News


Sabtu, 16 Juli 2022 15:00 WIB

Info Pilihan

[EKSKLUSIF IDN Times] Brigadir J Tewas Telentang, Kaus dan Celana Jins Lumuran Darah

(Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat (kanan) ketika bersama atasannya Kadiv Propam Irjen (Pol) Ferdy Sambo (www.facebook.com/@rohani.simanjuntak)

Jakarta, IDN Times - Teka-teki tewasnya Brigadir J akibat kontak tembak dengan Bharada E di kediaman Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo perlahan terkuak. Salah satunya, soal kesaksian Ketua RT, Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto yang tidak mengetahui proses evakuasi jenazah Brigadir J.

Seno mengaku tak melihat adanya ambulans yang masuk ke Kompleks Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Jumat, 8 Juli 2022.

Kesaksian Seno berbeda dengan pengakuan sopir ambulans swasta yang menjemput Brigadir J, ASR (20), pada malam hari. Berikut wawancara eksklusif IDN Times dengan ASR pada Jumat (15/7/2022) malam.

ASR Melihat Brigadir J Tewas Telentang, Berkaus dan Memakai Celana Jins Berlumuran Darah

(Suasana rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo di Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2022) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Apakah benar Anda menjemput jenazah di Perumahan Polri, Duren Tiga Utara 1, Jakarta Selatan, pada Jumat, 8 Juli 2022?

Jumat yang lalu 8 (Juli) itu saya ditelepon sama nomor tidak dikenal, lalu katanya membutuhkan layanan ambulans, saya gak banyak tanya, saya langsung datang ke lokasi ke Kompleks Duren Tiga memang sudah ramai.

Berapa orang yang bersama Anda saat jemput jenazah?

Sendiri, karena memang yang standby dekat dari lokasi cuma saya.

Apakah anda tahu itu jenazah siapa?

Tidak tahu, setelah akhirnya ramai berita ini baru saya tahu.

Apakah Anda tahu itu rumah dinas Kadiv Propam Polri?

Gak tahu saya, yang jelas benar rumah dua lantai di media itu. Saya jemput di situ.

Sesampainya di lokasi, apa yang Anda lakukan?

Saya langsung masuk, langsung saya disuruh bantu evakuasi, memang posisinya di depan tangga. Memang benar informasi yang di tv-tv, kalau sudah tergeletak di posisi depan tangga.

Saya gak banyak ngomong karena di situ sudah olah TKP juga, saya juga gak ngerti karena saya juga bukan anggota, lalu saya bantu evakuasi.

Saya ambil kantong jenazah yang di mobil saya lalu saya bantu evakuasi, udah rapi, udah bantu evakuasi saya dibantu anggota yang lain dari pihak kepolisian, lalu saya berangkat ke Rumah Sakit Polri.

Berapa orang atau polisi yang berjaga di sana?

Sudah ramai.

Bagaimana keadaan orang yang Anda evakuasi? Apakah dalam keadaan sekarat atau sudah meninggal?

Sudah meninggal, saya langsung evakuasi, masukin kantong jenazah, saya sletingin, saya ikat tiga tali, udah rapi baru saya minta tolong anggota untuk bantu angkat ke mobil.

Bagaimana posisi pasti jenazah saat Anda lihat pertama kali?

Tergeletak, telentang.

Berlumuran darah?

Benar berlumuran darah, saya juga pakai sarung tangan lateks dan APD, lalu saya langsung masukin ke kantong jenazah, saya bantu evakuasi, langsung ke mobil saya, ke RS Polri.

Saat itu jenazah berseragam polisi?

Baju bebas, kaus, celana jin panjang.

Luka apa yang Anda lihat di tubuh jenazah?

Masalah itu saya kurang pasti, tapi saya liat ada bekas tembakan.

Apakah Anda melihat pistol atau benda tajam di sekitar lokasi?

Tidak ada, hanya darah saja.

Apakah Anda dikawal saat membawa jenazah?

Iya saya istilahnya didampingi mobil Provos, dari bapak Provos, ramai mengawal mendampingi saya. Sesampainya di RS Polri, saya langsung ke kamar jenazah.

Saya mundurin mobil, turunin kantong mayat, estafet troli ke kamar jenazah forensik.

