“…Like this the eco-straw that I am bringing from the island of Belitung. This is the concrete action that we are replacing plastic based straw with eco straw made by grass”
Sandiaga Uno
Menteri Parekraf RI
Dalam acara High-Level Thematic Debate on Tourism, Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno tak hanya hadir, di sana Menteri Sandi juga didaulat memberikan sambutan di United Nations General Assembly Hall di New York Amerika Serikat, pada hari Rabu (4/5/2022).
Menteri Sandi menjelaskan di akun instagramnya, bahwa Indonesia mendapatkan penghargaan dalam penanganan pandemi Covid 19 dan kebangkitan pariwisata berkualitas, berbasis alam, komunitas, dan berkelanjutan. Sehingga dapat meningkatkan kebangkitan ekonomi, menciptkan peluang usaha, dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Dalam acara tersebut, banyak mata yang tertuju pada sesuatu yang dibawa Menteri Sandi ke forum internasional itu.
Apa yang menarik perhatian netizen?
“Proposi yang lebih besar dari ekonomi berkelanjutan harus memastikan bahwa kegiatan tersebut memiliki manfaaat bagi kemakmuran masyarakat dan juga keseimbangan alam. Seperti Purun eco straw ini, saya bawa dari Kepulauan Bangka Belitung, di mana kami mengganti sedotan yang terbuat dari plastik dengan sedotan yang terbuat dari rumput,”
Hal tersebut diungkapkan ketika Menteri Sandi memberikan pidatonya, sekaligus membawa dan memamerkan salah satu produk unggulan UMKM yang berasal dari Belitung, yakni Purun. Iya, Purun sampai di New York!
Lepironia Articulata atau biasa disebut Purun, tumbuh di daerah bekas penambangan timah, rumput alam ini berasal dari pulau Belitong yang indah. Dari rumput ini banyak jenis kerajinan yang dapat dihasilkan. Salah satu yang paling unik yakni sedotan purun atau Purun eco straw. Walaupun sedotan ini sekali pakai, kita tidak perlu khawatir karena Purun mudah terurai, ramah lingkungan, berasal dari bahan alami, steril, bebas bahan kimia, dan ajaibnya membawa dampak sosial.
Hal tersebut lah yang menarik perhatian Sandiaga Uno ketika berada di Belitung, saat melihat-lihat produk UMKM Babel, mata Sandiaga Uno langsung tertuju pada Purun eco straw atau sedotan purun. Memang, pada kunjungannya bulan Februari lalu di Belitung, Menparekraf RI ini berkesempatan untuk melihat langsung ke pabrik pembuatan sedotan purun. Tak disangka, karena keunikan sedotan purun yang terbuat dari tanaman endemik lokal yang tumbuh liar di Belitung, serta berdampak baik untuk lingkungan, justru membuatnya terekam jelas dalam ingatan Sandiaga Uno.
Bangga dan Bersyukur
Kebanggaan dan rasa syukur pun diungkapkan Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman dan juga Ketua Dekranasda Babel Melati Erzaldi yang sejak beberapa tahun lalu sudah melihat potensi dari tanaman endemik ini. Bahkan Gubenur Erzaldi tak segan-segan memberikan bantuan dan dukungan agar purun dapat menyelamatkan alam. Tak hanya itu, dirinya pun ‘menantang’ mahasiswa yang ada di Belitung untuk dapat membuat mesin pemotong dan pembersih purun sehingga membantu proses pengelolaan produksi purun ini dari segi waktu, kualitas dan juga kuantitas. Bahkan Surat Edaran (SE) sudah disiapkan agar seluruh hotel dan restaurant di Babel mengunakan purun untuk mengantikan sedotan plastik.
Hal yang sama pun dilakukan Melati Erzaldi, Ketua ICSB mengatakan bahwa sudah saatnya setiap pengusaha melihat purun sebagai produk yang menyelamatkan bumi. Sehingga, tak hanya berorientasi pada profit, tetapi ini saat setiap pengusaha berorientasi pada keberlangsungan alam dan makhluk hidup. Berbagai pelatihan mengolah purun ini sudah dilakukan, tak hanya di Belitung tetapi juga di Kabupaten yang lain.
“Ini saatnya, kita bertanggung jawab pada alam, purun ini jangan dilihat dari harganya, tapi lihat dari kebermanfaatanya, bagaimana nilai hidup ini bisa menajdi budaya masyarakat kita, dan alam yang indah masih akan dinikmati oleh anak cucu kita,” ujarnya.
Jatuh bangun untuk Purun
Adalah Harati, yang biasa di panggil mbak tatik salah seorang anggota tim eco straw yang dari sudah melihat potensi dari purun ini untuk menjadikannya menjadi sedotan higenis. Dirinya bahkan mencari bahan baku hingga ke pelosok dan melakukan riset selama 7 bulan untuk dapat memanfaatkan purun menjadi produk yang memiliki nilai guna. Tatik pun merasakan dukungan yang maksimal dari Gubernur Erzaldi dan sang istri yang turut berjuang dan tak henti-henti untuk mempopulerkan, mempromosikan dan mengenalkan potensi purun kepada siapa saja. Agar gaungnya terdengar hingga di tingkat internasional.
Dan impian pun terwujud. Kebahagian dan kebanggan terpancar saat melihat Purun ada di United Nation Assemby. Dibawa dengan penuh kebanggaan oleh Menteri Parekraf RI. Sudah banyak pasang mata yang melihat, makin mengenal dan diharapkan akhirnya mengunakannya.
“Purun ini punya kita semua, punya masyarakat Bangka Belitung, saya tidak pernah dan tidak akan pernah mengatasnamakan pribadi karena memang kami berjuang bersama,” ujarnya.
GN