Sedona, Metode Melepaskan Luka
Metode Sedona mungkin dianggap metode paling baik sebagai bentuk psikoterapi New Age (Zaman Baru) yang dirancang untuk membebaskan individu dari beban emosional. Tidak seperti banyak bentuk terapi, metode ini sebagian besar dilakukan sendiri, lebih mirip mencari kesadaran diri. Bagi beberapa orang, metode ini adalah alat yang berguna untuk melepaskan rasa sakit yang terakumulasi. Namun bagi yang lain, ini adalah sesuatu hal yang dapat menghasilkan uang.
Asal Sedona
Metode Sedona diciptakan oleh seorang Amerika bernama Lester Levenson. Ceritanya memiliki nuansa yang sedikit melodramatis, yang mungkin membuat beberapa orang curiga. Pada tahun 1952, Levenson yang berumur 46 tahun dari New Jersey, mengalami serangan jantung parah yang hampir membunuhnya. Dokternya tidak dapat membantunya, dan dia dikirim pulang kerumah untuk meninggal disana. Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali berbaring di tempat tidur dan menatap ke luar jendela, Levenson mulai memikirkan berbagai filosofi dan terapi yang dia temui selama hidupnya dan menyimpulkan bahwa tidak ada yang akan membantunya sekarang. Mencari jalan keluar dari rasa sakit emosional dan fisiknya, dia mempertimbangkan saat-saat di mana dia merasa paling bahagia dan menyadari bahwa kebahagian itu datang ketika ia fokus untuk dapat membahagiakan orang lain. Dia mencoba menyelami keadaan tanpa pamrih ini dan mencoba melepaskan semua perasaan negatif. Pada tahun 1990, empat tahun sebelum kematiannya, Levenson mengaku tidak pernah mengunjungi dokter lagi. Pada tahun 1994, dia meninggal karena kanker, namun menurut beberapa orang, dia bebas dari rasa sakit dan ketakutan akan penyakitnya.
Bertahan
Para pendukung Metode Sedona berpendapat bahwa keadaan alami kita yakni bahagia dan menyenangkan. Dengan kata lain, tidak normal untuk tidak bahagia. Kita percaya hal tersebut wajar karena kita dikondisikan untuk bertahan pada hal-hal yang menyebabkan luka. Mengapa kita melakukan hal yang merusak diri sendiri? Hal ini masih diperdebatkan. Beberapa orang kecanduan akan drama dan berharap bisa menarik perhatian. Sedangkan yang lainnya kecanduan akan rasa sakit. Banyak orang berpegang teguh pada ingatan atau emosi yang tidak menyenangkan dengan harapan menemukan jawaban, seolah-olah mereka tidak akan pernah bisa mendamaikan diri mereka sendiri dengan fakta bahwa hal itu terjadi dan tidak dapat berhenti sampai mereka menjelaskannya.
Jawabannya juga dapat terletak pada psikologi ‘evolusioner’. Beberapa percaya bahwa kita berevolusi untuk berpegang pada kenangan buruk. Hanya dengan mengingat kenangan tersebut, kita bisa yakin untuk menghindari hal buruk yang sama di masa depan. Dengan demikian, seleksi alam mungkin telah menyelamatkan mereka yang berpegang teguh pada trauma (misalnya orang yang mengingat tempat di mana serangan hewan terjadi, atau seseorang yang menyebabkan mereka terluka fisik dan lainya). Bagaimana pun, mereka yang bisa mengingat hal-hal yang menyakitkan atau berbahaya akan menghindari hal hal yang menyakitkan tesebut di masa depan dan merekalah yang akan bertahan lebih lama.
