News


Kamis, 28 Juli 2022 14:47 WIB

Info Pilihan

Adu 'Kuat' Polri dan Presiden di Kasus Ajudan Sambo?

Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Penulis: IDN Times

Editor: IDN Times

"Artinya pembunuhan ini dilakukan lebih dari dua orang. Kebenaran itu sudah tampak. Memang ada dua kepentingan membuka dan menutup kasus ini. Polri ingin melindungi institusinya, Presiden ingin membuka,"

Kamaruddin Simanjuntak
Pengacara keluarga Brigadir J


Jakarta, IDN Times - Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, mengaku telah memperoleh informasi terkait hasil autopsi. Meski proses autopsi masih berlangsung hingga dua pekan ke depan di Jakarta, namun pihaknya telah menerima penjelasan penting tentang bagaimana kondisi Brigadir J tewas.

Ia mengatakan, banyak luka tembakan dari jarak dekat dengan cara menempelkan senjata api ke tubuh Brigadir J.

Menjawab temuan tersebut, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo meminta agar semua pihak bersabar menunggu penjelasan dari Tim Khusus (Timsus) dan laboratorium forensik (Labfor) soal luka tembakan.

“Tunggu saja hasil Timsus dan Labfor yang berkompeten untuk bisa menjelaskan secara ilmiah (SCI). Biar ahli atau expert saja yang sampaikan,” kata Dedi kepada IDN Times, Kamis (28/7/2022).

Luka tembak Brigadir J diduga dilakukan dari jarak dekat

Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menunjukkan bukti luka (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Dalam proses autopsi independen yang dipimpin tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dua perwakilan keluarga dari tenaga medis sudah dilibatkan.

Hasilnya, diketahui banyak luka tembakan dari jarak dekat dengan cara menempelkan senjata api ke tubuh korban.

"Lubang itu ada di belakang kepala tembus ke hidung, leher tembus ke bibir, ada juga di leher, di dada, dan di tangan. Semua tembakan lurus menembus tubuh yang menandakan penembakan dari jarak dekat," kata Kamaruddin kepada IDN Times, Kamis (28/7/2022).

Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo dan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. (facebook.com/rohani7131)

Penembakan dari jarak dekat ini membantah pernyataan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, yang menyebut Brigadir J tewas karena terlibat baku tembak. Peluru yang ditembak dari jarak 3-5 meter dinilai tak akan menembus tubuh melainkan bersarang di tubuh koban.

"Kenapa peluru bisa tembus (depan-belakang), karena dicolok (ditempelkan) senjata ke tubuh. Penembakan korban dari belakang dicolok, di leher juga dicolok. Semua tembakan lurus, hanya satu yang sedikit miring," kata dia.

Selain luka tembak, ada juga luka penyiksaan yang diterima Brigadir J. Luka-luka penyiksaan juga semakin terang benderang. Sebelum proses kematian, Brigadir J disebut menerima serangkaian penyiksaan berat.

"Pergelangan tangan sebelah kiri patah, jari manis patah. Kaki ada dua lubang di sebelah kanan. Kalau klaim (Mabes Polri) lubang di kaki kanan karena proses memasukkan formalin, tapi kenapa ada juga di kaki kiri," ujar dia.

Brigadir J diduga dibunuh oleh lebih 2 orang

Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo (dok. Humas Polri)

Kamaruddin mengatakan, keluarga tinggal menunggu hasil autopsi secara resmi. Namun secara garis besar, Kamaruddin enggan menyebut lagi kematian Brigadir J akibat dugaan pembunuhan. Menurutnya, kematiannya dipastikan pembunuhan. Dirinya pun meminta penyidik tidak setengah hati memeriksa kasus ini.

"Artinya pembunuhan ini dilakukan lebih dari dua orang. Kebenaran itu sudah tampak. Memang ada dua kepentingan membuka dan menutup kasus ini. Polri ingin melindungi institusinya, Presiden ingin membuka," kata dia.


Sumber: Baca Disini


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur