Anak stunting yang mendapat bantuan gizi dari Yakesma/foto: babelinsight.id
"Stunting bukan penyakit tapi tumbuh nggak optimal, jangan beri stigma negatif di masyarakat manakala melihat anak stunting,"
Ari Dwikora Tono
Inspektur Utama BKKBN Indonesia
PANGKALPINANG - Stunting sebutnya adalah kondisi dimana anak mengalami kurangnya asupan gizi yang cukup, gizi kronis dan juga menderita penyakit hingga akhirnya tubuhnya tak ideal seperti anak seusianya. Itu ditegaskan Ari Dwikora Tono,
Inspektur Utama BKKBN Indonesia di Pangkalpinang, Rabu (20/7/22) saat menghadiri penyerahan penghargaan Manggala Karya Kencana di kantor BKKBN Provinsi Babel.
BKKBN sebutnya sudah berupaya sangat masif untuk menekan angka stunting, melibatkan stakeholder terkait, hingga perguruan tinggi, masyarakat, media dan semuanya.
Upaya penurunan stunting tegas Ari juga harus dibarengi dengan pengetahuan keluarga dalam pola asuh anak, pemahaman bagaimana melahirkan generasi berkualitas, bahkan sebelum proses pembuahan itu terjadi.
"Pertama stunting tidak saja dialami orang miskin, orang kaya yang anaknya susah makan kan ada, akhirnya dikasih apa yang mau, itu karena kurangnya pemahaman," imbuhnya.
Jual Ikan Beli Mie Instant
Ari Dwikora Tono, Inspektur Utama BKKBN Babel/foto: babelinsight.id
Bahkan di Bangka Belitung (Babel), banyak anak stunting yang berada di daerah pesisir pantai, daerah yang menghasilkan ikan, sumber protein yang baik untuk pertumbuhan.
Tapi sayangnya, ikan ini oleh orangtuanya dijual dan mirisnya dibelikan mie instant untuk dimakan anaknya. Alasannya beragam, ada yang menyebutkan ikannya bikin tubuh gatal-gatal, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan lainnya.
"Makanya masyarakat harus dibekali pemahaman pengetahuan. Karena kurang paham, akhirnya prinsipnya ikan dijual beli mie instant. Akhirnya pilih makanan yang gampang," ulasnya.
Pola pengasuhan anak ini yang harus ditanamkan kepada keluarga melalui tim pendamping keluarga (TPK) yang tersebar hingga ke desa.
Penyerahan penghargaan Manggala Karya Kencana di kantor BKKBN Provinsi Babel/foto: babelinsight.id
Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Fazar Supriadi Sentosa menambahkan, dari beberapa kasus stunting memang terjadi di daerah pesisir yang memiliki hasil laut seperti ikan dan udang yang berlimpah.
"Tapi heran, angka stuntingnya tinggi. Mungkin ikan yang mereka dapat itu dijual kemudian dibeliin mie instant. Harusnya ikan ini diolah diberikan untuk anak, itu sangat baik," sebutnya.
BKKBN juga gencar memberikan edukasi kepada masyarakat, untuk memberikan makanan yang bergizi pada anak, termasuk upaya pencegahan dengan menikah di usia yang matang, mempersiapkan kehamilan secara tepat.
Uka