Foto: Antara/Syifa Yulinnas Petani kelapa sawit memetik tandan buah sawit di Aceh Barat, Aceh.
Sekretaris DPKP Babel, Tri Wahyuni meminta agar petani tetap semangat, karena kelapa sawit merupakan komoditas unggulan yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
_________
PANGKALPINANG - Meskipun kini harga sawit tak semenggembirakan sebelumnya, tetapi mulai merangkak naik. Dan petani kelapa sawit di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) diharapkan jangan berkecil hati.
Paska kebijakan penghentian ekspor Crude Palm Oil (CPO) oleh pemerintah pusat, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit terjun bebas, bahkan sempat berada pada harga Rp 350/Kg, dan ada yang dibiarkan sampai busuk lantaran perusahaan kelapa sawit tak berani membeli.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Babel, Haruldi mengatakan, harga sawit saat ini berada di kisaran Rp 1.500/kg.
"Memang beberapa bulan kemarin ada polemik harga sawit yang cukup memprihatinkan, imbas dari larangan ekspor," kata Haruldi.
Setelah kran ekspor kembali dibuka, eksportir masih dihadapkan dengan berbagai masalah, mulai melobi negara yang siap menerima hingga kapal pengangkut yang tadinya sudah kerjasama tetapi berhenti karena kebijakan sebelumnya.
Selain itu, perusahaan kelapa sawit juga tidak bisa menampung semua TBS karena keterbatasan tempat penampungan CPO.
Haruldi, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Babel/foto: babelinsight.id
"Sekarang sedikit demi sedikit sudah mulai naik, kita berharap bisa kembali dengan harga yang menggembirakan," harapnya.
Untuk diketahui, luas kebun sawit rakyat di Babel saat mencapai 75.734,17 hektar. Kecuali Kota Pangkalpinang, keberadaan kebun sawit tersebut tersebar pada semua kabupaten, terbanyak berada di Kabupaten Bangka Selatan 20.953,50 hektar. Luasan terkecil berada di Kabupaten Belitung Timur dengan jumah 5.277,15 hektar.
Sekretaris DPKP Babel, Tri Wahyuni meminta agar petani tetap semangat, karena kelala sawit merupakan komoditas unggulan yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
"Sebenarnya selama 24 jam kelapa sawit berperan dalam kehidupan kita, setiap hari kita berinteraksi dengan sawit, mulai dari sabun mandi, bahan utama lotion nyamuk juga dari kelapa sawit," urainya.
Pekerja mengumpulkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit (ANTARA FOTO/AKBAR TADO/YU)
"Jangan putus asa dan tetap semangat, karena sampe kapanpun diperlukan dan dibutuhkan," tambahnya.
Pemprov Babel tambahnya, selalu berkoordinasi dan berkomitmen dengan pemerintah Pusat, perusahaan kelapa sawit untuk mencari solusi permasalahan harga tersebut.
"Kami selalu koordinasi, salah satunya dengan Kemenko Marves, Kemenkeu dan Kemendag. Mudah-mudahan nanti akan kembali normal," pungkasnya.