(Erzaldi dan Melati di Puri Tri Agung/Foto:Babelinsight)
”Dulu Bapak pertama kali lihat Ibu di Universitas Tarumanegara, ketika Ibu jadi mahasiswi baru, Bapak langsung jatuh cinta.."
LA
Protokol
Banyak yang penasaran, bagaimana kisah cinta pasangan romantis di Bangka Belitung, Erzaldi dan Melati berawal.
Namun tidak banyak yang tahu bahwa Erzaldi pernah mengeluarkan 'jurus' untuk mendekati Melati hingga hati Melati menerima Erzaldi sebagai tambatan hati.
Ini kisahnya...
"Untuk mendapatkan hati Bu Melati banyak trik-trik yang dipake bapak," kata LA, seorang protokol yang sudah mengikuti pasangan ini sejak sepuluh tahun lamanya.
Bak kisah film layar kaca, salah satu trik yang dilakukan Erzaldi adalah memberikan hak istimewa untuk menggunakan lift, karena waktu itu Erzaldi merupakan Menwa (Resimen Mahasiwa) sehingga bisa mengunakan lift. sedangkan Melati merupakan mahasiswi baru waktu itu.
Harapannya, dia mampu mengajak ngobrol Melati, sampai akhirnya dia menyesal sendiri penasaran karena lupa bertanya namanya.
"Tapi bapak pinter, jadi karena bapak ketua penerimaan mahasiswa baru, bapak membentuk panitia yang isinya mahasiswa dan mahasiswi baru dengan syarat pilih yang cantik dan ganteng, pastilah Ibu terseleksi,” ujar LA.
Tak semulus yang diduga , ternyata waktu itu Ibu Melati sudah memilki tambatan hati. Tapi bukan Pak Erzaldi namanya kalau mengaku kalah dan gencatan senjata. Dengan ketulusan yang dimiliki, Pak Erzaldi terus-menerus menunjukkan niat baiknya, bahkan mendekati orang tua dari Ibu Melati yang lumayan 'strict' untuk mendapatkan restu, bahkan ketika mereka menjajaki hubungan yang serius, selama dua tahun Ibu Melati tidak mengetahui bahwa Pak Erzaldi merupakan putra Walikota Pangkalpinang pada saat itu.
"Bu Mel itu, di tahun kedua waktu bapak-ibu sudah menjadi pasangan, baru tahu kalau bapak anak walikota, setelah enam tahun bersama, akhirnya mereka menikah dan murni menggunakan uang pribadi tabungan berdua," ujarnya.
Panggilan sayang
(Erzaldi dan Melati menikmati kebersamaan/Foto:Babelinsight)
LA dan banyak pasang mata juga sering menyaksikan, bagaimana ‘love bird’ ini memiliki panggilan sayang satu sama lain. Panggilan yang hanya menjadi ciri khas mereka.
“Ketika sedang berbincang dengan Ibu, Bapak selalu menyebut dirinya dengan mengunakan nama kecilnya Dedi (red.pengganti kata aku atau saya) dan ibu menyebut dirinya dengan mengunakan kata Meli. Walaupun di rapat resmi, dan banyak orang, bapak dan ibu tetep pakai nama panggilan itu, jadi kesannya spesial dan sweet,” tambahnya.
Dedi dan Meli, panggilan sayang ini seperti love language bagi mereka, seolah olah menunjukkan di hadapan banyak orang bahwa seorang Erzaldi Rosman yang memilki banyak panggilan, seperti Pak Gubernur Babel, Pak ketua, Pak pembina, Bang Er dan lainya, tapi untuk istrinya dia tetap Dedi, kakak tingkat yang terus-menerus mencoba mencuri hati, seorang suami yang sangat ia kagumi, dan seorang ayah yang bijaksana dan hangat.
Begitupun sebaliknya, tak peduli Melati adalah seorang wanita yang memilki banyak label ketua beberapa organisasi, namun bagi Erzaldi, dia tetap Meli, gadis yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama di Universitas Tarumanegara, seorang istri yang penuh perhatian dan mudah sekali tersentuh hatinya, dan seorang ibu yang membanggakan bagi ketiga anak-anaknya.
Menjaga Cinta
(Erzaldi dan Melati di hari ulang tahun keduanya/Foto:Babelinsight)
Dalam perjalanan mendampingi bapak dan ibu selama kurang lebih sepuluh tahun, menurutnya, Erzaldi dan Melati seperti menjadi couple goal bagi siapa yang melihat, karena tak ragu untuk menunjukkan kekaguman dan cinta untuk satu sama lain. Hampir di setiap kesempatan mereka selalu bergandengan tangan, bahkan ketika beliau hendak menyantap makanan Ia selalu teringat sang istri, dan berujar “makan apa, atau sudah makan?”
Kata LA lagi, bak burung Beo, tak habis-habis tenaga Erzaldi untuk menceritakan kembali kisah cinta ini seolah-olah Pak Erzaldi ingin memberikan tips bagi anak muda bagaimana cara mendapatkan hati wanita.
"Kisah cinta itu, selalu diulang-ulang Bapak setiap memberikan sambutan di berbagai acara jika audience nya kebanyakan anak muda, bapak pingin kasih tau, anak muda yang keren itu anak muda yg berprestasi," tambahnya.
Tentu saja, selama bercerita banyak terekam sorot mata yang penuh cinta, tepuk tangan, sorak sorai, para tamu undangan yang menghangatkan di tiap acara yang dihadiri pasangan ini. Tak ayal, hampir semua orang yang mendengarnya akan tersenyum bahkan tertawa mendengar kisah cinta mereka. Jikalau kata orang, cinta akan berkurang seiring bertambahnya usia hubungan, justru ini tak berlaku bagi mereka. Hingga mereka bagi masyarakat Babel dinilai sebagai salah satu pasangan teromantis dan harmonis.
"Perhatian kecil dan tulus itu, begitu konsisten diberikan satu sama lain, dan kami semua menjadi saksi ketulusan, rasa sayang dan cinta yang besar dari mereka berdua.
Bahkan lantunan cinta dari Pak Erzaldi masih terngiang sampai saat ini, saat beliau mengatakan “Saya bersama Ibu Melati, cinta saya Insya Allah sehidup semati".
NG