foto : Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Fazar Supriadi Sentosa saat melakukan sosialisasi, Senin (11/7/22).
Di Indonesia, komposisi penduduk menunjukkan proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang sangat besar mencapai 69 persen sesuai hasil Sensus Penduduk 2020, meningkat dibandingkan dengan hasil sensus sebelumnya (66,1 persen).
PANGKALPINANG - Dengan peningkatan tersebut di atas, rasio ketergantungan penduduk usia nonproduktif terhadap penduduk usia produktif berada pada angka yang relatif rendah, sebesar 44,3 persen. Ini tantangan untuk semua. Artinya kontrol pertumbuhan penduduk harus dimatangkan lagi.
Nah, akhirnya kembali ke filosofi "banyak anak banyak rezeki" yang dianut oleh masyarakat zaman dulu, kini tak berlaku lagi, karena Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan berbagai program untuk mengendalikan penduduk di tanah air.
"Hari kependudukan dunia ini mengingatkan kita semua bahwa penduduk kita sudah banyak, di Indonesia saja 274 juta jiwa kalau tidak diatur dampaknya sangat banyak," kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kepulauan Babel, Fazar Supriadi Sentosa, Senin (11/7/2022), menyinggung Hari Kependudukan Dunia atau World Population Day yang ditetapkan pada tanggal 11 Juli setiap tahunnya.
foto : Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kepulauan Babel, Fazar Supriadi Sentosa.
Masalah yang akan dihadapi dengan jumlah populasi penduduk yang banyak ini tak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga sosial dan budaya. Akibatnya, akan rentan terjadi gesekan sosial, terhambatnya pemenuhan kebutuhan.
"Dampaknya bisa dilihat sekarang lah, pangan, kesehatan pendidikan dan sebagainya. Masih ada orang yang nggak peduli dengan penduduk ini, pengaruhnya bukan hanya makan aja, tetapi lingkungan juga iya, manusianya sudah banyak kalau tidak diatur timbul masalah sosial," jelasnya.
Pada Hari Kependudukan Dunia (HKD) 2022, organisasi kependudukan PBB, UNFPA bersama BKKBN berusaha untuk meningkatkan kesadaran tentang ketahanan demografi saat populasi
dunia mencapai 8 miliar tahun ini, dan membantu negara mencari jalan yang proaktif dan transformatif untuk maju dan berkembang di saat dunia menghadapi perubahan demografi yang cepat.
"BKKBN melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan penduduk, banyak hal yang kita lakukan di jenjang sekolah ada Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) sudah kita sampaikan mulai dari SMP sampai perguruan tinggi supaya mereka sadar dampak penduduk ini besar pengaruhnya," ulasnya.
Populasi penduduk yang banyak ini, harus diimbangi dengan kualitas penduduk, karena jika banyak yang tidak berkualitas akan menimbulkan masalah dan beban bagi negara.
"Kalau tidak berkualitas ya sama aja, masalah kesehatan stunting itu bikin nggak bisa bersaing," sebut Fazar.
BKKBN, katanya, sudah berjibaku untuk mengendalikan penduduk di Indonesia, dengan program keluarga berencana (KB) yang tak sekedar menekan pertumbuhan penduduk tetapi juga meningkatkan kualitas penduduk dengan program seribu hari pertama kelahiran (HPK), dan edukasi kepada remaja, calon pengantin untuk mulai merencanakan kehidupan berkeluarga.
"Tujuh kabupaten/kota di Babel sudah punya grand desain kependudukan, kita pertama kali di Indonesia yang punya grand desain ini. Di samping itu, sudah banyak untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia," pungkasnya.
Uka