Saya ditahan dulu ‘sebentar ya mas, di sini dulu’ ya sudah saya di situ dulu, dikasih rokok, dikasih minum, istilahnya dijamu oleh anggota.

Saya kemudian diminta identitas, saya kasih KTP, SIM, sama ID card yang di mobil, lalu mobil saya difoto depan dan samping. Udah, saya duduk di situ sambil nunggu main gim isi waktu. Mau subuh, udah mas, ini udah selasai, terima kasih banyak atas bantuannya’ saya disuruh pulang.

Polisi Akui Panggil Ambulans untuk Evakuasi Jenazah Brigadir J

(Infografis penembakan Brigadir J (IDN Times/Aditya)

Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Selatan telah merilis hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) peristiwa baku tembak antar polisi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Selasa, 12 Juli 2022.

Kapolres Jaksel Kombes Pol Budhi Herdi Susianto menjelaskan, awalnya Polres Jaksel mendapat laporan langsung dari Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo soal peristiwa tersebut pada Jumat, 8 Juli 2022 pukul 17.00 WIB.

Laporan tersebut langsung direspons Polres Jaksel dengan mengecek dan olah TKP yang dipimpingi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit. 

“Dari situ kemudian kita lakukan prosedural, menghubungi tim Inafis dan tim identifikasi datang dan melakukan olah TKP bersama, dan kami juga hubungi Palang Hitam (ambulans) untuk nantinya membawa jenazah tersebut ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi,” kata Budhi.

Dari hasil olah TKP pertama, Kapolres Metro Jaksel Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, pihaknya pertama kali menemukan jasad Brigadir J sudah tergeletak berlumuran darah, bukan di depan kamar tempat istri Kadiv Propam istirahat.

“Saat kita laksanakan olah TKP, kami menemukan seorang yang sudah tergeletak dengan berlumuran darah berada di dekat tangga naik ke atas, tepatnya arah masuk kamar mandi yang ada di bawah tangga,” kata Budhi.

Ketua RT Mengaku tak Melihat Proses Evakuasi

(Seno Sukarto, Ketua RT 05 RW 01, di rumah singgah Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo. (IDN Times/Uji Sukma Medianti)

Sementara, Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto, Ketua RT di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, mengaku tidak mengetahui proses evakuasi jenazah Brigadir J. Ia dan berdasarkan kesaksian warga setempat, menyebut tak melihat ambulans yang membawa jenazah Brigadir J pasca-kejadian berdarah pada Jumat, 8 Juli 2022 itu.

"Saya juga tanya ke satpam, ada ambulans ke sini gak? (Satpam mengatakan) gak nampak. Saya gak tahu (jenazahnya) diangkut pakai apa," ungkap Seno.

Proses pengangkutan jenazah yang seharusnya terekam CCTV juga tak dapat dilihat, lantaran decoder pada pos pengamanan kompleks sudah diganti.

Seno hingga saat ini tidak mengetahui, apa alasan pihak keamanan mengganti decoder perumahan yang dihuni anggota polisi tersebut.

"Saya tanya sama satpam ya dia gak tahu (kenapa) alatnya diganti. CCTV kompleks sini semua (kontrolnya) ada di pos," ujar dia.

Sebagai informasi, lokasi pos keamanan yang ada di Kompleks Polri Duren Tiga jaraknya hanya sekitar 100 meter dari kediaman Irjen Pol Ferdy Sambo. Rumah Ferdy Sambo pun dapat dilihat dari pos keamanan.

Seno yang juga purnawirawan jenderal polisi bintang dua ini juga menyayangkan, kejadian berdarah di rumah juniornya itu tak sampai ke telinganya secara langsung.

"Terus terang saya kesal. Saya nih dianggap apa sih. Saya ini jenderal loh. Meskipun (sekarang) ketua RT. Terang-terangan, sama sekali tidak ada laporan," ujar dia.

Seno juga mengatakan, pihaknya memang mendengar ada suara letusan dari kompleks kediamannya pada hari yang mencekam tersebut. Namun, suara letusan itu tak terlalu menarik perhatiannya, sebab ia menyangka hanya letusan petasan biasa.

"Suara (seperti) petasan itu memang biasa terdengar di sini," ujarnya.


(Eksklusif IDNTimes/Irfan Fathurohman)

Sumber: BACA DISINI


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur