Presiden RI Jokowi bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (dok. Sekretariat Presiden/IDNTimes)
Jakarta, IDN Times - Tagar #JokowiBikinMalu trending di Twitter. Tagar tersebut muncul usai Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy membantah menitipkan pesan ke Jokowi untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Sejumlah warganet menganggap pengakuan Jokowi tersebut berbohong. Jokowi mengaku telah menyampaikan pesan dari Zelenskyy untuk Putin melalui akun Twitternya pada 1 Juli 2022.
"Saya telah bertemu dan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis sore di Istana Kremlin. Saya telah menyampaikan pesan dari Presiden Zelenskyy untuk Presiden Putin dan menyatakan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi antara dua pemimpin tersebut," ujar Jokowi.
Kemenlu sayangkan ada tagar #JokowiBikinMalu
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Teuku Faizasyah menyayangkan adanya tagar #JokowiBikinMalu. Menurutnya, inisiatif Jokowi datang ke Rusia dan Ukraina yang sedang berkonflik perlu diapresiasi.
"Saya rasa tidaklah patut membuat tagar serupa itu. Insiatif Presiden tersebut tetap akan dicatat sebagai yang luar biasa dan tidak banyak kepala negara/pemerintah yang bisa melakukannya dan mau. Silakan dilihat lagi statement Menlu terdahulu, bahwa Presiden RI tidak memilih untuk diam sekalipun mengetahui masalah yang dihadapi sangat sulit," katanya.
Sebelumnya, juru bicara Istana Kepresidenan Ukraina, Serhii Nikiforov menepis ada pesan khusus yang dititipkan melalui Jokowi.
"Bila Presiden Volodymyr Zelenskyy ingin menyampaikan sesuatu kepada Presiden Vladimir Putin, maka ia akan menyampaikannya di hadapan publik," ungkap Nikiforov seperti dikutip dari media lokal Ukrainska Pravda, Minggu, (3/7/2022).
Ia mengatakan salah satu topik yang dibahas di antara kedua pemimpin soal blokade sejumlah pelabuhan di Ukraina oleh militer Rusia. Indonesia, kata Nikiforov, ikut terdampak dari sikap Rusia tersebut.
"Karena Indonesia merupakan salah satu importir paling besar gandung dari Ukraina. Rusia lah yang paling bertanggung jawab karena telah mengganggu proses ekspor ke Indonesia dan sejumlah negara lainnya di dunia. Rusia juga lah yang harus dimintai pertanggung jawabannya karena kini terjadi krisis pangan, kecuali pelabuhan-pelabuhan Ukraina segera dibuka kembali," tutur dia lagi.
(IDNTimes)
Sumber: Klik di sini