Opinion


Selasa, 17 Mei 2022 06:56 WIB

BI View

Tuhan Tidak Keliru Menitipkan Rakyat Kepada Erzaldi

"Jadi saya berfikir setelah mendampingi beliau sekitar dua belas tahun, dengan langsung menyaksikan bagaimana beliau bekerja untuk masyarakat, bahwa tuhan tidak keliru memilih pemimpin Bangka Belitung, menitipkan sejutaan masyarakat Babel kepada satu pemimpin, yakni Erzaldi Rosman,"

RL
Sekretaris Pribadi

Waktunya untuk keluarga tidak lebih banyak dibandingkan waktunya saat mengabdi bagi negerinya, di mana ia berpijak sedari kecil. Setiap menit sehari terhitung, sudah tertanam dalam dirinya untuk menguli abdi sejak pagi buta. Semua demi sebuah karya untuk Bangka Belitung.

Waktu adalah emas yang harus dimaksimalkan untuk melayani. Jika subuh berada di selatan, saat siang sudah ada di barat pulau. Begitu pula malam, yang masih tetap dengan tugasnya sebagai orang nomor satu di bumi timah ini. Yang dijumpai adalah rakyatnya. Dia menyapa, mendengar, membuka ruang diskusi, dan berujung memberi solusi. 

Begitulah gambaran yang terbubuh dalam ingatan dari salah seorang sekretaris pribadi (Sespri) yang sudah belasan tahun bersama mengenai figur Erzaldi Rosman, yang belum lama meletakkan jabatannya sebagai Gubernur Kepulauan Bangka Belitung setelah lima tahun persembahan untuk Serumpun Sebalai.

Bekerja sudah seperti bukan lagi sebuah tanggung jawab, melainkan semacam prinsip bahwa "hidup untuk berbuat bagi orang banyak". Bahkan, saat Erzaldi diamanahkan memimpin Kabupaten Bangka Tengah di masanya,  yang seharusnya menikmati waktu bersama keluarga menunaikan perannya sebagai ayah dan suami, tetap, menit waktu berjalan (wajib) menyelipkan waktu kerja.

"Karena padatnya agenda, saya terkadang berharap tidak ada kegiatan.Tapi percuma, saya ingat pernah mimisan ikut dari subuh baru selesai jam sebelas malam, sampai-sampai sopir itu dua kali bergantian," katanya.

"Selama dua belas tahun bersama beliau, saya belum pernah sekalipun melihat beliau menganggur atau mengerjakan hal yg kurang bermanfaat, semua waktu nya digunakan secara efektif dan produktif," tambahnya.

Hebatnya, pernah suatu hari, dia mengingat Erzaldi menyelesaikan satu agenda untuk kemudian melanjutkan ke agenda berikutnya. Dalam perjalanan, dia (Erzaldi) memejam mata dan meminta untuk dibangunkan lima menit kemudian. "Pernah beliau tidur siang karena baru bisa tidur, dan bisa (tertidur). Lima sampai dua puluh menit kemudian beliau minta dibangunkan sekadar untuk me- refresh," kisahnya.

Erzaldi tidak selalu mengandalkan protokol yang melekat untuk menentukan jadwal. Dia juga yang mengatur sendiri agenda-agenda yang sudah dijanjikan. Tugas protokol? Menyocokkan jam saja. Agenda kedinasan, dan masyarakat menjadi aktivitas wajib bagi Erzaldi untuk dihadiri. 

"Makanya jangan heran dalam suatu kesempatan, beliau kadang telat sejam-dua jam. Bukan sengaja ngaret, tapi itu karena dia memadatkan agenda, dan dia mampu menyelesaikan part ke part," katanya.

"Kami pun kadang keteteran, belum lagi kalau ada (agenda) yang dadakan. Hebatnya, beliau mampu menyesuaikan tingkat fokusnya dari agenda satu kemudian di agenda lain. Kalau kita mungkin sudah stres. Semua untuk masyarakat. Kok bisa gitu memikirkan orang banyak?" ceritanya.

Tak heran, bagi sang sespri, sepeninggalan Erzaldi untuk beberapa tahun ke depan, akan menyisakan rindu masyarakat terhadap figur gubernur yang sarat prestasi ini. 

"Jadi saya berpikir setelah mendampingi beliau sekitar 12 tahun, dengan langsung menyaksikan gimana beliau bekerja untuk masyarakat, bahwa Tuhan itu tidak keliru memilih pemimpin Bangka Belitung, menitipkan sejutaan masyarakat Babel kepada satu pemimpin, yakni Erzaldi Rosman," kata RL menutup kisah.


RGA


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur