi buruk terhadap anak. Terdata sejak tahun 2020 hingga sekarang 2022, ketiga desa itu adalah Desa Rias, Desa Serdang dan Desa Irat.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dr. Agus Pranawa berkata kepada babelinsight.id, sejauh ini terdata locus stunting tahun 2022 Desa Rias 19,4, Desa Serdang 18,3 dan Desa Irat 11,8.
"Desa tertinggi stunting adalah Desa Rias Kecamatan Toboali itu tercatat sejak tahun 2020 sampai tahun 2022. Berada pada angka locus stunting Desa Rias, Desa Serdang sama Desa Irat, 19,4, 18,3, 11,8," katanya, Kamis (4/8/22).
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dr. Agus Pranawa/foto: babelinsight.id
Sementara itu, untuk mengetahui anak stunting atau tidak tambah dr. Agus, tampak dari tumbuh kembang anak. Nah, jika ada yang janggal segeralah bawa anak ke Posyandu dan Puskesmas terdekat.
"Anak harus posyandu agar terdeteksi, itu akan diketahui untuk balita-balita itu. Jadi akan tahu stunting atau tidaknya, 1000 hari pertama usia anak tumbuh kembang agar tertangani dengan baik," tambahnya.
Dia mengungkapkan gizi buruk terjadi pada masa keemasan tumbuh kembang anak 1000 hari pertama yang dipengaruhi oleh kesalahan dari pola asuh orang tua anak.
"Penyebab stunting (gizi buruk) terhadap anak adalah dari pola asuh orang tua sendiri, yang membiarkan tumbuh kembang anak asal-asalan. Anak-anak yang mengalami stunting dipastikan pertumbuhannya tidak normal baik berat badan maupun tinggi badannya," ujar dr. Agus Pranawa.
Dia berharap Tim Satgas penanganan stunting Bangka Selatan dapat menurunkan angka stunting pada tahun depan, agar Bangka Selatan terbebas dari gizi buruk.
"Semoga Bangka Selatan dapat menurunkan angka stunting. Dengan adanya Satgas penanganan penurunan stunting terhadap anak. Dan semoga di Bangka Selatan tidak ada lagi stunting," tukas dr. Agus Pranawa.
Ilustrasi (Merdeka.com)
Tak hanya itu lanjut dr. Agus Pranawa. Dinkes berperan penting sebagai tim audit dari satgas penanganan stunting agar bisa mencapai target yang diinstruksikan oleh BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan dapat memberikan edukasi positif terhadap kesehatan masyarakat.
"Dinkes sendiri akan berkordinasi dengan pihak kecamatan agar melibatkan orang tua anak, dan akan diberikan edukasi cara merubah pola asuh terhadap anak dengan baik dan benar, agar terhindar dari stunting," pungkasnya.