Melepaskan
“Melepaskan” sebenarnya adalah inti dari Metode Sedona. Levenson percaya bahwa melepaskan rasa sakit dan rasa negatif yang menumpuk akan menyelamatkannya dari sakit hati yang lebih parah. Dalam arti tertentu, Metode Sedona dapat disamakan dengan menggali dan membersihkan harta karun dalam diri yang terpendam. Selama bertahun-tahun banyak luka, hal buruk, dan kotoran yang menumpuk, mengaburkan permata indah yang ada dalam diri kita. Dengan menghapus kotoran tersebut maka kita akan menemukan potensi diri kita yang sebenarnya yang sudah ada disana.
Metode Sedona selanjutnya mengajarkan bahwa, meskipun dalam situasi yang buruk dan negatif, anda juga memiliki kemampuan untuk melepaskannya dan inilah inti dari metode ini. Dengan melepaskan pikiran negatif, perasaan, emosi, keyakinan, dan perasaan bahagia akan datang. Anda bisa mempraktekan Metode Sedona ini kapan saja. Praktisi mindfulness sering menggunakan metafora langit, membandingkan pikiran dan emosi dengan awan gelap yang melintasi langit biru. Awan datang dan pergi, tapi langit selalu ada. Metode Sedona menekankan pada cerahnya langit. Ketika kita bisa melepaskan hal negatif kita, diibaratkan seperti langit biru yang dipenuhi sinar matahari terang.
Penerapan Metode Sedona
Jika anda ingin menerapkan metode ini dalam hidup anda sendiri, mulailah dengan membangun pola pikir yang benar. Menurut praktisi, anda harus membiarkan diri anda menginginkan kebebasan lebih dari yang anda inginkan, persetujuan, kontrol, atau keamanan. Sekali lagi, banyak yang membandingkan ini dengan Buddhisme, di mana kelekatan dan keinginan adalah inti masalahnya. Dalam Metode Sedona, kita terikat oleh empat keinginan dasar. Pertama, kami ingin memegang kendali. Kedua, menginginkan persetujuan. Ketiga, kami menginginkan keamanan dan keselamatan. Dan, akhirnya, kami menginginkan perpisahan ataupun kebersamaan; secara paradoks, keinginan untuk dibiarkan sendiri dan diterima ke dalam kelompok.
Jadi, buatlah keputusan secara sadar untuk melepaskan dan membebasakan diri, ingatlah kenapa luka itu pernah ada. Sekarang tanyakan pada diri apakah anda bisa melepaskannya?. Sadarilah seberapa besar kekuatan yang dimiliki atas perasaan-perasaan ini. Anda dapat membiarkannya ada, menyambutnya, atau melepaskan sepenuhnya. Keputusan mutlak ada pada diri sendiri. Pertahankan rasa penolakan itu dalam kesadaran diri, dan biarkan saja di sana, mengamatinya seperti mengamati foto dari masa lalu. Dan tanyakan pada diri sendiri “Dapatkah saya melepaskan ini? Apakah saya bersedia melepaskan ini?” Jika jawabannya ya, dan anda benar-benar mempercayainya, tanyakan satu pertanyaan terakhir, “Kapan saya akan melepaskannya? Sekarang? Besok? Bulan depan?"
Sekali lagi, dalam metode ini kita harus bisa membedakan antara pelepasan dan penyangkalan. Bayangkan, misalnya, ketika menderita serangan panik dan memutuskan untuk menggunakan Metode Sedona untuk membantu mengatasinya. Menahan kepanikan itu sia-sia dan berpura-pura merasa bahagia saat tidak merasa bahagia bahkan memperburuk keadaan. Sebaliknya, terima saja. Berusaha menghilangkan semua dan menyelami perasaan itu, biarkan hal itu menelan anda sementara waktu. Tetapi lakukan itu dengan kesadaran bahwa ini hanyalah hal buruk yang secara sadar anda terima untuk disingkirkan pada akhirnya. Perasaan menyambutnya, membiarkannya ada di sana, dan kemudian membiarkannya berjalan keluar dari pikiran dan hati anda adalah hal terbaik untuk dapat menyembuhkan luka.
Mark Goddard, Ph.D. Psikolog dan Kosultan Psikologi Sosial
Subscribe Kategori Ini